Aku Nona

7 4 0
                                    

ku hampiri wanita yang sedang duduk itu, dia sepertinya sedang fokus membaca buku sehingga tak tahu kalau aku juga ada di ruangan yang sama dengannya

"kakak, tinggal disini?" suaraku mengagetkan nya, dia keluar dari tempat duduk lalu membungkuk

"maaf kan saya yang tak menyadari kehadiran nona, iya saya tinggal disini, lebih tepatnya di ruangan sebelah sana" dia merentangkan tangannya menunjuk sebuah ruangan kecil disudut perpustakaan ini.

tapi yang membuatku heran kenapa dia memanggilku nona?.

"ah kak, tidak perlu membungkuk seperti itu" aku menyentuhnya untuk tak perlu berlebihan membungkuk badan kepadaku.

"kenapa kakak memanggilku nona?" dia meluruskan tubuhnya, tapi matanya tetap tak mau bertatapan denganku.

"maaf nona jangan panggil saya kakak, saya hanya seorang pelayan" oh jadi ini pelayan yang dimaksud si kawan.

"baiklah, tapi apa tidak kelewatan ya kamu memanggil ku nona, aku hanya merasa tak pantas. dipanggil begitu." dia terus menundukkan pandangannya.

"tidak nona, panggilan nona sangat pantas untuk anda" dia hanya berbicara seperlunya.

"haha begitu ya, baik lah. silahkan dilanjut kembali kegiatannya" aku berlalu dari hadapan gadis itu karena merasa sangat canggung.

aku melihat lihat buku yang ada disana, diatas masing-masing lemari buku ada papan bercahaya yang bertuliskan genre dari buku buku disitu.

ada novel, komik, ilmiah, ensiklopedia, sejarah, matematika, fisika, agama, kimia, bahkan juga ada buku dengan bahasa lain.

tapi aku merasa ada yang aneh dari pelayan itu, dia terus saja mengikuti kemanapun aku pergi. aku merasa risih. ku hentikan langkahku, dan dia pun berhenti.

"kenapa mengikuti ku?" sekilas dia menatapku aneh, lalu menunduk kembali dan berkata

"saya adalah pelayan pribadi nona, jika nona ada suatu keperluan nona bisa mengatakan nya kepada saya"
oh begitu, orang kaya emang beda.

sepertinya ada pertanyaan yang ingin ku tanyakan padanya tapi apa ya, aku kok lupa. aku berusaha untuk mengingatnya. tapi tetap saja tak ingat, sudah lah nanti kalau ingat akan kutanya.

karena sudah puas melihat-lihat perpustakaan ini, aku kembali ke kamarku tapi dia juga tetap mengikuti ku apa saat aku mandi pun dia juga akan mengikuti ku? mau bagaimana pun hal ini tetap tak terbiasa untuk ku.

ku jatuhkan tubuhku ketempat tidur, bukan main tempat tidurnya empuk sekali, aku berguling guling.

hangat dan nyaman, sesaat aku melupakan penderitaan yang ku alami barusan.

tapi pikiran kosong yang menghadap ke langit langit ini membuatku mengingatnya kembali.

ibu pernah berucap jangan biarkan kesedihan menghancurkan mu. orang yang menyakitimu tak menyadarinya dan hanya menganggapnya angin lalu maka jangan biarkan rasa sakit itu menggerogoti pikiranmu lalu, menumpuk dendam.

yaa aku adalah wanita yang tabah, aku adalah putri ibu yang selalu tabah walau badai menerpa.

ku miringkan badanku lalu mata ku tertuju ke lemari.

ah, aku ingat. hal yang ingin kutanyakan, baju baju yang ada di lemari itu.

"permisi, baju yang ada di lemari itu baju siapa ya? apa ada orang lain yang pernah tinggal disini dulu?" aku duduk menatapnya yang berdiri di samping ku.

"itu baju nona, nyonya besar yang membelikan semuanya" katanya dengan menunduk.

mama yang membeli semuanya untukku? aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju lemari pakaian.

lalu mengeceknya satu satu. gilak sih, ini semua baju mahal.

berapa uang yang di keluarkan mama untuk membeli semua ini?

DIA HAZELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang