Malam ini hujan turun begitu deras, angin pun ikut menyertai. Disusul pula dengan suara geluduk yang sejak tadi terdengar. Sangat berisik bagi Alvin, dan tidak nyaman. Tapi Alvin berusaha menahan dirinya, pikirannya saat ini hanya dipenuhi oleh keadaan Raka dan Ratna, untung saja memori mengerikan itu tidak ikut andil didalam otaknya.
Disaat seperti ini jalanan memang sepi, lelaki itu memotong jalan karena sejak tadi ia tidak menemukan kendaraan yang tepat untuknya. Dan kebetulan jalanan yang ia lewati sangat sepi, hanya lampu jalanan yang menjadi penerangan disana. Sepanjang jalan, tidak ada satupun motor, mobil, dll yang melewati jalanan itu.
Tapi jalan inilah satu-satunya agar ia bisa cepat sampai kerumah. Persetan dengan suara geluduk, hujan, dan gelap, Alvin mencoba untuk melawan rasa takutnya. Dan mungkin ini saatnya ia bangkit dari rasa trauma itu. Perlahan pasti dia bisa. Iyakan?
Alvin memperlambat langkahnya saat kembali merasakan sakit diperutnya, membungkuk dengan satu tangan memegang lutut, sejenak lelaki itu merintih.
hingga suara derum montor mengalihkan perhatiannya, membuat ia mendongak. Suara itu sangat berisik dan besar, bahkan sampai menyamarkan suara geluduk. Ternyata tidak hanya satu, seperti seperkumpulan geng motor(?)
Alvin hendak meminggir, namun salah satu motor melaju cepat kearahnya. Spontan Alvin menutup mata saat lampu motor itu menyorot terang matanya, Alvin mengira ia akan tertabrak tapi nyatanya saat perlahan membuka mata kini dapat ia hitung 4 motor sport hitam sedang mengelilingi dirinya.
Alvin jadi takut kalau-kalau mereka adalah sekumpulan para gengster atau apalah. Alvin bergeming ditempat, hanya melihat mereka dengan bingung. Sampai akhirnya mereka berhenti dan mematikan mesin.
"Wah lihat bos, kayaknya ada yang tersesat nih." ucap salah satu diantara mereka.
"Anak rumahan nih kayaknya, pasti duidnya banyak." ucap yang lain.
"Hustt..hustt.. jangan gitu dong sama cowok cantik." ucap yang lainnya lagi, namun kali ini orang itu turun dari motornya, melepas helm yang ia kenakan kemudian mendekati Alvin.
"Ati-ati cuk, dia homo. Just info HAHAHA!" kata temanya yang langsung disaut dengan tawaan temanya yang lain.
"Len, jangan lo perkaos lho, kasian masih polos!"
"Iyanih si valen, jangan serem-serem gitu dong liatnya, santai aja. Lo malah keliatan kayak serigala yang mau mangsa domba tau gak. AWOAKWOAKWOAK!"
"Serem lo len, untung gak ada yang lo demenin diantara kita HAHAHAH!"
"Gue juga ogah modelan kayak kalian, gak nafsu!"
"Wahhhh parahhhh, tapi bagus deh Lo gak nafsu sama kita Hahahaha!" Teman-teman Valen(?) Itu terus berisik diatas motor mereka, Alvin dapat melihat wajah mereka satu persatu saat helm sudah dilepas namun ada satu yang belum ia lihat. Dan keliatannya dia yang sejak tadi diam, dia juga memberhentikan motornya menjauh dari tempat Valen dan teman-temannya berhenti.
Jadi terhitung ada lima motor disana.
"Terus Lo nafsunya sama siapa Len?" Tanya teman Valen yang kembali membuat perhatian Alvin teralihkan.
Valen melihan temanya Nyalang, "Lo gak liat didepan gue ada cowok cantik gini?"
"Hah, maksud Lo dia?"
"Menurut Lo?"
"Wahhhh bahayaa, kabur dek lariii ada gayyyy"
"HHAHAHA,"
Alvin berdesis mendengar ocehan mereka, "maaf, gue gak ada waktu buat ngeladenin kalian." ketusnya dan hendak pergi melangkah. Namun tangan seseorang bernama Valen ini menahannya. Membalik tubuhnya dengan gampang membuat Alvin menghadapnya.