Recana hari ini Miftah akan mengajak Kalani ke Pesona Butik karena ada acara kumpul-kumpul bersama di sana.
Sambil menunggu Kalani dandan, Miftah membuka gawai miliknya. Baru membuka, Miftah sudah mendapatkan pesan dari Naufal. Laki-laki itu langsung mebuka pesan dari sahabatnya itu. Sahabat Miftah memang satu-satunya ya cuma Naufal, dari dulu sampai sekarang masih saja dekat.
Naufalsani.
Acara dibatalkan dikarenakan istri saya mau lahiran.
Setelah membaca pesan itu, Miftah spontan membulatkan mata sipitnya. Mak Sani mau lahiran?
Naufalsani.
Cepet ke sini! Gue mau nitip anak-anak gue!
Iya papa muda yang punya banyak anak! Kayak ... Ayam.
Miftah sedikit tertawa saat membalas pesan singkat itu, sampai dirinya tidak sadar ada Kalani yang sudah berada dihadapannya.
"Kak Miftah!" panggil Kalani sedikit mengeraskan suaranya. Miftah mengerjap dan langsung menaruh ponselnya di atas ranjang. "Dari tadi senyum-senyum mulu. Sekarang malah ketawa. Segitunya sama handphone," protes Kalani.
Miftah tersenyum dan hendak bangkit dari duduknya, tapi Kalani mencegahnya.
"Udah, duduk aja. Aku gak mau ya, mendongak-dongak menatap Kak Miftah," pinta Kalani. Miftah menghela napas pelan. Baiklah, sepertinya Miftah memang harus duduk jika ngobrol dengan Kalani. Kasihan juga, bisa-bisa leher istrinya sakit.
"Iya, iya," ucap Miftah.
"Jadi ke Pesona Butik, kan?" tanya Kalani.
"Enggak jadi," jawab Miftah. Kalani mengeutkan dahi.
"Kenapa? Kok gak jadi?" tanya Kalani lagi.
"Kata Naufal, Sani hari ini lahiran. Jadi nanti kita ke rumah sakit," jelas Miftah.
"Sani lahiran? Serius, Kak?" tanya Kalani memastikan. Miftah mengangguk.
"Ya udah, ayo berangkat sekarang," ajak Kalani tidak sabar.
"Udah boleh berdiri, nih?" tanya Miftah. Kalani tersenyum canggung lalu mengangguk kemudian mengulurkan tangannya.
"Ayo," ajaknya. Miftah terssenyum lalu meraih tangan kanan Kalanya.
"Tumben," ucap Miftah seraya bangkit dari duduknya.
"Tumben apa?" tanya Kalani.
"Tumben romantis meski sedikit," jawab Miftah dan membuat Kalani tersenyum.
"Apa, sih, gitu doang dibilang riomantis," protes Kalani.
"Emangnya yang romantis tuh kayak gimana sih, Lan?" Miftah kembali bertanya. Kalani mengerjap. Tuh, kan, Miftah mulai deh modusnya.
"Kayak gini." Kalani mencubit lengan Miftah dan sontak membuat suaminya mengaduh sakit.
"Awww, sakit beneran, sayang," ringis Miftah. Kalani hanya tersenyum pada Miftah. Laki-laki itu mengacak-acak jilbab persegi empat milik sang istri.
"Ck. Kak Miftah!" Kalani tampak kesal kala jilbab yang sudah berusaha ia bentuk kini dengan entengnya tangan Miftah merusaknya.
"Maaf ya sayang, sengaja," ucap Miftah seraya membenarkan jilbab Kalani.
***
Sampai di Rumah Sakit Medika, Kalani dan Miftah langsung menuju ruang VIP satu, sesuai yang Naufal share di whatsapp. Sembari tetap melangkah, sesekali Kalani menatap Miftah dan para pengunjung rumah sakit serta Suster yang melintas secara bergantian. Wanita itu menghela napas pelan, kesal juga nih, menyaksikan suaminya menjadi sorotan publik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temani Sampai Surga
Romance[Romance-Islamic] Lareina Alanna Kalani, nama yang sangat indah, seindah kisah hidupnya. Gadis bermata biru, yang tatapannya selalu tersorot ketenangan sekaligus mampu memikat hati hanya dalam kedipan mata. Gadis yang dengan mudahnya membuat sosok...