Sudah genap seminggu Alvin menempati kediaman di rumah keluarga Elvan, bersama pria itu dan adik perempuan-nya. Dan tentunya disini Alvin memiliki kebiasaan baru.
[ Pertama ]
; Tidur malam dengan tenang.
Dulu, saat rumah mereka ( elvan-alvin ) masih berpisah, Alvin sangat sulit untuk bisa tidur malam. Alasannya?
Karena ia dihantui oleh bayangan mengerikan itu yang setiap saat selalu muncul di dalam mimpinya.
Tidak ada ketenangan sama sekali saat di malam hari, rasanya benar-benar menyesakan baginya.
Dulu, Alvin terbiasa berlari kepada Elvan, mengganggu waktu tidur pria itu hanya ingin minta ditemani bermain atau menonton film. Tapi beranjak remaja, Alvin sadar. Yang dia lakukan sama saja menyiksa Elvan.
Disekolah Elvan jadi sering tidur saat jam pelajaran, mengakibatkan nilai-nya menurun dan kurangnya semangat belajar karena tertinggal banyak materi.
Ini salah satu alasan Elvan menjadi g*bl*k. Sejak saat itu Alvin tak pernah menemui Elvan malam-malam.
Alvin tidak pernah bercerita tentang masalah ini, jika sebenarnya, saat malam hari ia selalu terjaga.
Seringnya, ia baru bisa tertidur setelah menelan beberapa pil obat. Atau setelah belajar sampai pagi. Biasanya pukul 04.00 pagi ia baru bisa tertidur.
Menyiksa, tapi mau gimana lagi(?)
Tapi, keadaan akhirnya berubah setelah Elvan mengetahui hal itu.
Yah, Alvin tertangkap basah oleh Elvan saat mengkonsumsi obat(?) Itu. Dia marah? Tidak. Tapi kesal.
"Jadi alasan lo selalu minta temenin nonton film tengah malem karena 'alasan itu' kenapa lo bohong sih, katanya kangen sama gue, kepengen ditemenin terus. Halah tai!" Dumel Elvan.
Alvin hanya menyengir menahan malu, ia juga bodoh sekali dulu beralasan seperti itu. Jika diingat, dia malu sekali.
Terlepas dari rasa malu, Alvin malah dibuat nyaman dengan sikap Elvan sehabis insiden 'tertangkap basah' itu.
"Jangan banyak konsumsi obat kayak gitu, kasihan ginjal lo."
"Tapi tanpa itu, gue gak bisa tidur tenang."
"Ada kok cara lain,"
"Hah, Apa emangnya?"
Elvan beranjak pergi kekasur, kemudian menatap manik mata Alvin. "Sini." Katanya sambil menepuk-nepuk bantal disampingnya.
Alvin saat itu hanya menurut dengan isi kepala yang buntu, ucapan Elvan bagaikan sihir yang membuatnya langsung menuruti permintaan pria itu.
Memposisikan diri dengan tertidur disamping Elvan, kemudian terkejut menerima sentuhan Elvan yang mengelus Surai rambutnya.