2. pertemuan

542 94 14
                                    

Tsabina pulang kembali ke mansion Howard dengan lesu. Hampir seharian dia menjelajahi jalanan kota dan tidak juga dia bertemu dengan Zavier. Bahkan beberapa kali dia bertemu beberapa bangsawan dan menanyakan apakah mereka memperkerjakan seorang lelaki lumpuh atau tidak. Dan jawaban semua orang sama. Mereka tidak pernah memperkerjakan seorang yang lumpuh di kediaman mereka.

Hal tersebut membuat gadis itu galau setengah mati. Apakah dia benar benar harus menunggu selama 4 tahun terlebih dahulu baru bisa bertemu dengan suami nya. Tsabina tidak yakin dia akan bertahan selama itu.

Di kehidupan sebelumnya dia telah memberikan dirinya yang kotor dan hancur berkeping keping ke dalam pelukan Zavier. Dan di kehidupan yang sekarang, gadis itu hanya ingin mempersembahkan dirinya yang lebih baik kepada lelaki baik itu. Kali ini dia tidak akan menikahi Shion dan tidak akan sudi di permainkan hingga di perlakukan layaknya sampah oleh lelaki itu.

Tujuan Tsabina sekarang hanya 1, dia harus menemukan Zavier dan mengejar cinta nya. Di kehidupan yang lalu, sudah cukup bagi Zavier untuk berjuang dan di kehidupan sekarang akan menjadi tugas Tsabina yang akan memperjuangkan lelaki itu apa pun yang terjadi.

"Tsabina..! " sebuah suara berat terdengar dari arah lantai 2 mansion.

Tsabina mendongak dan bisa melihat wajah ayahnya di atas sana dengan ekspresi jelek nya yang sangat tidak enak dilihat. Kali ini entah masalah apalagi yang menimpa pria paruh baya itu.

"Iya Ayah.." jawab Tsabina sambil berlari menaiki tangga dan menghampiri ayahnya.

"Ikut Ayah.." kata pria itu dengan dingin sambil berjalan menuju ruang kerjanya. Sang putri pun menurut untuk mengikuti langkah Count Howard memasuki ruang kerja. Ayah nya duduk dengan tegas di kursinya membuat Tsabina merasakan hawa hawa tidak enak dalam ekspresi sang ayah yang tidak biasanya.

"Ada apa, Ayah..?" tanya Tsabina harap harap cemas.

Count Howardd terlihat menghela nafas berat. Lalu pria itu menyerahkan sebuah map kedepan Tsabina.

"Maafkan Ayah Tsabina. Tapi tidak ada pilihan lain, Kau harus menerima lamaran Marquess Paulle. Jika tidak, reputasi mu dan juga keluarga kita akan terancam di Kekaisaran..! "

Tsabina membelalakan mata nya tak percaya. Dia meraih map itu dan mulai membaca nya. Gadis itu menggeram lirih ketika melihat ancaman yang tersirat dalam proposal lamaran itu. Shion benar benar licik. Sebenarnya apa yang diinginkan lelaki itu darinya. Ketika dia masih muda, Shion bersikeras ingin menikahi Tsabina tapi setelah puas dengan tubuhnya lelaki itu justru membuangnya.

"Ini semua tidak masuk akal, Ayah.. " sentak Tsabina kesal sambil meremas map itu kuat kuat sampai kumal.

"Itu semua masuk akal..! Marquess Paulle benar, kau tidak akan bisa mendapatkan lamaran bagus dari bangsawan tinggi selain daripada dirinya. Semua orang tau bagaimana lemah nya dirimu dalam prestasi akademik. Tak seperti kakak mu, Kau tertinggal dalam kelompok para Nona muda berbakat, Kau tidak bisa sihir dan peringkat mu di Kekaisaran selalu menurun di tiap tahunnya. Mendapatkan lamaran dari Marquess Paulle adalah sebuah kehormatan untukmu yang tidak akan datang 2 kali." kata Count Howard dengan tajam.

Tsabina mengumpat dalam hati. Memangnya salah siapa dia menjadi bodoh dan lemah. Bahkan energi sihir nya pun terkunci dan tak bisa digunakan jika saja Zavier tidak mengobati nya.

"Karena itu lah Ayah, aku sedang berusaha untuk belajar lagi. Aku yakin kali ini aku akan berhasil naik peringkat dan membanggakan keluarga kita. Masalah lamaran itu, aku tidak masalah jika memang tidak ada pelamar lagi yang mendatangiku. Aku hanya ingin menikahi lelaki yang benar benar melihat diriku dan bukan karena siapa aku..! Terlebih lagi menurutku, Marquess Paulle bukan pria yang cocok dengan ku ayah.."

SeduceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang