Part 08.

3.5K 240 8
                                        


Hai, masih pada baca gak ya? Sorry tiga hari kemarin gw gak up soalnya gw kerja sampe malem terus

Semoga masih ada yang baca hehe


"Emang kalian habis ngapain?" Tanya shani sambil menatap keduanya

"Semalem gw mau di begal, tapi untung nya ada gracia yang nolongin gw" jawab wanita yang di tolong gracia semalam

"Eh tangan kamu udah di obatin?" Lanjut wanita itu bertanya pada gracia

"Emang tangan gracia kenapa?" Bukan gracia yang menjawab melainkan shani yang malah bertanya pada keduanya

"Tangan gracia kena sayatan pisau dari salah satu orang yang mau nge begal gw

"Astaga ge, coba buka jaket kamu aku mau lihat" ucap shani yang terlihat langsung khawatir saat mendengar gracia terkena sayatan pisau

"Gw gapapa tangan gw juga gak papa" jawab gracia

"Cepetan buka ge aku mau lihat. Kok kamu juga gak bilang apa apa sih"

"Gw gapapa"

"Cepetan buka gracia astaga"

Akhirnya gracia mengalah. Dia langsung membuka jaketnya dan melihatkan tangannya yang terkena sayatan pisau semalam

"Astaga, ini dalem banget ge. Liat darahnya juga masih ngalir kena jaket kamu" ucap shani yang heran karena gracia tidak menunjukan ekspresi kesakitan padahal ia yakin kalo dia yang terkena sayatan udah pasti nangis kejer.

"Ayo sekarang kita kerumah sakit itu lukanya dalem banget harus di jait ge" lanjut shani yang menarik tangan gracia untuk bangkit. Namun tenaga gracia lebih besar dari shani yang jadinya shani tidak bisa menarik gracia

"Gw gapapa" ucap gracia sambil menarik tanganya dari tangan shani

"Gapapa gimana sih ge itu juga masih berdarah" ucap shani yang kembali mencoba menarik gracia

Sebenarnya hati gracia sedikit menghangat karna perlakuan shani kepadanya yang terlihat sangat khawatir dengan keadaannya

Tapi bukan gracia kalau tidak keras kepala. Ia tetap kekeh tidak ingin ikut dengan shani pergi ke rumah sakit untuk mengobati lukanya.

"Gw bilang gak ya nggak. Gw paling gak suka di paksa kek gini" ucap gracia terlihat sedikit emosi karna shani terus memaksanya

Nada bicara gracia memang tidak seperti membentak shani ataupun memarahi shani. Gracia berbicara dengan nada yang datar, tapi itu cukup membuat shani syok

Setelah gracia berucap seperti itu ia langsung keluar kelas tanpa memperdulikan orang orang yang sedari tadi memperhatikan obrolan dia dengan shani

Gracia berjalan menuju rooftop sekolah. Karna ia pikir hanya disana tempat satu satunya yang pas untuk dia

Setelah gracia sudah sampai di rooftop sekolah ya ia langsung menuju kursi yang di sediakan disana

Gracia mendudukan dirinya di kursi itu kepalanya ia rebahkan menatap langit yang cukup cerah di siang itu.

Gracia memejamkan matanya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya

KEBAHAGIAAN? ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang