Setelah pulang sekolah Elvan dan teman-temanya mampir disalah satu tempat karaoke yang berada dipusat kota. Mendadak Maya punya rencana untuk merayakan kedatangan Reyn sebagai anggota baru ditempat karaoke itu. Agar Reyn merasakan keseruan didalam geng tersebut. Agak lebay sih, tapi gak papa.
Mereka pun pergi memasuki ruangan yang telah dipesan oleh Maya.
"Van, ikut gue beli cemilan yuk." Ajak Maya.
Elvan merenggut kan bibirnya ketika langkahnya yang hendak masuk kedalam dicegah oleh manusia satu ini. "Kok gue sih, sama Luna aja sana."
Maya berdecak, "halah, dia udah masuk duluan, lagian salah siapa jalan paling belakang. Udah ayo!"
"Alah ribet lu ah, pasti ujung-ujungnya gue yang lo minta bayarin."
Maya menyengir. "Halah Van, sama temen sendiri pelit amat, lagian bukan gue doang yang nantinya bakal ngemil. orang tua lo kan tajir melintir, tenang aja uang lo gak akan habis buat beli cemilan."
"Hmm," Respon Elvan dengan muka malas, tapi dia ikhlas kok.
10 menit lamanya mereka membeli cemilan akhirnya Elvan dan Maya kembali ketempat karaoke. Tapi sebelum itu perhatian Maya salah fokus pada plastik yang Elvan bawa. Tadi Elvan tidak jadi menemaninya ke minimarket, lelaki itu hanya memberikannya uang setelah itu pergi entah kemana.
"Lo tadi kemana van, terus itu apa?"
"Obat." Maya melotot. Kemudian menempelkan punggung tangannya pada kening pria itu.
"B aja, gak panas—"
Mata Elvan memutar malas, "bukan buat gue anjirr,"
"Lah, terus siapa?" Tanya Maya kembali setelah menjauhkan tanganya.
"Buat Alvin."
"Alvin sakit?"
"Bukan, tapi biasalah." Maya manggut-manggut.
"Kalau tau gini, harusnya gue gak ngadain acara kayak gini. Biar Alvin bisa istirahat."
"Udah, gausah sok nyesel Luh. Lagian Alvin mau-mau aja ikut kita." Maya menjitak kepala Elvan sekali.
"Gue beneran nyesel anjir. Coba aja lo kasih tau gue dari awal. Terus bisa aja Alvin gaenak nolak ajakan gue—" Elvan membungkam cepat mulut gadis itu.
"Diem nyet, udah gak bakalan kenapa-napa kok. Dibawa santai aja."
"Hswksjjs~beg" Elvan berjengkit saat Maya mencubitnya, dia lupa melepaskan tanganya.
"Anjing, gue gak bisa napas bego. Asu."
"Mulut lo may, Chiko tau dicipok tau rasa luh."
"Anjing, pelan-pelan bego kalau ngomong. Kalau ada yang denger gimana?"
"Lah, jadi seriusan tuh kalau ngomong kasar langsung dicipok?" Maya sukses melayangkan tamparan kecil dimulut Elvan. Mulut Elvan ngawur banget soalnya.