PROBLEMS

126 15 2
                                    

LUCY POV

Setelah Laxus sensei memperbolehkan siswa baru untuk masuk, seorang murid laki-laki berambut salmon pink memasuki kelas. Aku tidak terlalu mempedulikannya, menurutku itu hanya akan menambah masalah. Aku memasang earphoneku dan menyalakan musik yang sangat aku suka - "Love Story" by Taylor Swift. Entah mengapa aku menjadi sedikit penasaran karena kelas sangat ramai saat itu, aku pun menoleh untuk melihat siapa murid baru tersebut.

Aku terkejut karena murid tersebut adalah murid yang kutabrak tadi. Dengan cepat aku berusaha menutup mukaku dengan buku, berharap dia tidak mengenaliku.

Aku baru bertemu dengannya satu kali, aku mohon jangan menambah masalahku.

"Baiklah, kamu bisa duduk di bangku yang kosong," ucap Laxus sensei. Aku pun mengintip sejenak dan melihat Lisanna berusaha mengusir teman sebangkunya, Kinana. Rasanya seperti masalahku semakin bertambah.

Aku mencoba untuk tetap fokus pada pelajaran, tetapi pikiranku terus melayang ke situasi yang sedang terjadi di kelas. Aku merasa tidak nyaman dengan kehadiran murid itu di kelas, apalagi setelah insiden pagi tadi. Aku hanya berharap semuanya akan segera berlalu tanpa menimbulkan masalah baru bagiku.

Kurasa murid baru tersebut mengetahui apa yang Lisanna berusaha lakukan, jadi dia bergegas menuju bangku di sebelahku. "Apa kita pernah bertemu?" tanyanya berusaha membuka percakapan. Aku ingin mengabaikannya, karena Lisanna sepertinya tertarik kepada lelaki ini, yang berarti aku bisa mendapat masalah jika berurusan dengannya. "Natsu Dragneel," katanya sambil mengulurkan tangannya. "Lucy," jawabku dengan ragu-ragu. Aku berusaha untuk menyembunyikan buku dan luka-lukaku agar tidak terlihat olehnya, tetapi sepertinya itu gagal.

"Aku baru pindah ke sini. Bagaimana denganmu, Lucy?" tanyanya sambil duduk di sampingku. Aku merasa sedikit tidak nyaman dengan kehadirannya, tetapi aku mencoba untuk tetap sopan. "Aku sudah lama di sini," jawabku singkat sambil mencoba kembali fokus pada pelajaran. Natsu terlihat ingin bertanya lebih banyak, tetapi bel masuk dan mengakhiri percakapan kami.

Selama pelajaran, aku merasa seperti Natsu terus memperhatikanku. Aku berharap ini tidak akan menimbulkan masalah baru bagiku.

timeskip Istirahat

Saat aku hendak memasuki toilet, seorang gadis menarik rambutku dan menyeretku masuk. "Lihat siapa yang aku bawa, Lisanna!" Gadis tersebut kemudian melemparku tepat ke arah Lisanna. Lisanna menginjak punggungku, membuatku kesulitan bernafas. "Lihat siapa yang datang untuk menghabiskan makanannya," Lisanna mengakhiri perkataannya dengan mendaratkan tendangannya ke arah perutku. "Eiyuh, makanan macam apa ini," kata Kinana sambil melempar makananku ke toilet. "Gue nyesel pernah jadi teman orang menjijikkan seperti lu," kata-kata tersebut benar-benar keterlaluan.

Aku merasakan sakit yang luar biasa di perut dan punggungku. Airmataku tidak bisa terbendung lagi, bukan hanya karena sakit, tetapi juga karena rasa malu dan putus asa. Aku merasa seperti tidak ada tempat yang aman bagiku di sekolah ini.

Setelah mereka pergi, aku berusaha bangkit meskipun dengan kesulitan karena rasa sakit yang menusuk-nusuk. Aku mencoba membersihkan diri dan makananku yang tercecer di lantai toilet. Rasa malu dan marah bergelombang di dalam diriku. Aku tidak mengerti mengapa mereka begitu kejam padaku. Aku hanya seorang gadis biasa yang tidak ingin mencelakakan siapa pun. Tetapi mengapa aku harus menderita seperti ini? Aku bergegas keluar dari toilet, mencoba menenangkan diri sebelum kembali ke kelas.

Sebelum aku dapat keluar dari toilet, tubuhku tiba-tiba terasa lemas dan pusing yang amat sangat menyergap. Aku mencoba untuk tetap berdiri, tetapi akhirnya kehilangan kesadaran dan jatuh pingsan.

Dont wanna live without youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang