DAD HOME?

87 17 3
                                    

3'rd POV

Tiba-tiba pintu ruang kesehatan terbuka, menampilkan seorang Mirajane dan adik laki-lakinya, Elfman. Mereka berdua terlihat terkejut melihat situasi di dalam ruangan. "Ada apa dengan Lucy?" tanya Mirajane dengan cepat sambil mendekati kami.

Natsi menjelaskan bahwa Lucy hanya mencoba untuk mengambil obat tetapi terjatuh dalam prosesnya. Mirajane segera memeriksa Lucy dengan cermat, memastikan bahwa tidak ada cedera serius yang dialami. Elfman, adik laki-laki Mirajane, berdiri di belakang guru kesehatan, matanya penuh dengan kekhawatiran.

Setelah memastikan bahwa Lucy baik-baik saja, Mirajane memberikan beberapa saran dan instruksi pada Lucy tentang cara yang benar untuk mengambil obat dan bergerak dengan lebih hati-hati. Mirajane juga menegaskan bahwa mereka bisa memanggilnya kapan pun jika ada masalah.

NATSU POV

Setelah memastikan Lucy dalam kondisi yang stabil dan sudah mendapatkan bantuan dari guru kesehatan, aku pun pamit keluar dari ruangan tersebut. Aku berharap Lucy akan segera pulih sepenuhnya.

'Sepertinya rumor yang beredar itu benar adanya. Kasus ini harus segera ditangani sebelum menjadi lebih besar' batinku, sementara dihantui bayangan jika salah satu anggota keluarganya atau calon keluarganya mengalami hal tersebut. Pikiranku terus menerus melayang ke Lucy, berharap dia akan pulih dengan cepat.

"Tuan muda? Tuan? NATSU-NIII!" Teriak Wendy, seketika itu juga menyadarkanku dari lamunanku. Aku berbalik dan melihat Wendy berdiri di sampingku dengan ekspresi khawatir. "Apa yang terjadi?" tanyaku, mencoba menutupi kekhawatiranku.

Wendy menjelaskan bahwa dia sudah memanggilku beberapa kali tapi aku terus saja terdiam. Aku meminta maaf padanya dan memberitahunya bahwa aku hanya sedang memikirkan sesuatu. Wendy menyadari kekhawatiranku dan bertanya, "Apakah semuanya baik-baik saja?"

Aku memberikan senyuman palsu dan mengangguk, "Ya, semuanya baik-baik saja. Terima kasih sudah mengingatkanku, Wendy." Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tetap fokus dan menghadapi situasi yang ada di depanku dengan kepala dingin. Aku tidak boleh terbawa emosi atau khawatir berlebihan.

Lucy POV

Bayangan Natsu masih terputar di pikiranku. 'Kenapa dia menyelamatkanku?' Berbagai pertanyaan menghantui pikiranku bagaikan kertas laporan di meja Gray-niisan. Aku terdiam dalam lamunan, hingga suara Mirajane membuyarkan pikiranku.

"Lucy, kau ingin menginap di sekolah?" goda Mirajane, yang membuatku tersadar dari lamunanku. "Tenang saja, tasmu sudah ada di sini. Sepertinya seseorang mendapatkan teman baru," kata Mirajane lagi, menggoda dengan senyumnya yang ramah. Meskipun usia kami hanya berbeda 4 tahun, Mirajane selalu seperti kakak yang lucu dan ceria.

"Aku pergi," ucapku sambil mengambil tasku dan keluar dari ruang kesehatan. Aku merasa perlu untuk bersendiri dan merenungkan segala yang terjadi hari ini. Aku melangkah perlahan menuju kelas, membiarkan langkahku diiringi oleh keheningan dan pikiranku yang kacau.

Saat di luar sekolah, aku melihat Loke dan Capricorn yang sedang menungguku. "Naik," perintah Loke. Ketika aku masuk, Loke melempar jaketnya ke arahku, "Kenakan itu, kau tidak ingin Gray-niisan tahu kan?" Aku mengangguk, mengerti maksudnya, lalu mengenakan jaket yang dia berikan.

Kami bergerak pulang, dan di tengah perjalanan, Loke melihat luka memar di tanganku dan mengompresnya dengan air dingin yang dia pegang. "Kau menyusahkan," ucap Loke. Mendengar itu, aku menarik tanganku dari genggamannya, membuatnya terkejut. "Hei, biarkan aku menyembuhkanmu!" katanya.

Dont wanna live without youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang