8. Sincere Concern

889 87 10
                                    

-
07.00 KST

Matahari mulai muncul dan memancarkan sinarnya, tirai jendela yang masih tertutup tapi masih bisa dimasuki oleh cahaya matahari dari sela - sela jendela dan menembus tirai tipis itu.

Jiu mulai sedikit terusik dari tidurnya bukan karena sinar matahari yang mengganggu namun suara alarm dari ponselnya, dengan mata yang masih tertutup wanita itu mulai mencari keberadaan ponselnya dengan tangan terulur keatas nakas. Segera ia matikan alarm itu perlahan matanya terbuka dan apa yang ia lihat pertama kali, sosok pria yang masih tertidur dengan tentramnya dengan tubuh shirtless nya menampilkan tato yang memenuhi tangan kanannya itu.

Mata Jiu sedikit melebar, ia sadar jika dia tidur satu ranjang bersama Jeongguk semalam. Ini memang bukan pertama kalinya Jiu tidur bersama dengan Jeongguk tapi kali ini berbeda Jiu melihat Jeongguk yang tidur telanjang dada membuat wajahnya langsung merah merona.

Jiu langsung teringat dengan kejadian semalam bagaimana dia dan Jeongguk hampir bercinta di atas ranjang ini, Jiu menutup sebentar matanya dan menggeleng gelengkan kepala berharap pikiran itu hilang begitu saja.

Jiu ingin bangkit dan segera menjauh dari Jeongguk tapi pria dingin itu memeluk pinggang rampingnya begitu erat, membuat Jiu sulit untuk lepas dari Jeongguk.

"Ya tuhan kenapa ini harus terjadi?" ucap batin Jiu, mata Jiu menatap wajah Jeongguk yang polos pria itu terlihat imut jika sedang tertidur dia terlihat seperti seorang bayi menurut Jiu, namun wajah seperti ini akan hilang jika Jeongguk membuka matanya.

Jiu terus menatap wajah Jeongguk sampai perlahan mata pria itu terbuka membuat Jiu dan Jeongguk saling menatap satu sama sekali, mereka berdua saling menatap cukup lama hingga Jiu tersadar dengan apa yang sedang mereka lakukan.

"Emmm Sunbaenim, b-bisakah kau melepaskan pelukanmu aku ingin kekamar mandi" Jeongguk yang sadar jika tangannya begitu erat memeluk pinggang Jiu, dia segera melepasnya.

"Ahh maaf" Jeongguk langsung membalikkan tubuhnya dan memunggungi dirimu, kamu yang melihatnya hanya terdiam segera kamu pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhmu.

"Dasar bodoh, apa yang aku lakukan tadi" gerutu Jeongguk atas perbuatannya yang memeluk Jiu, itu bukan pertama kali nya dia memeluk Jiu saat tidur seperti itu.

-

Jiu pov

Aku berada di kamar mandi sekarang, saat diriku menatap kearah cermin betapa terkejutnya aku melihat diriku maksudku bukan aku tapi sesuatu yang berada di leherku. Terdapat bercak bercak merah di sekitaran leherku bahkan aku juga melihat itu sampai pundakku pun ada, wajahku langsung memerah saat tau jika ini pasti bekas semalam yang Sunbaenim buat.

Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku merasa malu jika mengingat kejadian semalam, apalagi aku mengeluarkan suara aneh saat itu. Pasti Jeongguk Sunbaenim merasa jijik dengan suaraku saat itu, aku kembali menatap diriku pada pantulan cermin kusentuh bercak merah itu namun sayangnya itu tidak hilang. Sampai kapan ini akan hilang, bagaimana aku menutupi ini semua pikiranku kini berkecamuk bingung.

Aku memilih untuk tidak memikirkan itu dulu dan memilih untuk mandi terlebih dulu, berharap mungkin jika terkena air itu akan hilang.

Beberapa menit berlalu dan aku baru selesai, kuraih handuk dan kulilitkan handuk itu untuk menutupi tubuhku, saat aku ingin meraih knop pintu aku teringat jika ini bukan kamarku pribadi di luar masih ada Sunbaenim dan aku lupa jika aku tak pmembawa pakaian. Kulihat piyama yang ku pakai tadi itu sudah ku masukan kedalam keranjang cucian dan itu juga piyama milik Jeongguk sunbaenim karena memang aku kemari tidak membawa pakaian ganti.

Life In MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang