Cinq (5)

169 14 4
                                    

Holaa!!! Akhirnya aku punya waktu buat Up ini. Thanks all udah menjadi pembaca setiaku. Kalian itu berharga sekali buat aku. Wuff uuu to the moon and back🤸❤️

Okey...mari kita lanjutkan cerita tentang baby kesayangan Uul yapp
.
.
.
.
.
.

"Baik White, karena hari ini semua jadwal sudah saya kerjakan, maka mulai dari saat ini sampai besok siang jangan menghubungi saya!" Suara penuh penekanan oleh seorang Off Jumpol yang sudah tidak tahan untuk mengunjungi 'sarangnya' kembali.

"T..Tapii khunnn Off.. a..ada urusan apa sehingga meninggalkan kantor begitu lama, bagaimana jika Bos Besar tahu?" Cicit White karena mau bagaimanapun dia adalah sekretaris yang harus bertanggungjawab.

"LAKUKAN SAJA APA YANG AKU KATAKAN DAN JANGAN PERNAH MEMBANTAHKU ATAU KAU AKAN TAHU AKIBATNYA WHITE!!" Titah Off penuh penekanan dan dengan kharisma yang meluap-luap.

"Ba..baikk khun, saya permisi. Sawadhikhrap" White pamit undur diri untuk menyelamatkan nyawanya, enak saja dia masih perawan ting-ting sudah mau dihabisi, bisa-bisa nanti dia jadi hantu perawan yang gentayangan lagi.

                    --- Di Nuit Chaude ---

'kringg...kringgg..kringg'
Suara lonceng tanda pintu bar terbuka dan pertanda akan adanya pelanggan baru.

"Selamat malam khun Off" Itu suara P'Jane yang biasa menyambut tamu di bagian depan dan tentu saja sudah mengenal seorang Off Jumpol, salah satu member premium baru di bar tempatnya bekerja.

"Hm. Tolong panggilkan Gun." Ketus Off tanpa melihat mata Jane, karena saat ini ia sedang sibuk mengelilingi bar itu dengan matanya untuk menemukan 'sarangnya' yang imut dan hot itu.

"Aaa Nong Gun?? Khotod na kha, nong sedang mengambil cuti, jadi tidak ada di sini khun." Jawab P'Jane dengan lugas

"HAHH??!!! PELACUR JUGA BISA CUTI??" Teriak Off frustasi

"I..i..iy..iyaa Khun Off. Nong Gun sudah lama bekerja keras, mungkin dia ingin beristirahat sementara." Gagu P'Jane setelah mendengar teriakan frustasi Off sebelumnya

"Huh. Ya sudahlah. Aku pergi saja." Off mulai berbalik badan dan melangkahkan kakinya menuju pintu keluar

"Kha..khotod na Khun Off." P'Jane memberikan Wai kepada Khun Off menunjukkan rasa hormat dan sekaligus permintaan maafnya

Tiba-tiba muncul satu ide licik dalam pikiran Off, sang evil.

"Hm.. tidak mengapa. Saya akan maafkan kamu, jika kamu memberikan saya nomor telepon Nong Gun sekarang." Off berbicara dengan nada mengintimidasi sambil membalikkan kembali tubuhnya hingga saat ini berhadapan dengan P'Jane

"Khotod Jing..jingg.. na kha, untuk nomor telepon adalah privasi yang tidak boleh dibagikan kepada siapapun juga Khun." P'Jane menolak dengan penuh antisipasi atas kemarahan Off

"Oohh.. kamu menolak?? Jane, ingat siapa anak kecil ini??" Tanya Off kemudian sambil menunjukkan sesuatu di dalam layar hpnya

"Kh..khunn Off saya mohon, jangan ganggu putri saya.. saya mohon Khun." Melas P'Jane sambil matanya mulai berkaca-kaca

"DAI...Kalau kamu tidak mau anak yang kamu 'sembunyikan' ini aku sentuh, maka kamu pasti tahu apa yang harus kamu lakukan." Ancam Off kepada P'Jane disertai seringaian bengis khasnya

P'Jane pun tidak punya pilihan lain, dan akhirnya meminta maaf kepada Gun di dalam hatinya.

"Baik. Ini nomor Nong Gun Khun. Saya mohon jangan ganggu putri saya Khun." Ucap P'Jane sambil menunjukkan nomor Gun di layar Hpnya kepada Off

"ASSSAAA!!! Yeasss!!! It's Okay, I'll not touching your daughter." Jawab Off sambil matanya masih menatap ke layar hpnya dengan senyum lebar di wajah devilnya

_See you my slut_

Di sisi lain, Gun sedang menikmati hari-harinya sebagai manusia biasa. Hari ini hanya ada Gun yang berumur 23 tahun. Gun yang bebas. Gun yang bukan alat pemuas nafsu lelaki-lelaki kelaparan.

"Hmm...Indah sekali pantai ini, seandainya mama dan papa masih ada, pasti mereka juga suka melihatnya." Gun bermonolog sambil menahan bulir bening di mata yang berontak ingin dikeluarkan

"Ma..pa..Gun kangenn banget sama kalian. Kata P'Jane kalau orang sudah berpulang, akan menjelma menjadi bintang di langit, lalu apakah kalian segitu bahagianya ingin menjadi bintang hingga lupa membawaku bersama kalian saat itu??" Kali ini Gun tak kuasa lagi menahan air matanya, ia membiarkannya, karena pantai ini hanya ada dia mengingat hari sudah sore menjelang malam

"Kalau begitu, aku akan menunggu sampai kalian muncul dan akan menceritakan semua kehidupanku di bumi ini, selama kalian bersenang-senang menjadi bintang di atas sana." Gun mulai membaringkan tubuhnya di pasir pantai, ia menengadah ke langit sambil menunggu bintang-bintang muncul untuk segera dimarahinya

Hari pun tak terasa sudah sangat malam, waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 malam. Gun ketiduran di pantai dan sedikit yang dia tahu, bahwa sebenarnya daritadi dia tidak sendiri.

Tubuh Gun melayang, diangkat ke atas atau lebih tepatnya digendong ala bridal style oleh seseorang dengan tangan yang kokoh dan tubuh yang tegap serta aroma maskulin yang menenangkan pikiran. Gun masih belum terbangun dari mimpi indahnya, malah dia semakin mempererat pelukannya kepada tubuh yang menggendong dirinya.

"Manisnya. Kau harus menjadi milikku" Ucap orang yang menggendong Gun sambil tersenyum lembut namun penuh penekanan.

.
.
.
.
Hayo siapa tuch yang gendong baby Gun guvvehhh??? Kasih tahu gak yaaa??

Hahahaha...stay tune ya kalau penasaran. See you my lovely reader. Love u all.

Love SlutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang