O.O4

1.8K 202 10
                                    

Aku uda bilang kalo cerita ini slight 🔞 so jngn kaget atau segala macam, kalo ada adegan yg ngak paham bisa tanya ke aku ya👍









Punggungnya bagaikan busur, melengkung ke atas sementara pinggulnya tetap di sana, tidak bergerak sedikit pun berkat cengkraman yang di atas berikan padanya. Dia bisa lihat bagaimana laki-laki yang terkenal akan kebaikan dan kelembutannya di TV itu seakan berubah menjadi hewan yang tengah kelaparan, mengejar pelepasan layaknya tengah berada di musim kawin.

Bajingan yang buas untuk menyentuh seorang yang di dambanya menyentuh surga dunia yang tidak tergantikan. Mungkin di lebihkan sedikit karena rasanya yang luar biasa.

Si kecil hanya bisa mengerang dan mengeluarkan air mata karena rasanya yang luar biasa.

Perbuatan mereka ini sangat berdosa. Tapi siapa yang peduli jika sudah di butakan dengan perasaan satu sama lain?






-

"Kemarin berantem lagi sama mama?"

Doyoung hanya mengangguk samar dan kembali menyamankan diri di dada bidang Junghwan. Mereka sedang bersantai setelah kegiatan biadap mereka di pagi hari ini.

"Di suruh apa lagi sama dia?"

"Nikah sama Yujin."

Mungkin Doyoung tidak melihat bagaimana ekspresi Junghwan sekarang tapi dia bisa merasakannya lewat hembusan nafas kesal Junghwan, pasti juga dahi lelaki itu sedang menekuk kesal.

"Apalagi?"

"Di tampar."

Mungkin dari sisi lain Junghwan sangat menghormati Jisoo sebagai ibunya walaupun hanya sekedar ibu tiri, tapi dia juga tidak bisa menutupi kemungkinan kalau dia jengkel dengan sifat Jisoo yang sangat seenaknya itu.

"Jangan marah. Jangan marahin mama, ini memang sebenarnya salah kan?"

"Apa?"

Si manis mendongak untuk menatap Junghwan yang ternyata juga sedang menatapnya. Mata yang tajam, juga rahang tegasnya yang selalu membuatnya salah fokus itu sangat terlihat sempurna.

"Kita sekarang saudara dan sepatutnya memang nggak–"

"– gw benci lo mulai bahas kesana. Kenapa nggak ada hal yang lain lo bahas?"

Junghwan benci jika kata-kata itu keluar dari mulut Doyoung, bahkan tanpa Doyoung bicarakan ini juga dia tahu betul kalau hal yang mereka lakukan adalah sebuah dosa besar. Tapi dia tidak mau itu di bahas, sangat muak.

Katakan ini seperti bajingan berdosa tapi Junghwan tidak peduli dengan yang lain. Dia hanya memikirkan bagaimana caranya agar Doyoung tidak merasa tertekan dengan Jisoo.

"Maaf." Yang lebih kecil langsung membalikkan badannya dan langsung menutup matanya agar bisa menghindar dari tatapan tajam Junghwan.


Sementara yang lebih tinggi hanya bisa mendengus kesal, lalu melirik jam yang berada di nakas samping tempat tidurnya yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi, dia ada jadwal pemotretan hari ini.

Dia melirik kearah si manis yang tampak tenang tertidur, walaupun dia tidak tahu kalau itu hanya pura-pura atau bukan.

"Gw pergi dulu, kalau ada apa-apa jangan lupa hubungi." Pundak polos si manis dia kecup lembut lalu beranjak dari tempat tidur untuk pergi menuju kamar mandinya.




-

Doyoung tidak pernah berfikir kalau dia akan pergi mengunjungi apartemen milik Haruto, tapi entah kenapa sekarang perasaannya mengatakan dia harus pergi kesana. Ya sekedar untuk bermain karena dia merasa bosan kan?



Toxic Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang