➡Chapter 28

824 98 50
                                    

•───────•°•❀•°•───────•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•───────•°•❀•°•───────•

Kicauan burung membelah kesunyian pagi disertai dengan cahaya kuning keemasan dari matahari yang mulai terbit dari arah timur. Embun masih menghiasi diluar kastil. Angin sejuk masuk kedalam jendela besar yang berada di Aula Besar. Didalam ruangan itu dipenuhi dengan ratusan murid-murid Hogwarts yang tertidur didalam kantong tidur ungu yang empuk. Beberapa anak terdengar mendengkur, tetapi hal itu sama sekali tidak mengganggu tidur yang lainnya, mungkin karena kejadian semalam membuat mereka terlambat tertidur karena asik berceloteh.

Hembusan angin sejuk menerpa kulit Edmund. Hal itu membuat tidurnya terganggu. Perlahan dia membuka kelopak matanya yang terasa sangat berat. Dia terpaku ketika menatap pemandangan indah dihadapannya. Sesaat dia mengira berada di dunia lain, ketika mendapati seorang gadis yang bagaikan malaikat tertidur dihadapannya. Hingga akhirnya dia menyadari jika gadis yang berada dihadapannya itu adalah Rayna yang terlihat sangat lelap dalam tidurnya. Rayna tidur menyamping sehingga berhadapan langsung dengan Edmund.

Edmund dapat melihat dengan jelas wajah Rayna yang hanya berjarak beberapa senti dengannya. Dia juga merasakan hembusan nafas Rayna yang teratur menerpa wajahnya. Edmund tersenyum tipis sambil memperhatikan wajah Rayna lamat-lamat. Tangannya terangkat hendak menyentuh pipi mulus milik Rayna. Tetapi dia menghentikan tangannya yang hampir saja menyentuh pipi gadis itu, dia takut akan membangunkannya. Dia masih ingin menatap wajah damai itu lebih lama lagi.

Cukup lama Edmund memperhatikan wajah Rayna. Dia sudah melupakan tentang Ron semalam. Sebenarnya, posisi Edmund berada di ujung, disampingnya ada Ron, kemudian Rayna, Hermione, dan Harry. Disaat pukul tiga dini hari, setelah mereka mendengarkan pembicaraan antara Professor Dumbledore dan Snape, akhirnya mereka terlelap. Edmund tidak bisa tidur dikarenakan Ron yang mendengkur keras. Berbagai cara dia lakukan agar dapat menghentikan dengkuran Ron, tetapi semua itu hanya berujung sia-sia. Pada akhirnya dia segera keluar dari kantong tidurnya dan menyeret kantong tidur yang berisi Ron tertidur – keluar dari barisan anak-anak dan membiarkan Ron tidur sendirian dibawah meja panjang guru. Edmund segera kembali ke tempatnya, menggeser kantong tidur miliknya agar lebih dekat dengan Rayna.

Disaat Edmund tengah mengagumi wajah Rayna, tiba-tiba saja gadis itu menggeliat pelan. Menandakan sebentar lagi Rayna akan terbangun. Edmund segera menutup matanya dan berpura-pura tidur.

Rayna perlahan membuka kelopak matanya. Mengerjap-ngerjap kan matanya agar dapat menyesuaikan dengan sinar matahari. Hal pertama yang dilihatnya adalah Edmund yang tertidur. Hampir saja dia ingin berteriak ketika mengira Edmund telah tidur di kamar nya. Untungnya ingatan tentang kejadian semalam terlintas didalam pikirannya, hal itu membuatnya mengurungkan niatnya untuk berteriak.

Perlahan Rayna bangun, mendudukkan dirinya sambil meregangkan tubuhnya yang terasa kaku. Pandangannya mengedar memperhatikan semua orang yang berada di Aula Besar. Justin Finch-Fletchley sudah terbangun, dia berada di tengah-tengah Aula, duduk ditempatnya sambil melamun menatap keluar melalui jendela, sepertinya tengah mengumpulkan nyawanya yang masih belum terkumpul. Cewek-cewek Ravenclaw – termasuk Cho Chang – sudah terbangun, dan mulai melipat kantong tidur mereka sambil berceloteh ria. Sementara yang lainnya masih tampak tertidur nyenyak.

Another Weasley [ᴏɴ ɢᴏɪɴɢ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang