Seperti hari libur biasanya, setiap akhir pekan Baji akan pulang ke rumahnya meninggalkan Chifuyu sendirian di asrama. Jarak rumah dan sekolah yang tak terlalu jauh membuatnya sering pulang untuk memastikan keadaan ibunya baik-baik saja. Alasan Baji tinggal di asrama juga karena perintah sang ibu, katanya ia ingin melihat anaknya tumbuh mandiri dan bisa bertanggung jawab tapi tetap saja Baji akan pulang setiap akhir pekan.
"Asik tinggal siap-siap" gumam Baji yang baru masuk ke rumah. Dengan raut penasaran ibu Baji memperhatikan si anak, tumben sekali pulang dengan wajah cerah begitu.
"Kamu mau keluyuran lagi? Pergi sama siapa? Kenapa senyum-senyum gitu" Baji menyerit bingung, ibunya peka sekali kalau Baji sedang bahagia seperti ini. Padahal baru melangkah masuk sudah diinterogasi begitu.
"Kei cuma mau nonton doang bun" sang ibu cuma ber oh ria seraya mengangguk paham.
"Sama siapa? Sekali-kali ajak Chifuyu ke sini dong, kamu udah di rumah masih saja keluyuran ninggalin bunda" sindiran sang ibu menusuk uluh hatinya, Baji bingung bagaimana cara menjelaskan. Yang akan ia ajak pergi adalah Chifuyu, tapi Baji tidak tau harus berkata apa.
"T-tapi perginya sama Cipuy bun, masa Kei nonton sendirian"
"Oh! Yaudah gapapa ga jadi, kalian nonton aja, kalo udah pulang bawa Chifuyu ke sini ya" kalau sudah menyangkut soal Chifuyu pasti ibunya kegirangan seperti ini.
"Kei perhatiin, bunda suka banget sama Chifuyu" Baji duduk di samping ibunya, mengambil beberapa camilan yang tersedia di meja. Semenjak Chifuyu jadi teman sekamarnya sikap ibunya berubah, yang awalnya selalu posesif dan selalu khawatir kini jadi lebih tenang dan tidak menuntut sesuatu. Dulu saat Baji masih duduk di kelas satu SMA setiap tiga jam sekali pasti menelpon, tapi ketika Chifuyu ia kenalkan ke sang ibu reaksinya berubah drastis.
"Semenjak Cipuy jadi temen sekamar bunda udah mulai cuek sama Kei"
"Bukan gitu Kei, Chifuyu itu anaknya baik, bunda masih sayang sama kamu tapi gimana ya eum..." ibunya tengah berpikir sembari menopang dagu, Baji menunggu perkataan sang ibu sambil mengunyah keripik kentang.
"Chifuyu itu imut, sopan, baik, penurut, cara bicara ke orang tua juga ramah, ga kasar orangnya"
"Bun Cipuy juga preman di sekolah" sela Baji.
"Hus diem dulu bunda belum selesai ngomong" kata ibu Baji sambil memukul pelan bahu Baji.
"Chifuyu itu idaman bunda"
"Ohok ohok!" Baji memukul-mukul dadanya setelah ibunya selesai berujar. Perkataan sang ibu mengagetkan Baji, apa maksud dari kata 'idaman' barusan?
"Minum Kei" Baji meneguk minumannya cepat, ia menghela napas lega lalu menatap ibunya kaget.
"Bunda?"
"Kenapa?"
"Maksudnya apa?" tanya Baji ketir.
"Ya bunda pengen punya anak kayak Chifuyu, kamu mau ga punya adik kayak Chifuyu?"
"Engga" jelas Baji menolak kalau Chifuyu diminta jadi adiknya, keinginan Baji dari awal bukan itu.
"Loh kenapa? Chifuyu itu kan baik, suka nolongin Kei juga"
"Pokoknya Kei gak mau, udah anak bunda cuma Kei ga ada yang lain lagi" ibunya mengerucutkan bibir tak suka, ia kira selama ini Baji akan menyetujui pemikirannya soal Chifuyu.
"Jangan merengut gitu nanti cantiknya ilang, Kei mau mandi dulu" Baji mengecup pipi ibunya niat memperbaiki suasana hati, Baji itu selalu tak tega melihat ibunya sedih jadi terkadang ia memberi kecupan sama yang seperti ibunya lakukan jika Baji sedih. Seperti kata pepatah, buah jatuh tak jauh dari pohonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cari Pacar [BajiFuyu]✔
Fanfiction[Tamat] Berbagai cara akan Chifuyu lakukan demi mendapatkan seorang kekasih, bahkan ia sampai meminta bantuan Baji lantaran kesulitan melakukan hal itu sendirian. "Kak bantuin Cipuy cari pacar" pinta Chifuyu. "Ga perlu jauh-jauh Puy, kan ada gue"...