➡Chapter 21

972 129 10
                                    

•───────•°•❀•°•───────•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•───────•°•❀•°•───────•

Amerika Serikat
30 Agustus 1993

Di pedalaman hutan terdapat manor mewah berwarna gelap. Kelihatan antik dan klasik, didepan manor terdapat jalan setapak dengan tanaman pagar disepanjang jalan.

Langit begitu cerah, tetapi tidak dengan seorang anak laki-laki berusia tiga belas tahun yang kini berdiri didepan pemakaman yang terlihat masih baru, dibandingkan dengan makam-makam yang lainnya terlihat banyak lumut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit begitu cerah, tetapi tidak dengan seorang anak laki-laki berusia tiga belas tahun yang kini berdiri didepan pemakaman yang terlihat masih baru, dibandingkan dengan makam-makam yang lainnya terlihat banyak lumut. Letak pemakaman tidak berada jauh di belakang manor.

Anak laki-laki itu berbadan tinggi, berambut coklat gelap, rahang tegas, dan berkulit pucat. Ekspresinya datar menatap makam didepannya. Tapi, tidak dengan iris matanya yang berwarna hitam legam mengisyaratkan kesedihan yang begitu dalam. Dia Edmund Pevensie, sudah sebulan berlalu sejak Ayahnya dimakamkan, tetapi dia selalu mendatangi makam Ayahnya setiap hari tanpa terkecuali.

Sikapnya berubah drastis, dia yang biasanya ceria, terbuka, dan selalu tersenyum. Kini berubah menjadi sesosok yang pendiam, cuek, dan berbicara seadanya. Kehilangan Ayahnya sangat berdampak bagi Edmund, bisa dilihat dari perubahan sifatnya yang berubah drastis. Hal itu membuat saudara-saudari nya dan Ibunya khawatir, mereka sedih dan juga takut jika Edmund tidak kembali seperti dulu lagi.

Aaron Pevensie
Born
24 January 1959
Died
30 July 1993
His kindness will always be remembered

Edmund meletakkan setangkai bunga mawar merah didepan makam Ayahnya. Dia mengambil napas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan, sebisa mungkin dia tahan untuk tidak menangis. Apalagi ketika dia masih mengingat ucapan Ayahnya untuk dirinya dan juga Peter sebelum dia pergi meninggalkan mereka.

"Hidup ini singkat. Saat Ayah masih muda, Ayah menjalani hidup seolah-olah akan selalu bahagia, padahal tidak selalu begitu. Hal yang berharga, hal yang Ayah jaga, dan hal yang Ayah sukai, sirna lebih cepat daripada dugaan kita. Itulah hidup. Pesan dari Ayah adalah bertanggung jawab atas semua yang kamu lakukan. Apapun itu, sebagai pria sejati akan selalu bertanggung jawab terlepas dari apa yang telah dilakukannya, karena kalian laki-laki dan akan menjadi pemimpin nantinya. Ingat, jadilah seorang pria yang kuat seperti Ayah tahu akan diri kalian"

Another Weasley [ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang