calon mantu?

31.7K 2.9K 87
                                    

Rama dengan cepat melajukan mobilnya ke rumah sakit, melihat Alan yang kesakitan membuatnya gugup dan ketakutan.

Saat sampai Alan langsung di bawa ke IGD karena memang sudah ada pemberitahuan lebih dulu.

Rama disuruh menunggu didepan ruangan dimana Alan diperiksa.

Rama terduduk lemas, wajahnyapun terlihat pucat, Rey dan Juna baru sampai menenagkan Rama bergetar ketakutan.

"Ram lo yang tenang, Alan dan bayinya pasti gak apa apa" ucap Rey berharap bisa menenangkan Rama meskipun hal itu tidak berhasil.

Rama tetap ketakutan mengingat wajah kesakitan Alan dan darah yang merembes keluar dari perut Alan.

"Ini semua gara gara gue Rey, kalau saja gue ngertiin Alan yang sedang hamil, harusnya aku lebih memperhatikan dia bukan melukainya seperti ini"

Rama tak kuasa menahan air matanya, ia menangis menyesali perbuatannya.

.

1 jam kemudian Ibu Rey dan para perawat lainnya keluar.

Rama langsung berdiri menanyakaan keadaan Alan "bagaimana keadaan Alan dok?"

"Keadaan Alan sudah membaik, bayinya juga tidak apa apa, sebentar lagi Alan akan dipindahkan ke ruang rawat inap, untuk lebih jelasnya nanti saya akan kekamar Alan"

"Terima kasih Dok?"

"Terima kasih ma" ucap Rey.

"Iya sayang..... eh ada Arjuna"

"Iya tante?"

"Juna jangan pulang malem malem ya, nanti flu lagi, diantar sama Rey kan?"

"Iya tante"

"Ya sudah Rey cepet antar Juna pulang ya"

"Iya ma"

.

Alan semalaman tertidur lalu pagi hari ia mengerjabkan matanya, ia tersadar apa yang ia alami, Alan langsung memegang perutnya lalu bernafas lega.

"Anak aku masih didalem" lega Alan. Lalu ia mengusap perutnya sendiri "jangan lahir dulu ya sayang, nanti kamu tidak bisa melihat mama dan papa" ucap Alan pada perut buncitnya.

Rama tersenyum melihat pemandangan indah itu dari pintu masuk.

Alan semakin lama mau menerima kehadiran anaknya dan itu membuat Rama lega juga bahagia.

"Udah mulai sayang hm, sama anak kita"

Alan menoleh ketempat suara itu, dimana Rama sedang membawa banyak tentengan makanan yang pastinya buat Alan.

"Si siapa bilang, dia selalu membuatku kesakitan, dia pasti menurun sifat bapaknya"

Rama terkekeh sambil meletakkan bawaannya dimeja lalu Rama duduk disamping bed Alan.

Rama mengusap pipi Alan "apa masih sakit?"

Alan menggeleng.

Rama lalu mengusap perut buncit Alan, posisi Alan yang menyender mempermudah Rama buat mencium perut Alan.

"Terimakasih sudah bertahan sayang" bisik Rama pada bayinya. Lalu mencium kening Alan.

"Terima kasih juga buat mama udah jagain baby dengan baik"

Alan tak kuasa mengulum senyumnya, wajahnya memerah malu.

Tapi sedetik kemudian Alan berubah lagi, "mama?, lo pikir gue cewek"

"Ya kan tadi kamu sendiri yang bilang Alan"

"Kapan? Aku gak inget"

Rama menarik nafas mencoba sabar menghadapi calon ibu anaknya itu.

Rama harus banyak banyak mengalah karena Alan yang sensitif bisa membahayakan Alan sendiri juga bayinya.

"Pagi Baby" sapa Kiera dari arah pintu.

"Pagi juga mami, lok kok bareng Rendi?" Jawab Alan.  Begitulah panggilan Alan pada Kiera karena permintaan Kiera sendiri.

"Tadi ketemu dibawah, iyakan Ren" ucap Kiera yang cukup memcurigakan.

"I iiya Lan" jawab Rendi gugup

"Ooh"

Selama beberapa bulan ini Kiera memang cukup sering menjenguk Alan, jadilah Kiera juga akrab dengan teman teman Alan, terkadang mereka jalan jalan berdua menuntaskan hasrat mengidam Alan yang ingin hal hal aneh.

Untung Kiera sabar dan sayang dengan Alan.

"Ngapain sih lo kesini, ganggu aja tahu gak Ra?" Keaal Rama.

"Kamu apa apaan sih Ram, aku itu kesini mau jengukin Alan bukan jengukin kamu"

Kiera dan  meletakkan bawaannya lalu duduk menggeser Rama. Sedangkan Rendi duduk disisinya lagi.

"Alan sayang, kenapa bisa sampai rumah sakit hm, ceritakan semua sama mami"

"Aku lagi apes aja mi, kesandung kursi, hehe"

"Ini pasti karena Rama gak jagain kamu dengan baik, iyakan?"

"Enggak kok mi, kali ini murni kesalahan aku"

"Terus bayi kalian gak apa apakan?" Tanya Rendi.

"Enggak Ren, tenang aja, dia masih ada didalem perut aku kok?"

"Lain kali hati hati jangan bawa motor sendiri, bahaya buat lo juga bayi lo, kenapa sih gak telpon gue aja biar gue yang jemput lo Lan, pake jalan jalan berdua lagi sama Juna, udah tahu kalian sering nyasar" kesal Rendi.

"Iya iya Ren, jangan ngomel gitu kenapa sih, gue lagi sakit loh Ren"

"Rendi itu khawatir sama kamu baby, lain kali telfon mami atau Rendi, oke" imbuh Kiera.

"Iya mi"

.

.

.

.

.

Setelah kejadian itu Alan cuti kuliah dan Rama selalu disamping Alan, kalaupun pergi pasti Alan ditemani Kiera atau teman teman Alan biar ada yang memantau keadaan Alan.

Sekarang usia kandungan Alan sudah memasuki 8 bulan.

Perutnya benar benar buncit, Rama sedang sidang skripsi. Kiera juga ada urusan penting lalu ketiga temannya sedang ada kuliah.

Jadilah Alan sendirian apartemen, Rama sudah mewanti wantinya agar tidak melakukan apapun yang membahayakan dirinya.

Alan kini sedang tiduran dikarpet bulu kesangannya sambil menton film horror kesukaannya akhir akhir ini.

Disela sela rebahannya pintu apartemennya bunyi, Alan kira itu Kiera yang memang mau kesana setelah urusanya selesai.

Tapi saat Alan membuka pintu ada sepasang paruh baya bergaya modis disana.

"Cari siapa om, tante?" Tanya Alan.

Kedua orang itu melihat Alan dari bawah sampai atas.

"Kamu ngapain di apatement calon menantu saya?"

"Maksud om dan tante Rama"

"Iyalah memangnya ada siapa lagi yang tinggal disini selain Rama?"

"Rama udah punya tunangan?" Tanya Alan.

"Nama tunangannya itu Kiera mereka udah tunangan 2 tahun yang lalu" jawab tante itu.

Alan shok tentu saja, selama ini Rama dan Kiera membohonginya, padahal Alan dan Rama sedang menjalin hubungan juga, lalu Kiera..... Alan sudah menyayangi wanita itu seperti kakaknya sendiri.

Tapi mereka membohonginya selama ini.

Alan tentu sakit hati mendengar kenyataan itu.


Nah lo, gak kebayang bagaimana sakitnya Alan dibohongi orang orang terdekatnya.

Jangan lupa vote komen ya.....

See you next chap

KETIKA AKU HAMIL? EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang