Seharian ini Doyoung habiskan dengan bermalas-malasan di apartment milik Haruto, dia sudah menonton tiga film dan sudah membuat berbagai macam cemilan kecil-kecilan untuk menemaninya menonton. Jujur dia sangat bosan hingga akhirnya tertidur dan terbangun kembali karena perutnya lapar, lagi.
Sekarang sudah pukul 7 malam dan Haruto belum juga menampakkan batang hidungnya, jadi Doyoung memilih untuk pergi ke supermarket yang dekat dengan gedung apartemen ini untuk membeli makanan, sekalian mengisi kulkas karena sudah ada beberapa yang habis.
"Kamu lama, kapan pulang? nggak inget ada aku disini lagi nungguin kamu? iya?" Ocehannya sangat berisik, mengomel pada Haruto yang sedang terkekeh kecil di sebrang sana.
"Sabar ya cantik, bentar lagi aku pulang. Jangan bete gitu dong!"
"Ya gimana nggak bete! Orang udah seharian ini aku di tinggalin mulu, Nggak udah pulang deh kamu sekalian, Nggak akan aku bukain pintu!"
"Lah, itukan tempat tinggal aku? hayo? yang ada aku nggak sih yang husir kamu?"
Bibir itu mencebik kesal, "Brengsek Haruto! Udah ah aku males!"
Sambungan itu diputus oleh si manis yang sekarang sedang menggerutu sambil memasukkan cemilan serta mie random ke dalam keranjangnya.
Bruk!
Mata itu terpejam menahan kesal karena bahunya di tabrak, dia melirik sedikit sinis kearah perempuan yang sekarang sedang berjongkok untuk mengambil makanannya yang terjatuh akibat tertabrak.
"Maaf ya, aku nggak sengaja nabrak!"
Ekspresi kesal itu terganti dengan raut wajah yang melongo terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang.
Perempuan ini, sangat mirip dengan perempuan yang berada di foto yang ditemukannya beberapa hari lalu.
Sarah...
Apa perempuan ini adalah Sarah?
Jantungnya berdegup dengan kencang, entah perasaan apa yang tiba-tiba menghantamnya, karena yang pasti Doyoung merasakan panik secara tiba-tiba.
Tapi, kenapa?
Kenapa rasanya Doyoung sangat tidak menyukai jika itu benar-benar Sarah?
-
Suara jepretan kamera itu cukup memenuhi studio tempat dimana Junghwan sedang melakukan sesi fotonya. Gayanya sudah tidak perlu diragukan lagi, So Junghwan adalah yang terbaik.
Mata itu menatap kearah Haruto dengan tatapan yang sulit diartikan, helaan nafasnya keluar saat sesi foto berakhir dengan lancar tanpa ada kendala apapun itu. Tungkainya tanpa ragu berjalan kearah Haruto yang sedang membereskan barang-barangnya dan bersiap ingin pulang.
"Lu bisa pulang nanti? gue mau ngomong sama lu."
Haruto melirik sekilas, "Tentang Doyoung?" pertanyaan itu memang secara langsung dilontarkan oleh Haruto.
Jika dipikir-pikir, buat apa seorang So Junghwan mengajaknya ngobrol? itu membuang-buang waktu, bukan?
kecuali jika itu berhubungan dengan Doyoung.
Haruto tidak bodoh. Haruto tau tentang kedua orang itu.
Tidak ada jawaban apapun dari Junghwan, maka Haruto menyimpulkan jika mereka akan membahas tentang Doyoung.
"Gue mau, tapi disini aja. Lagian juga nggak ada orang disini, nggak perlu repot untuk nyari tempat yang sepi."
Junghwan bukanlah seseorang yang dengan gampangnya patuh dengan perkataan orang lain, apalagi jika orang itu tidak begitu dekat dengannya. Bahkan seorang Doyoung pun lebih sering mengalah padanya dibandingkan dirinya yang seorang pihak dominan. Tetapi kali ini, dia dengan relanya patuh pada permintaan Haruto yang terdengar sangat mutlak di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic
FanfictionHubungan mereka bertiga tidak sehat sama sekali. Dirty talk | bxb | drama