✧26✧

48 8 4
                                    

Vote!

"Apa ya?"


-aneh-

Leona menunduk sedikit dan tersenyum."Selamat pagi bu,maaf menganggu."

Perempuan cantik yg sedang duduk di kursi sambil membolak-balikkan kertas itu tersentak kecil dan menoleh."Ah cari siapa ya?"

Leona masuk sambil membungkuk di awal dan tersenyum,dia harus ramah dong.

"Bu Gia ada?saya mau mengajukan proposal lomba."

Perempuan yg belum di ketahui oleh Leona pun mengangguk paham.

"Itu kakak saya,maaf tadi dia izin karna ada urusan di luar. Dan sementara saya yg menghandle."

Leona mengangguk sambil tersenyum."Apa boleh saya titip ke ibu?"

Perempuan itu mengangguk."Boleh,oh ya nama kamu siapa?"

"Leona bu."

Perempuan itu terdiam sebentar dan tersenyum lembut."Panggil saya Sia ya."

Leona mengangguk dan segera menaruh map nya di meja.

"Saya permisi bu,dan terimakasih."

Sia mengangguk tak lupa tersenyum. Senyumannya memudar saat pandangan tak menangkap sosok Leona lagi. Dia terdiam dan menghela nafas. "Impossible."

...

Leona mendudukkan dirinya di kursi kantin. Tak lupa ia tersenyum tipis.

"Udah?" tanya Jeongwoo.

Leona mengangguk, tangannya ia jadikan tumpuan. Dia menatap depan dengan pandangan kosong. Entahlah pikirannya tak bisa diam.

Doyoung yg memang berada di situ pun melirik ke arah Jeongwoo, terlihat pemuda itu asik makan tanpa melihat perubahan wajah Leona.

Ucapan Ibunya kemarin terputar lagi.

"Jaga baik-baik ya, Leona."

Entah apa yg dibicarakan,ia hanya mendengar itu iya hanya itu. Karena kemarin ibunya meminta untuk ia keluar sebentar dengan Jeongwoo. Membiarkan ibunya itu bersama Leona.

Apa Leona sedang memikirkan itu?

Leona tersadar dari lamunannya dan menghela nafas panjang nya. Perutnya meminta untuk diisi.

Dia melirik makanan Jeongwoo,dengan cepat dia mengambilnya sampai kuah di makanan itu hampir tumpah.

"Heh!bakso gue!"

Dengan cepat Leona menyuapkan sesendok bakso dan mengunyahnya cepat.

"Uhuk!"

"Mampus! kualat kan lo!" Dengan cepat Jeongwoo mengambil mangkok baksonya.

"Iwhh!rasanya hambar gitu!" Leona berlagak ingin muntah tapi baksonya sudah ketelen.

"Enak gini!lu bilang hambar!"

Doyoung melirik Leona sejenak."Kuahnya kurang asin ya?" Leona menggeleng sambil mengelap bibirnya dengan tisu.

"Bakso doy bukan kuah!"

Doyoung mengangguk kaku."Y-ya maap,"

Leona bangkit dan berjalan pergi meninggalkan kedua pemuda itu.

"Heh na!mau kemana?"

"Kelas!" jawab Leona sedikit berteriak.









































ANEH [HARUTO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang