Khawatir

643 108 7
                                    

Suasana kelas cukup ramai pagi ini. Karena guru mengadakan rapat, para murid dibiarkan mengerjakan tugas kelompok dikelas, Chifuyu tentu sudah menyelesaikan bagiannya, tapi ia masih saja berkutat dengan buku-buku.

Sebenarnya pemuda bersurai pirang itu tengah bimbang, seminggu telah berlalu tapi Baji sama sekali tak mengajarkannya tentang apapun. Chifuyu juga tau bagaimana caranya, tapi ia masih terlalu canggung untuk mencobanya langsung.

"Puy pinjem catatannya" tegur Senju yang menjadi teman sekelompok. Chifuyu melirik gadis itu, ia memejamkan mata sembari mengusap dagunya.

"Nju, menurut lu kalo anak muda seusia kita pacaran itu ngapain aja?" tanya Chifuyu tiba-tiba. Senju dan Takemichi menoleh, mereka kaget karena pertanyaan yang diajukan Chifuyu.

"Hm apa ya, kalo seusia kita sih mungkin ke kantin bareng, belajar bareng, jalan bareng atau nonton di bioskop kalo liburan?" Chifuyu semakin bingung, masalahnya semua hal itu selalu ia lakukan bersama Baji, kecuali menonton film di bioskop.

"Kenapa kak Baji ga bilang ya kalo itu juga salah satu caranya?" gumam Chifuyu.

"Bilang apa Puy?" kali ini Takemichi yang bertanya.

"Gue baru jadian sama kak Baji—"

"HAH?!" teriakan Senju mengagetkan seluruh orang di kelasnya, sadar diperhatikan Senju cuma bisa tersenyum kikuk dan berkata maaf.

"Kok bisa???" Senju tampaknya sangat penasaran.

"Cuma simulasi, sebenernya gue minta bantuan kak Baji buat cari pacar, tapi gue bilang simulasi aja biar gampang dingertiin" jawab Chifuyu tanpa wajah bersalah, Takemichi cuma bisa menggeleng, jujur ia tau jika Baji menaruh rasa pada Chifuyu tapi tak berani mengatakan pada siapapun.

"Gila lo, mana ada simulasi pacaran" ketus Senju.

"Kan coba-coba" ujar Chifuyu membela diri.

"Lo kira bakso boraks apa coba-coba, nanti kalo beneran suka sama kak Baji gimana?" perkataan Senju ada benarnya. Kenapa baru menyadari sekarang.

"Ga mungkin lah" elak Chifuyu.

"Ga ada yang tau Puy" Takemichi ikut menimpali. Bisa jadi dengan cara ini Baji berusaha membuat Chifuyu sadar dengan perasaannya, Takemichi cuma bisa menunggu saja.

.
.

Hari sudah semakin sore, Baji berlari secepat yang ia bisa. Karena dipanggil ke ruang guru, hari ini ia tidak bisa pulang bersama Chifuyu. Jarak dari asrama ke sekolah membutuhkan waktu lima belas menit, Chifuyu bilang ia meninggalkan kunci miliknya di kamar jadi tak bisa masuk sebelum Baji pulang.

Saat ia tiba, Chifuyu sama sekali tak terlihat di mana pun. Baji kembali turun ke lantai satu untuk mencari pemuda itu.

"Chifuyu!" teriak Baji. Panggilannya tak kunjung mendapat sahutan Chifuyu.

"Ke mana dia?" sekarang pemuda bersurai hitam itu mulai panik. Tidak biasanya Chifuyu pergi tanpa memberi kabar.

Baji kembali naik ke lantai tiga, menuju kamar Draken dan Mikey yang berada di lantai yang sama dengan miliknya. Siapa tau anak itu sedang bermain bersama Draken atau Mikey.

Dengan tak sabaran ia mengetuk pintu kamar Draken dan Mikey. Tak lama pintu dibuka dan menampakkan raut kesal sang pemilik.

"Apaan dah brisik banget lu Ji" keluh Draken yang baru muncul dari balik pintu.

"Ada Chifuyu ga?" Draken menggeleng, Mikey yang baru keluar dari kamar mandi mengintip dari balik tubuh Draken.

"Napa Ji?" tanya Mikey penasaran setelah melihat wajah panik temannya.

Cari Pacar [BajiFuyu]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang