"Bang, bangun bang!" ucap Noni masih menunggu pergerakan dari kakaknya. Namun, Elvan malah tidak bergerak sama sekali.
Gadis berperawakan sedikit tomboy itu mau tidak mau menjerit kencang ditelinga Elvan bersamaan dengan suara petir yang tiba-tiba berbunyi keras lagi dan lagi.
"BANG ELVAN!!!"
Duarr!!
Pagi ini hujan turun disertai dengan suara petir, sekarang jam sudah menunjukan pukul 01.20 pagi. Dan noni terbangun karena suara petir ini. Hatinya merasa khawatir saat teringat Alvin, Sahabat kakaknya.
Mendengar suara guruh yang menggelegar, Elvan langsung beranjak dari tempatnya. Tidak hanya suara Noni saja yang membuatnya kaget, tapi suara petir yang keras itu juga.
"Akhirnya bangun juga."
Jujur, saat ini nyawa Elvan belum sepenuhnya terkumpul. Tapi mendengar suara hujan dan guruh membuatnya spontan berlari kearah balkon.
"Bang, mending lu samperin sekarang deh." ucap Noni dibelakang.
Wajah Elvan sudah terlihat tak enak, rautnya menunjukan kegelisahan saat melihat lampu kamar Alvin diseberang sana yang menyala.
Perasaanya tidak enak.
Tak menghiraukan keberadaan Noni, Elvan langsung berlari keluar. Noni yang melihat itu ikut menyusul Elvan dibelakang, dengan cekatan gadis itu mengambil payung untuk lelaki itu.
Tapi lelaki itu sudah lebih dulu berlari begitu saja kerumah tetangga-yang berada tepat didepan rumah mereka.
Itu rumah Alvin.
"Kebiasaan, kalau panik gak mikirin diri sendiri dulu!" Gumam Noni beranjak menyusul kakaknya.
Sedangkan, Elvan. Sejak tadi sudah bergumam tak jelas. Hatinya terasa tak karu-karuan sekarang. Tak sadar pula tangannya terkepal ketika sampai didepan pintu rumah Alvin. Sejenak langkah kaki Elvan terhenti.
"Gue mohon, jangan lagi." Gumamnya dengan mata terpejam rapat.
Tiba-tiba suara benda pecah membuat Elvan terkejut. Noni yang baru sampai pun sama. Mereka saling melihat, sudah sangat hapal dengan situasi saat ini.
Pintu yang sengaja tidak dikunci membuat Elvan dan noni bergegas untuk masuk. Mereka sama-sama panik, berlari sampai ruang utama dan menemukan Raka-adik tiri Alvin-yang sedang duduk disalah satu anak tangga.
Bocah itu sudah menunggu kedatangan Elvan dan noni selama setengah jam. Melihat mereka yang akhirnya datang, dia pun langsung berlari kearah Elvan.
"Kak, mama-" belum selesai raka menyelesaikan ucapannya, lagi-lagi suara benda pecah kembali meramaikan rumah. Disusul teriakan samar-samar dari seorang perempuan.
'INGAT UCAPAN SAYA ALVIN!'
'KAMU ITU PEMBUNUH! PUTRI DAN SUAMI SAYA MATI GARA-GARA KAMU! KAMU HARUS INGAT ITU!'