"selamat pagi....., aktor So Junghwan." Suara halus dari belah bibir Alex menyapa gendang telinga milik Junghwan. sementara Junghwan sendiri hanya menatap Alex tanpa ekspresi.
Tangan itu menarik kursi lalu ia duduki bersamaan dengan hela nafas yang sedikit tampak frustasi. "Lu yang kirim foto itu ke gua?"
Alex mengangguk kecil, "ya! itu gua yang kirim, special for you." bibir itu tersenyum manis tanpa dosa.
Pagi ini sekitar pukul 9, Alex datang mengunjungi apartemen tempat tinggal Junghwan. ia juga sudah mendapatkan izin dari Junghwan sendiri. entah apa kedatangannya kemari serta foto yang ia kirim semalam itu, Junghwan menginginkan alasannya.
"Mungkin lu udah tau tentang kedekatan antara haruto—
"—Langsung ke inti, apa alasan lu."
well, Junghwan benar-benar tidak ingin bertele-tele. Nada penuh penekanan yang diberikan oleh Junghwan pada Alex mampu membuat tubuh yang lebih kecil itu sedikit terkejut, benar ternyata, aura Junghwan sangat mengintimidasi.
Alex berdeham kecil, "Kerja sama." dua kata yang berhasil membuat Junghwan mengernyitkan dahinya bingung. kerja sama apa maksudnya?
"Kita bisa kerjasama untuk mendapatkan seseorang yang kita cintai, lu bisa dapat Doyoung dan gua bisa dapat Haruto. impas bukan?" seringai licik milik Alex muncul saat melihat raut wajah Junghwan yang tampak ragu antara menerimanya atau menolak.
Junghwan memang betul sangat ragu. dia sangat mencintai Doyoung, tapi disisi lain mereka memang tidak bisa bersama. ditambah lagi untuk masalah Sohee.
"Lu tau? kita bisa ambil jadwal aktifitas mereka, dan kita bisa cegah mereka untuk nggak saling ketemu."
Junghwan menggeleng, "Nggak bisa. gua nggak mau masalah ini makin lebar, kepala gua sakit. pergi." Junghwan ingin beranjak dari duduknya, tapi lagi-lagi Alex menahan tangannya.
"Secepat itu lu nyerah?" Alex menatap Junghwan dengan tatapan tidak percaya dan menyiratkan kekecewaan. "Bukannya lu selalu nggak terima kalau sesuatu yang udah jadi milik lu itu.., nggak boleh diambil sama orang?"
Tangan itu terkepal kuat menahan semua gejolak yang membuat kepalanya semakin diserang rasa pusing.
"Kim Doyoung..., itu punya lu So Junghwan. bukan punya Haruto."
Junghwan harus apa sekarang?
-
Doyoung memejamkan kedua matanya dengan erat sembari mencoba untuk menjauhi Haruto yang terus-terusan menciumi seluruh mukanya. itu sangat geli!
"Rutoooo! udahan ah!" Doyoung mendorong badan Haruto lalu menendang pelan betisnya.
Sementara Haruto sendiri hanya tertawa kecil karena merasa gemas dengan Doyoung hari ini. si manis datang ke apartemennya untuk membersihkan tempat tinggalnya yang sedang seperti kapal pecah ini, Haruto tidak menyuruhnya tetapi Doyoung sendiri yang ingin. Dan dia tidak bisa menolak, ini keuntungannya juga agar bisa melihat Doyoung.
bucin.
"Kamu mending ambil baju kotor yang berserakan dilantai, terus pisahin sama baju putih biar nggak luntur kalau dicuci." Doyoung berucap sembari membereskan barang-barang milik Haruto yang lain.
sementara Haruto sendiri hanya melihat kearah pakaian kotornya sendiri dengan geli, tadinya dia ingin memanggil tukang untuk membersihkan apartment ini, tapi ternyata Doyoung sudah ikhlas menawarkan diri sendiri.
"Ruto! kamu serius masih mau pakai baju bolong gini?" dahi itu mengernyit tidak suka, uang Haruto pasti banyak dan pasti bisa untuk membeli baju. tapi kenapa Haruto masih ingin memakai baju bolong-bolong seperti ini?
Haruto hanya menatap Doyoung dengan tatapan bingung serta sedikit polos, "Tapi kalau dibuang ini sayang, masih bisa dipakai juga."
"Nggak harus dibuang, itu bisa dijadikan lap meja." Doyoung merebut pakaian itu dari tangan Haruto, "Mending sekarang kamu beresin piring sama gelas yang kotor. aku mau beresin barang kamu yang dikardus itu, katanya udah nggak dipakai kan?"
Haruto hanya mengangguk kecil lalu berjalan menuju meja makannya yang banyak piring dan gelas kotor, Haruto sempat tertawa kecil, ternyata dia sejorok ini ya. Pantas saja ibunya selalu marah padanya.
sementara ditempat lain ada Doyoung yang sedang menyusun barang-barang tidak terpakai Haruto pada kardus yang baru. Walaupun sudah tidak dipakai, tapi kita harus tetap menyusunnya agar enak dipandang.
"sedikit lagi...."
Tapi pergerakannya langsung terhenti saat matanya menangkap sebuah bingkai foto wanita cantik bersama dengan Haruto. senyum keduanya memancarkan kebahagiaan disana, dengan notes dibawah bagian sampingnya.
'Mari menikah ditahun 2022'
Melihat foto ini membuat Doyoung jadi mengingat omongan Sunoo padanya beberapa hari lalu, mengenai mantan Haruto. Apa wanita ini yang bernama Sarah?
Sebenarnya dia tidak merasa cemburu atau apa kalaupun Haruto masih ingin menyimpan foto ini, tapi dia jadi semakin penasaran dengan masa lalu Haruto. Bahkan ada Alex yang terlibat dengan masa lalu ini.Badannya terkejut saat foto itu sedikit diambil secara paksa oleh Haruto, lalu memasukkannya pada kardus yang baru lalu menutupnya.
"Ruto..., maaf kal—"
"— Nggak apa"
Menyesal. itulah yang dirasakan oleh Doyoung saat mata bulatnya melihat ekspresi wajah Haruto yang tampak menahan rasa sakit hati?
"Aku nggak apa." Ucap Haruto lagi, matanya menatap Doyoung dengan dalam. "Aku bakal cerita, tapi nggak sekarang."
Doyoung menggelengkan kepalanya, "Nggak perlu Haruto"
"Ekspresi kamu nggak bisa bohong, ketara banget kamu mau tau." Haruto tertawa kecil saat menangkap gelagat Doyoung yang seperti ketahuan mencuri.
Badan yang lebih kecil itu ditarik untuk masuk kedalam pelukannya, "Ceritanya panjang dan aku butuh waktu untuk ceritain ini sama kamu. tunggu aja ya."
Doyoung merasa heran dengan perilaku Haruto yang sangat lembut padanya, seakan-akan dirinya tidak boleh sedikitpun terluka.
"Sebenarnya kamu nggak perlu cerita juga nggak masalah, aku bukan siapa-siapa kamu, ruto??"
Pelukan itu dilepas, senyuman penuh cinta yang tulus Haruto berikan pada Doyoung yang sangat ia cintai.
"Right, but i love you. setidaknya aku nggak simpan kebohongan sama seseorang yang aku sayang."
Tbc.
Alex Park.
Mau aku buat nongol nggak Sarah nya? xixixixi

KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic
FanfictionHubungan mereka bertiga tidak sehat sama sekali. Dirty talk | bxb | drama