Musim Panas dan Kabarnya

942 89 6
                                    

Saat musim panas, udara cukup panas membuat kipas angin dan pendingin ruangan tak pernah mati di setiap ruangan. Ada kalanya angin musim panas berhembus dan membunyikan lonceng angin yang tergantung di pintu geser chōyashiki.

Shinobu yang sedang menyiapkan obat-obatan di ruangannya juga merasa kepanasan. Berulang kali ia mengipasi tubuhnya dengan kipas angin, masih panas.

Suara seseorang dengan tongkat mendekat ke ruangan Shinobu dan kemudian membuka pintu ruangan. Giyu menampakkan batang hidungnya untuk melihat istrinya.

Giyu terkejut mendapati Shinobu dengan kepala lemas bertumpu meja dan gelas minuman di genggamannya.

"Shinobu, kau baik-baik saja?" kata Giyu seraya menjatuhkan tongkatnya dan ia bersimpuh di dekat Shinobu.

"Aku... tidak apa-apa," kata Shinobu.

"Nectsuchuūshō*?" tanya Giyu pada Shinobu.

*Netsuchūshō : Hipertermia » Tubuh terlalu panas yang berbahaya, biasanya disebabkan karena respons terhadap cuaca yang panas.

"Tidak... Aku hanya merasa mual. Aku pasti bekerja terlalu keras," kata Shinobu. Giyu agak terbingung karena ia tidak tahu harus berbuat apa.

"Aku panggilkan Kanae-san dan Aoi, ya?" kata Giyu setelahnya yang memutuskan untuk memanggil Kanae dan Aoi.

Setelah Aoi memeriksa Shinobu, ekspresinya bingung namun sepertinya ia terlihat senang.

"Shinobu-sama... omedetou gozaimasu. Saat ini kau sedang mengandung," kata Aoi yang menyampaikan kabar bahagia pada Shinobu.

"Omedetou, Shinobu~" ujar Kanae memberi selamat.

"Yokattane, Shinobu," kata Giyu bahagia yang kemudian memeluk Shinobu.

"Arigatō, Aoi, Nee-san."

Kabar dari Aoi, diperkirakan usia kandungan Shinobu memasuki 2 bulan. Shinobu pun tidak menyadarinya karena menganggap dirinya yang kecapekan.

Sementara itu, Shinobu berkata dalam hati, mengharapkan sesuatu. "Aku berharap agar kelahiran anak ini masih ditemani oleh ayahnya."

:::

Beberapa hari setelah kabar itu, saat berjalan di lorong, Shinobu berpapasan dengan Sanemi.

"Yo..." sapa Sanemi.

Mereka pun berbincang sebentar sembari ditemani suara berisik tonggaret di taman luar.

"Kudengar kau hamil anaknya Tomioka," kata Sanemi.

"Ya. Dan sebenarnya... aku baru saja diberitahu Aoi bahwa mungkin anak ini kembar," kata Shinobu yang memutuskan untuk memberi tahu Sanemi.

"Begitu, ya. Itu kabar yang bagus. Apa Tomioka sudah mengetahuinya?"

"Aku belum memberitahunya. Usia kehamilanku masih muda. Masih belum tahu apa aku sungguh hamil kembar atau tidak," kata Shinobu. Ketika itu ia teringat akan sesuatu dan menjadi cemas. "Dan juga, aku khawatir tidak bisa melahirkan anak ini sebelum Nii-san dan Giyu-san mencapai 25 tahun."

"Ha?" Sanemi keheranan. "Tidak usah memikirkanku. Walau aku tidak bisa melihat anakmu, aku pasti akan mendoakan untuk kebahagiannya kelak. Tapi kalau Tomioka, aku yakin dia pasti bisa melihat anaknya."

Setelahnya, mereka saling diam selama beberapa saat dan kemudian Shinobu mengatakan hal yang ingin ia katakan pada Sanemi.

"Nii-san, terima kasih sudah menjaga Nee-san selama ini," kata Shinobu setelahnya.

"Apa yang kau katakan? Dia istriku, tahu," kata Sanemi. "Tapi, jika aku pergi... dia pasti sedih, kan?"

"Ne, aku tahu kau sedang hamil dan harus menjaga anakmu kelak. Tapi bisakah kau menjaga Kanae setelah kepergianku?" tanya Sanemi pelan.

Sanemi berharap Shinobu tidak terlalu mendengar permintaannya itu. Namun di sisi lain ia sebenarnya ingin Shinobu memahaminya.

"Aku yakin Kanae adalah wanita yang tegar. Tapi jika dia menangis terlalu lama karena diriku, tolong sampaikan amarahku padanya. Aku tidak ingin dia terlalu sedih."

Shinobu yang mendengar kata-kata kakak iparnya tidak bisa berkata banyak. Namun ia akan mendengarkan permintaan Sanemi kepadanya.

:::

'Till 25 of YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang