Bar Nuit chaude
Akhhhh....Akhhh...ahhhhh...yaaasshh...te..teruss phii...
Di dalam satu ruangan dengan lampu berwarna ungu kemerahan, dua laki-laki sedang melakukan peraduan panas.
ya..yaa...disituu phiiaakkhhh...faster pleasee..
Laki-laki yang lebih kecil badannya, terus dihujani dengan tumbukan daging panjang dan berurat di bagian belakangnya. Berkali-kali hingga membuatnya terdorong ke depan dan ke belakang. Semakin cepat ritmenya, semakin sesak nafas laki-laki itu.
Gesekan antara hole dengan daging itu sangat pas. Bunyi-bunyi erangan nikmat membersamai suara penyatuan tubuh kedua insan tersebut.
oh my God, you're so sexy little slut...here...accept thiss..uaakhh..your hole drive me crazy bitch..aakhhhh..
Laki-laki di belakang, semakin menaikkan ritme tumbukkan dagingnya pada hole lelaki mungil di depannya ini. Dan tak lupa jiga, dia memainkan daging mungil milik laki-laki di depannya.
Naik. Turun. Naik. Turun. Kocok. Turun. Kocok. Dan terus begitu sampai dirasanya penis mungil itu mulai membesar tanda akan memuntahkan laharnya.
Akhhh...phi..phii..Gun mau keluarr phii..akhhh..
Together my little slut...
Akkhhhh.../Akkkhhh...
Dua insan itu akhirnya mendapatkan kepuasannya bersama-sama. Setelah selesai, si pria yang lebih kecil langsung mengambil baju dan celananya yang sudah dicampakkan ke sembarang arah oleh partnernya tadi.
"Phi, mana bayaran Gun? Cepatlah, Gun masih harus melayani tamu lain di bar." Ya laki-laki mungil yang sedari tadi dihujani tumbukan daging panjang dan berurat di bagian belakangnya, adalah Gun Attaphan.
"Aoww..sudah mau pergi? kamu gamau tidur sama phi dulu? phi masih pengen cuddle bareng kamu loh nong." Ucap laki-laki yang sekarang masih baring di tempat tidur tanpa sehelai benang pun di tubuhnya.
"Enggak phi. Ingatkan peraturanku?" Tegas Gun kepada partnernya.
"Seks.Bayar.Pulang." Jawab partner Gun dengan wajah yang sedikit kecewa.
"Pintarr.. nah sekarang mana? mana uang bayaranku phi?." Gun membuka telapak tanggannya ke arah laki-laki di depannya.
"Khaapp...sabar dong nong sayangg." Laki-laki yang lebih tua darinya itu memberikannya cek kosong dan menyerahkannya pada Gun.
"Aaoooww..cek kosong?? Khopkun naa phii...semoga dedek nya phi sering-sering silaturahmi sama holeku..jub.jub." Gun mengambil cek kosong itu dengan raut wajah yang sumringah dan memberikan kecupan terakhir pada kedua pipi pria di depannya itu.
Gun lalu langsung keluar dari ruangan khusus yang memang disediakan untuk tempat beradu "dedek".
"Sawaddhii nong Gunn. Jadi gimana tadi sama P'Pak?" Itu suara P'Jane yang juga adalah salah satu pekerja seks sepertinya.
"Huftt...seperti biasa...dia tak pernah memuaskan bagiku...dia hanya menang besar dan berurat saja..tapi skillnya sungguh buruk hingga di tahap aku hanya memuaskannya dan dia tidak memuaskanku..aku lelah harus berpura-pura mendesah nikmat saat dia memasukiku..aku hanya tak ingin dia marah dan tak membayarku lagi...SIAL...DIA TIDAK ENAK, TAPI UANGNYA SUNGGUH NIKMAT!!." Keluh Gun pada Jane panjang lebar dan sambil terus mengembungkan pipinya hingga membuatnya semakin menggemaskan.
"Ulululu..sabar nong, aku dengar member premium kita bertambah loh. Dan, mau tahu berita baiknya?!!" Jane berusaha menghibur Gun dengan antusias.
"Alaiwaa phi?? Gun sedang tidak mood. Memangnya apa berita baiknya?" Tanya Gun dengan tidak bersemangat, namun masih penasaran.
"Member premium baru kita itu sangatt jagooo...Testimoni ini phi dengar langsung dari teman-teman phi yang ada di bar lain. Dan berita fantastis lainnya adalah, MEMBER BARU PREMIUM ITU ADA 3 ORANG!!" Jane berteriak dengan semangat sambil mencubit pipi gembil Gun.
"CINGO PHI?!! WAHHH GASABARR!!!TERUS, UANG MEREKA PHI? Percuma enak genjotnya, kalau uangnya cuman sedikit." Ucap Gun pada Jane.
"Aoww...dasar kamu nong, tentu saja mereka kaya. Kalau tidak bagaimana bisa mereka menjadi member premium di bar kita ini." Jelas Jane sambil kembali mencubit pipi Gun dengan gemas.
"Iya juga sih phi..Ah sudahlah, kalau begitu Gun layanin orang dulu ya phi. Itu ada yang pesan minuman daritadi." Gun kemudian pamit dan pergi ke arah meja bartender menemui laki-laki yang sejak tadi sudah mengedipkan matanya ke arah Gun dengan seduktif.
Gun memang bukan hanya sekedar pekerja seks di sini, dia juga merangkap sebagai bartender. Dia bilang itu sebagai tanda terima kasih karena bar ini sudah menampungnya dan memberinya tempat tinggal yang selalu diinginkannya sejak kedua orangtuanya meninggal dunia.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Slut
Fanfiction2 kutub magnet yang saling tarik-menarik. Kenikmatan antara surga dan neraka. Apa yang harus dilakukan? Perasaan ini terasa benar namun juga salah. Entahlah, atau mungkin rasa salah ini yang membuatnya semakin menantang? Warn❗ Ini cerita bxb Pliss j...