"Akh shh"
Chifuyu meringis kala Baji memaksa untuk masuk, terlalu sempit dan sulit untuk dimasukkan. Baji berdecak lantaran Chifuyu terus saja mengeluh kesakitan.
"Pelan-pelan kak" pintanya.
"Sabar, ini juga udah pelan"
Pintu kamar mereka tak tertutup rapat, suara ambigu itu mengundang Mikey yang baru saja lewat untuk menguping di dekat pintu. Alisnya menukik dalam, sedang apa mereka berdua sampai membuat suara-suara seperti itu.
"Ahh ..."
"Sempit banget Puy"
Mikey terbelelak mendengar percakapan itu, apa yang Baji lakukan pada Chifuyu sampai si surai pirang mendesah.
"Mikey? Ngapain di sini?" tanya Draken yang memperhatikan gerak gerik si pendek. Mikey menarik tangan yang lebih besar untuk mendekat, ia meletakkan jari telunjuk di depan bibir mengisyaratkan Draken agar tak bersuara.
"Ssst, diem" titahnya.
"Ahh ... t-tunggu kak, sakit banget" keluh Chifuyu. Draken ikut terkejut mendengar suara Chifuyu, otaknya langsung berpikir yang tidak-tidak. Jam delapan malam dengan suara laknat Chifuyu, apa yang mereka lakukan di dalam.
"Jangan gerak-gerak gitu, susah masuknya. Harusnya tadi pake ludah biar licin"
"Bangsat, mereka ngapain?" tanya Draken panik, kalau ketahuan penjaga asrama bisa-bisa mereka ditendang dari sana. Mikey cuma mengangkat bahu tak acuh, yang ia nikmati hanya percakapan ambigu Baji dan Chifuyu, kalau yang lain masa bodoh baginya.
"Wah ga bisa dibiarin"
"Tunggu Kenchin!" Draken mendorong keras pintu kamar bernomor 19 itu, ia tak tahan dengan tingkah Baji kali ini. Cukup dengan kemesuman Baji, yang terpenting adalah melindungi Chifuyu dari terkaman sahabat mereka.
"WOI LU BERDUA NGAPAIN?I!" Chifuyu dan Baji tersentak kaget, tamu tak diundang masuk tanpa permisi dan menimbulkan kegaduhan. Draken datang dengan raut terkejut dan Mikey yang mengekori di belakang.
"Apaan?" tanya Baji tak mengerti.
"Lah ..." Mikey langsung menghela napas kecewa. Bagaimana tidak, ternyata Baji sedang memasangkan Chifuyu sepatu yang terlihat sudah agak usang.
"Kenapa kak Draken?" Chifuyu juga tak mengerti kenapa Draken dan Mikey seperti memergoki mereka melakukan hal lain.
"Lu ngapain Ji, bikin Chifuyu desah kedengeran sampe luar anjir" ujar Draken tak terima.
"Gue pakein Cipuy sepatu yang udah lama ga dipake, baru nemu tadi pas bersih-bersih. Tapi ga muat, udah gue paksa tetep susah masuknya"
"Percakapan lu dua ambigu tai" seru Mikey dengan raut kesal. Baji dan Chifuyu saling bertukar pandang, memangnya apa yang dua sejoli itu pikirkan.
"Lagian napa pake ludah segala panjul, lu kira mau masukin titit" Mikey memukul keras kepala sahabat kecilnya itu, ia mendorong Baji menjauh dari Chifuyu. Si surai pirang melotot kaget ketika Mikey berucap tanpa disaring lebih dulu, jangan salahkan Mikey, ia kira dua temannya itu melakukan hal mesum di kamar.
"Siapa yang mau masukin titit anjir, gue ga ngapa-ngapain" ujar Baji membela diri.
"Lagian gue mau masukin titit ke mana?" Draken menepuk jidatnya pasrah, disaat seperti ini kenapa harus mengandalkan kebodohannya. Chifuyu terkekeh ketir, tak perlu dijelaskan juga ia paham apa yang Mikey maksud.
"Bodo anjir, cape ngomong sama orang bego" Mikey melangkah keluar dari kamar Baji dan Chifuyu, Draken menepuk pelan bahu Chifuyu lalu menyusul Mikey keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cari Pacar [BajiFuyu]✔
Fanfiction[Tamat] Berbagai cara akan Chifuyu lakukan demi mendapatkan seorang kekasih, bahkan ia sampai meminta bantuan Baji lantaran kesulitan melakukan hal itu sendirian. "Kak bantuin Cipuy cari pacar" pinta Chifuyu. "Ga perlu jauh-jauh Puy, kan ada gue"...