FATHER, WHY?

84 11 0
                                    

"Natsu?"

Natsu pun menoleh ke sumber suara, "Oh, hi, Lucy. Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Natsu sambil berjalan ke arah kursi yang disediakan. "Natsu, kamu mengenalnya?" tanya Nyonya Dragneel. "Tentu saja aku mengenalnya, dia teman pertamaku di sekolah," jawab Natsu sambil duduk di depanku.

Nyonya Dragneel kemudian melanjutkan, "Baiklah, tidak perlu berlama-lama lagi. Ayah dan ibu ingin kamu menikah dengan satu-satunya putra keluarga Heartfilia." Penjelasan tersebut membuatku terdiam. Aku tidak bisa mempercayai apa yang aku dengar. Aku menoleh ke arah ayahku, mencari jawaban dari wajahnya yang dingin. Aku merasa seperti dalam mimpi buruk yang tidak bisa kupercaya.

Lucy POV

Perkataan yang dilontarkan oleh Nyonya Dragneel membuatku terkejut sehingga tidak sengaja aku menjatuhkan gelas yang berada di sebelahku saat itu. "Maafkan aku, Virgo, bisakah kamu membersihkannya?" Virgo mengangguk dan membersihkan setiap pecahan kaca yang ada.

"Ibu, apa ini semua?" tanya Natsu yang sepertinya berusaha menahan emosinya. "Natsu, dengarkan ibu. Perusahaan Heartfilia dibangun menggunakan modal yang dipinjamkan oleh kakekmu kepada keluarga Heartfilia. Sebagai gantinya, keluarga Heartfilia berjanji akan memberikan cucu perempuan pertamanya untuk dinikahkan," jelas Nyonya Dragneel dengan tenang.

Aku merasa terpukul oleh informasi ini. Aku tidak pernah tahu bahwa keluargaku memiliki hubungan seperti ini dengan keluarga Dragneel. Aku merasa seperti boneka yang diperdagangkan tanpa memiliki kata dalam keputusan hidupku sendiri. Aku menatap Natsu, mencari dukungan atau pemahaman dari pandangannya, tetapi ekspresinya sulit untuk dibaca. Aku merasa sendirian dan terjebak dalam situasi yang tidak aku inginkan.

"Tetapi keluarga Heartfilia tidak memiliki keturunan perempuan," kata Natsu, yang sepertinya tidak menyadari posisiku saat ini. "Gadis di depanmu itu adalah Lucy Heartfilia, keturunan perempuan pertama dari Anna Heartfilia." Natsu menoleh ke arahku seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Kami kemari untuk lebih mengenal Lucy, tetapi sepertinya kami harus memberikanmu waktu untuk mencerna semua ini," tambah Nyonya Dragneel dengan bijaksana.

Suasana makan malam itu sangatlah canggung sebelum.......

*BRAKKK*

"KALIAN TIDAK BISA MELAKUKAN INI! ADIKKU JAUH LEBIH BERHARGA DARIPADA HUTANG MENDIANG NENEK!" Teriak Gray-niisan, membuat ayah menatapnya dengan keras. "Maafkan saya, Tuan dan Nyonya Dragneel, tetapi saya tidak akan menyerahkan satu-satunya saudari saya. Itu adalah janji saya kepada ibu dan nenek," tambahnya tegas.

"Kalian bisa memikirkannya terlebih dahulu, kalau kalian menolak, maka kalian harus mengembalikan modal yang telah diberikan oleh Ayahku," ucap Tuan Dragneel dengan tegas, membuat bulu kudukku merinding. Kulihat Gray-niisan berusaha melawan, ayah yang semakin marah, dan Loke yang masih menggenggam tanganku dengan kuat.

Aku merasa seperti dalam badai yang tak kunjung reda. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku tidak ingin menyusahkan keluargaku, terutama Gray-niisan yang begitu keras melawan. Aku merasa seperti boneka di antara pertarungan kepentingan keluarga. Aku hanya bisa berharap ada jalan keluar dari situasi ini tanpa harus mengorbankan kebahagiaan orang-orang yang kusayangi.

'Aku merasa terjebak dalam keputusan yang sulit. Aku tidak ingin menyusahkan mereka. Kondisiku sekarang hanya akan membuat Gray-niisan semakin khawatir, masalahku hanya akan membebani Loke, dan kehadiranku tidak berarti di mata Ayah. Aku bingung, apa yang harus aku lakukan?'

"Tidak perlu bingung, Lucy. Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan. Ibu akan selalu di sampingmu" seketika aku mengingat perkataan yang ibuku lontarkan sebelum ajal menjemputnya. Aku merasa hangat, seolah ibuku ada di sampingku, memberiku kekuatan dan keyakinan bahwa aku bisa menghadapi situasi ini. Aku harus berani dan mengambil keputusan yang terbaik untuk diriku sendiri. Aku harus percaya pada diriku sendiri.
aku pun mengumpulkan keberanianku dan berusaha bersuara.

"Gray-niisan, Ayah, Tuan dan Nyonya Dragneel..." Sempat aku ingin kurung niatku karena tatapan-tatapan yang menatapku, tapi aku berani mengatakannya. "Ayolah, Lucy, ini untuk keluarga."

"Aku menerima lamaranmu," ucapku tegas. Natsu memandangku tidak percaya.

"Lucy, apa yang kau lakukan? Ini bukan permainan," kata Gray-niisan dengan suara yang penuh kekecewaan. Aku memandang ayahku, yang tersenyum puas kepadaku.

"Terima kasih, Lucy. Semoga kamu bahagia," kata Nyonya Dragneel sambil memberikan senyuman hangatnya. Gray pun masih memendam amarahnya dan melihat ke arahku, kemudian duduk kembali. Mereka pun terus menikmati makan malam seakan tidak ada yang terjadi.

Aku merasa campur aduk. Di satu sisi, aku merasa lega telah membuat keputusan. Namun, di sisi lain, aku merasa sedih melihat reaksi Gray-niisan. Aku berharap semuanya akan baik-baik saja dan aku bisa menemukan kebahagiaan dalam pernikahan ini.

Aku mengikuti keluarga Dragneel ke ruang depan, mencoba menutupi perasaan campur adukku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana hidupku akan berubah setelah ini. Aku merindukan ibuku, yang selalu memberiku dukungan dan kekuatan dalam situasi sulit seperti ini.

Natsu hanya terdiam selama makan malam. Kini, ia hanya memandangku dengan ekspresi yang sendu. Aku merasa tidak nyaman dengan tatapan itu. Setelah makan malam selesai, aku memutuskan untuk menghadapinya.

"Maafkan aku, Natsu. Aku tahu ini semua terasa sulit," ucapku dengan lembut.

Natsu menatapku sejenak sebelum akhirnya menggeleng. "Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan, Lucy. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaanmu saat ini," ujarnya.

"Terima kasih, Natsu. Aku hanya berharap semuanya akan baik-baik saja," kataku sambil mencoba tersenyum.

Natsu mengangguk pelan. "Kamu tidak sendiri, Lucy. Aku akan selalu ada untukmu," ucapnya dengan tulus.

Aku merasa lega mendengar kata-kata itu. Meskipun situasinya sulit, aku tahu aku memiliki sahabat yang selalu mendukungku. Aku harus tetap kuat dan percaya bahwa semuanya akan berjalan dengan baik.

Dont wanna live without youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang