#gajadi baku soalnya jadi aneh😭🙏
ntr aku revisi lagi."Habis dari mana?" Doyoung terpekik kaget saat melihat kehadiran Junghwan yang ternyata masih berada apartemennya. Dia pikir Junghwan sudah pergi. "Rumah kak Chaehyun, kau sedang apa disini?"
Junghwan tidak menjawab pertanyaan Doyoung, tapi matanya tiba-tiba terfokus pada gelang yang berada di pergelangan tangan Doyoung. "Apa itu?" Doyoung melirik gelangnya, "Jelas ini gelang, kenapa masih tanya?"
"Bukan, maksudnya kapan lo beli gelang itu? Gw tau betul lo sama sekali nggak tertarik kalau gw atau yang lain ngajak ke toko aksesoris." Doyoung seketika terdiam, Junghwan benar. Dia sama sekali tidak tertarik jika harus datang ke tempat itu, tapi jika dia menjawab jujur ini dapat dari Haruto pasti Junghwan akan bertanya lebih banyak lagi.
"Kak Chaehyun yang kasih ini, lagi pula gelang ini lucu jadi apa salahnya juga kalau gw terima dan pakai gelang ini." Berbohong. Itulah jalannya, dia malas kalau mulut adiknya itu bertanya lebih banyak.
Kalau Doyoung berpikir dengan cara berbohong ini bisa menghindar Junghwan nyatanya tidak. Junghwan tahu betul kalau Doyoung berbohong, semalam dia habis menelepon Chaehyun untuk memastikan Doyoung ada disana tapi Chaehyun mengatakan kalau Doyoung tidak bersamanya.
Tapi Junghwan memilih untuk diam dan mengerti seolah dia tidak tahu apa-apa.
Doyoung membuka mantelnya lalu dia gantungkan di gantungan baju belakang pintu kamarnya, matanya melirik kearah Junghwan yang masih setia berdiri sambil menatap intens kearahnya. Sungguh, itu membuka Doyoung sedikit gugup jadinya. "Lo, apa yang lo lihat? Kenapa ngeliatin kayak gitu?"
"Lo cantik."
Lihat? So Junghwan dengan mulut manisnya yang selalu melemparkan kata-kata godaan padanya, bohong kalau dia tidak tersipu atau bahkan sekarang dia yakin kalau pipinya sedang memerah layaknya kepiting rebus.
"Apasih basi banget, tanpa lo bilang gitu juga gw udah tau kalau gw ini memang cantik." Doyoung dengan gelagatnya yang sedikit atau bahkan sangat songong ini memang sering memuji dirinya. Tapi orang lain tidak bisa mengelak itu.
Tidak bisa mengelak kalau Kim Doyoung ini adalah seseorang yang sempurna.
Iyakan?
"Gw capek loh," Ucap Doyoung tiba-tiba, tapi Junghwan tidak bergeming dan memilih untuk merebahkan dirinya di kasur kesayangan Doyoung. Hal itu membuat Doyoung berdecak seraya menghela nafasnya, "Gw capek lohhhhhhhhhhh."
rengekan yang terdengar manja itu akhirnya membuat Junghwan jadi terfokus padanya, "ya terus?" tanya Junghwan dengan mimik wajah yang bingung atau bisa di bilang pura-pura bingung. Dia sadar kalau Doyoung ini mengodenya untuk segera pulang.
"Lo tanya ke gw kenapa? jelas lo harusnya pulang! gw mau istirahat So Junghwan terhormat!"
Junghwan terkekeh kecil saat melihat raut wajah Doyoung yang sudah sangat lelah, jadi mau tidak mau dia akan pergi sekarang juga.
Tidak tega melihat sang pujaan hatinya kelelahan.
"Yaudah gw pulang." tungkainya melangkah mendekati Doyoung, lalu mengangkat dagu si manis dan menatap mata bulat itu dalam-dalam.
cup!
Dia membawa bibirnya untuk bertemu dengan bibir si manis, menyesapnya kecil lalu melepaskan pagutan itu.
-
selama perjalanan menuju rumahnya, Junghwan tidak berhenti-henti memikirkan kemana sebenarnya Doyoung pergi saat itu. dia tidak masalah jika Doyoung ingin berkeliaran kemana, tapi masalahnya Doyoung tidak pernah berbohong kemana dia akan pergi dan itu adalah kali pertamanya Doyoung berbohong.
ditambah lagi ada hal yang ingin dia sampaikan pada Doyoung saat itu.
Junghwan nekat bertemu dengan mama.
"Anda telat 5 menit nyonya Jisoo yang terhormat." sindir Junghwan dengan wajahnya yang mengejek.
Jisoo mengabaikan sindirin yang diberi oleh Junghwan, matanya menatap Junghwan dengan tajam seolah sedang mengguliti Junghwan.
"Langsung ke inti saja. ada perlu apa kamu manggil mama kesini?"
seringai kecil itu muncul dibelah bibir Junghwan, tangannya terangkat untuk mengambil secangkir kopi yang dia pesan lalu menyesapnya dengan santai.
"Berhenti."
"Apa. berhenti apa?"
Mata si pria tampan itu kali ini membalas tatapan Jisoo tak kalah tajamnya, "Berhenti untuk mengusik kehidupan Doyoung." Sontak perkataan itu membuat dahi Jisoo mengkerut lalu tertawa setelahnya.
"Seharusnya itu mama yang harus beri kamu perintah untuk berhenti bertemu dengan Doyoung. bukan malah sebaliknya, So Junghwan." Balas Jisoo tak kalah tajam.
"Kamu dan Doyoung itu saudara dan apa patut jika saudara melakukan hubungan intim? itu sangat menjijikkan, di tambah lagi kalian berdua adalah lelaki!" tambah Jisoo, tidak memperdulikan raut wajah Junghwan yang sudah mengeras menahan emosinya.
Benar apa yang dikatakan oleh Jisoo. mereka berdua adalah saudara, tapi bukan sedarah karena mereka hanya saudara tiri. mereka miliki perasaan yang sama tapi tidak bisa menjalani komitmen karena kedua orang tua mereka.
"Saya tidak pernah menganggap Doyoung saudara saya, saya menganggapnya sebagai pasangan saya. bagaimana ini hee?" Junghwan tertawa kecil lalu kembali menyesap kopinya.
"Ayah mu sudah menikah dengan mama, yang berarti kalian adalah saudara walaupun tidak sed—
"— i. never. said. yes." Junghwan menekan setiap katanya. "Kalian yang terlalu terburu-buru saat itu, tanpa melihat kedua anak kalian yang saling mencintai. aku tau jika pasangan sesama jenis ini tidak lumrah, tapi apa boleh buat jika kami berdua saling mencintai?"
Jisoo berdecih pelan. "Level perempuan sangat tinggi dibanding lelaki kau tau?"
"Oh? secara tidak langsung anda mengatakan kalau lelaki adalah level terendah?" Junghwan kembali tertawa, namun kali ini tertawanya agak kencang dan itu cukup mengundang perhatian pengunjung cafe lainnya.
"You have to be aware. lelaki yang sekarang sah menjadi suami mu itu dulunya adalah seorang gay. HAHAHA." Kali ini Junghwan benar-benar tidak peduli jika beberapa pelanggan akan menganggapnya gila atau apa, tapi menurutnya ini sangatlah lucu!
sebelah alisnya terangkat menatap remeh pada Jisoo yang sedang terdiam di tempat. semua perkataan yang keluar dari belas bibir Junghwan itu benar adanya tanpa di lebihkan.
wajahnya dia dekatkan agar berhadapan dengan wajah Jisoo, lalu tersenyum sangat manis.
"Hidup mu itu sangat lucu, mama." Ucap Junghwan sambil menekan kata 'mama' diakhir.
cup!
So Junghwan tetaplah So Junghwan yang brengsek, dengan kurang ajarnya dia mengecup pipi bagian kanan sang mama tiri yang masih terdiam akibat perkataannya.
dia sangat senang melihat lawannya terdiam akibat semua perkataannya.
"Aku pergi dulu. I hope your heart is always healthy, stepmother~~"
Tbc.
rada ga mood sebenarnya buat lanjut book ini dan sempet mau hapus, tapi agak kaget juga ternyata yang baca lumayan banyak bahkan pada nyuruh update kemaren wkwkwkw.
minal aidzin yaa sebelumnya 🙏🏻
![](https://img.wattpad.com/cover/289611332-288-k263996.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic
FanfictionHubungan mereka bertiga tidak sehat sama sekali. Dirty talk | bxb | drama