Canggung. Itulah yang menggambarkan keadaan Doyoung dan Haruto sekarang. Mereka sudah menyelesaikan sesi wawancara dan sekarang sedang menunggu di luar entah menunggu apa.
"Lo nggak pulang?" Pertanyaan itu keluar dari belah bibir Doyoung yang sedaritadi terdiam.
Sebenarnya dia tidak mau pusing pusing bertanya, tapi rasanya tidak enak kalau harus di landa kesunyian.
"Lo sendiri?"
"Gw nunggu jemputan..., lo nunggu jemputan juga?"
Haruto menggeleng. Tangannya bergerak untuk menyalakan putung rokok. "Nunggu lo di jemput." Doyoung langsung menutup mulutnya saat mendengar jawaban dari pria tinggi di sampingnya ini.
"Mau rokok?" Haruto menawarkan rokok pada Doyoung, dan tanpa ragu juga Doyoung langsung mengambil satu rokok tersebut.
"Korek apinya?"
"Ini."
Rasanya lega. Lega sekali saat dia bisa menghisap benda nikotin tersebut entah kenapa rasa pusing di kepalanya mereda, mungkin efek suntuk dan juga gugup saat sesi wawancara barusan.
"Jemputan lo belum datang?"
Doyoung menghembuskan asap rokoknya ke atas lalu melirik ke samping. Tepat ke Haruto.
"Nggak tau. Kalau lo mau pulang duluan juga bisa kok, nggak perlu nungguin gw di jemput juga."
Haruto mengangguk. "Yaudah gw duluan, jeongwoo uda nungguin gw."
Jeongwoo? Haruto pacar Jeongwoo? Batin Doyoung.
"Dia temen gw. Bukan pacar." Celetuk Haruto tiba-tiba hingga membuat Doyoung sedikit kikuk karena ketahuan.
"Sorry.."
"Nggak apa. Gw pulang, lo hati-hati." Setelahnya Haruto langsung pergi kearah parkiran. Meninggalkan Doyoung yang hanya menatapi punggung lebar lelaki itu dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Kok gw kayak pernah liat lo ya..., tapi dimana???"
-
Haruto mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Melewati jalanan sore yang cukup ramai, juga sesekali tersenyum karena akhirnya dia bisa bertemu lagi.
Bertemu dengan Doyoung.
Sebenarnya Haruto sudah lebih dulu melihat Doyoung sebelum dia dikenalkan oleh Jeongwoo hari itu.
Waktu itu Haruto baru kembali menginjakkan kakinya di Korea sekitar seminggu yang lalu. Dia tidak langsung pulang ke apartemen Jeongwoo, tapi dia berkeliling toko buku yang cukup terkenal. Banyak aneka komik dan juga novel bagus disana tapi dia tidak ada ke niatan untuk membelinya. Dia hanya melihat-lihat.
Dia berdiri di rak pojok dekat jendela saat itu, menatapi satu-persatu jejeran novel yang tersusun rapih disana hingga tangannya terangkat untuk mengambil satu buku novel yang plastiknya sudah terbuka. Ya bisa di bilang bekas orang membaca disana.
Dia membaca buku itu kurang lebih 15 menit. Walaupun tidak sampai tuntas tapi dia akui jika novel yang ini sangat menarik perhatiannya yang malas membaca novel.
Kim Doyoung.
Itu nama penulisnya. Mungkin namanya sangat pasaran, tapi dia akui jika karyanya tidak pasaran. Pantas masuk kedalam jejeran base seller disini. Walaupun buku itu mengandung adegan kotor di dalamnya toh siapa yang peduli? Banyak orang berotak kotor yang menyukai buku seperti ini. Sangat panas dan bergairah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic
FanfictionHubungan mereka bertiga tidak sehat sama sekali. Dirty talk | bxb | drama