-04-

818 152 2
                                    

Manhwa komik berjudul Killing Stalking merupakan karya seorang komikus yang terkenal belakangan ini. Komik yang menceritakan kisah cinta antar sesama jenis yang dibalut aksi pembunuhan.

Yeon Bum, pemeran utama komik ini. Dia digambarkan sebagai pria kurus yang selaku di bully. Penampilannya selalu suram. Saat remaja ia dilecehkan oleh pamannya sendiri yang membuatnya memiliki gangguan psikis dan kelainan seksual.

Oh Sangwoo, pemeran utama kedua. Sangwoo digambarkan sebagai pria populer di lingkungannya maupun di kampus. Dari luar ia terlihat seperti pria normal lainnya, menyukai lawan jenis, berpacaran, melakukan hubungan intim seperti pria normal lainnya.

Namun, dibalik kenormalan itu.. ia menyembunyikan psikopat sadis yang ada di dalam tubuhnya. Ia selalu melakukan penyiksaan dan kekerasan pada korbannya. Semua penyiksaan itu dilakukan di sini, di bawah basemen rumahnya.

.

.

.

Sangwoo berjongkok dihadapan wanita yang tak berdaya itu. Ia terlihat kurus kering dan matanya bengkak karena terus menangis.

"Kau sangat kurus karena kesepian bukan? Kebetulan ada yang mengajukan diri ingin bergabung dalam pesta kita" sangwoo menengok ke belakang. Menatapmu datar.

"Sang...woo.." ucap wanita itu lirih

"Ku mohon ... Lepas....kan aku..." Susah payah wanita itu mengeluarkan suara.

Kamu yang melihat mereka asyik berbincang mencoba untuk kabur. Tapi kakimu tergelincir saat jatuh tadi. Dan itu kebetulan yang sangat tidak diinginkan mu sekarang. Kamu berdesis kesakitan sambil memegang pergelangan kakimu yang terasa sakit.

Sangwoo berjalan mendekatimu, ia menarik rambutmu tanpa memperdulikan teriakan dan rintihan sakitmu.

Kamu banyak mengumpati Sangwoo. Namun percuma dia tidak mengerti bahasa mu. Kamu dibawa mendekat ke wanita itu.

Wanita itu menatapmu, tatapannya mengisyaratkan kemalangan. Bibirnya pecah-pecah. Pasti dia dehidrasi dan kedinginan dibawah sini.

Sangwoo menyeret kursi. Dia duduk terbalik di kursi itu. Ia mengetik sesuatu di ponselnya. Menyalakan volume ponselnya kencang. Lalu menekan layar, "Kau yang membuatku mengeretmu kedalam pesta ini jadi jangan menyesal"

"Ini merepotkan, sampai kapan aku harus berkomunikasi denganmu menggunakan ponsel?"

Ia menaruh ponselnya sembarang, lalu mendekati kami. Kamu mundur-mundur menghindarinya. Namun kakimu yang terkilir dicengkram Sangwoo dan ditarik kakimu mendekat.

"AAAKHHH..."

Sangwoo terlihat terkejut sepersekian detik. Tak lama ia tersenyum miring. Mendekatkan wajahnya di telingamu.

"Teriakan yang indah"

Kamu menamparnya. Perasaanmu mengatakan kalau dia baru saja menggoda mu. Sangwoo kembali menatapmu datar. Tangannya melayang cepat menamparmu balik. Kamu terhempas karena tamparan itu.

Sangwoo menarik dagumu untuk melakukan kontak mata. Kembali ia melyangkan tamparan pada pipi yang lainnya.

"Keberanian mu itu tak akan menguntungkan di sini. Karena akulah yang mengambil alih pestaku"

Sangwoo melayangkan tamparan penutup yang keras pada pipimu. Membuatmu merasakan memar di titik tamparan itu. Sangwoo lalu memborgol mu.



You POV

Mataku terasa berat untuk dibuka. Kedua pipiku memanas, dan terasa membengkak. Ini karena refleks ku yang menamparnya tadi. Sialan aku kelepasan.

Aku melihat Sangwoo yang menghampiri wanita setengah telanjang itu. Mereka mengobrol tapi lama-kelamaan wanita itu menangis seperti memohon. Sangwoo melangkahi tubuh wanita itu, ia berdiri di atas tubuh wanita itu. Sangwoo menjatuhkan lututnya, ia menatap wanita itu lalu menatapku. Tanpa mengalihkan pandangannya padaku ia mencekik leher wanita dibawahnya. Wanita itu meronta.

Wajah Sangwoo nampak datar biasa saja. Layaknya melakukan hal yang biasa, itu sangat kejam. Tapi aku tak bisa membantunya, aku saja masuk ke neraka ini. Ditambah kaki yang terkilir. Aku terus melihat pemandangan itu hingga wanita itu tidak melakukan perlawanan lagi.  Dia tewas. Sangwoo membunuhnya begitu saja seperti membunuh anak ayam.

Sangwoo berjalan menuju tangga meninggalkan baseman ini. Entah apa yang akan dia lakukan lagi.




Author POV

Sangwoo mengambil trash bag hitam, memasukkan mayat wanita yang sebelumnya ia kencani itu. Perasaan kemanusiaannya sudah tidak ada lagi di matamu setelah memperlakukan mayat dengan tak senonoh.

Kamu terus menatap dalam ekspresi datar Sangwoo. Berpikir bahwa ia sungguh berubah karena traumanya itu. Bahkan kamu sedikit bersimpati untuknya.

Setelah mengikat kantung besar berisi mayat, Sangwoo mengambil pisau lalu mendekatimu.

"Jangan mendekat!!"

"Sudahlah, aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Apa kau mengumpat ku?"

Rambutmu ditarik ke atas, kamu merintih. Pisau ditodongkan tepat di depan lehermu, menggores sedikit kulit lehermu hingga dapat dirasakan ada cairan mengalir disana. "Kau meremehkan ku ya?"

"Tidak, Sangwoo.. dengarkan aku. Aku berasal dari dimensi lain. Aku tau akhir kisahmu yang menyedihkan. Jadi... Jadi..."

Kamu teringat kisahnya. Disaat seperti ini kamu malah mengasihani kisah hidup pembunuh didepanmu yang menodong pisaunya di lehermu.

Sangwoo menatapmu bingung. Sangwoo menatapmu lama, mengamatimu yang ingin menangis tiba-tiba begini. Namun itu berbeda dengan menangis minta dilepaskan seperti korbannya yang lain. Seperti ada sesuatu yang membuatnya ingin mengetahui maksud perkataanmu. Lalu ia melepas jambakkannya pada rambutmu. Ia berjalan mengambil ponselnya. Lalu kembali menghampirimu.

Ia menodongkan ponselnya didepan wajahmu. "Cepat bicara! Kau membuatku pusing dengan berbicara bahasa aneh"

"Aku tau kisah hidupmu, jika kau melepaskanku aku akan membantumu menghadapi masalah... Trauma masa kecilmu. Jadi...jadi...."

"...aku akan membantumu mengubah akhir kisah tragis itu"

Tanpa pikir panjang dan tak dapat memikirkan kata-kata yang tak membuatnya membunuhmu, kamu berkata begitu. Tanpa kamu sadari kamu telah masuk semakin dalam di kehidupan si antagonis komik.

"Aku tau kisah hidupmu jika kau melepas ku aku akan membantumu masalah trauma masa kecil. Jadi aku akan mengubah akhir tragis itu"


Sangwoo membelalak kaget. Ada orang asing dengan bahasa yang asing juga malah mengetahui trauma yang memang ada padanya dan terjadi saat masa kecilnya.

Sangwoo menarik keatas dagu mu. Meneliti kebohongan yang ada dalam matamu. Kemudian ia menghempas wajahmu.

Ia jadi menggila. Mengetahui ada orang lain yang tahu traumanya. Dan orang ini juga tahu tentang aksinya di baseman ini.

Sangwoo meremas rambut depannya kuat. Ia berbicara sendiri saat terakhir mendengar hasil translate darimu. Ia sungguh menggila.

Tiba-tiba ia diam. Tidak lagi melakukan gerakan orang yang frustasi, ia berbalik. Menatapmu dengan senyuman tipis. Kamu merinding melihat perubahan itu. Menerka-nerka pikiran yang ada di kepala Sangwoo.

"Apa yang ia pikirkan??! Kenapa dia jadi tersenyum? Apa dia akan langsung membereskan ku? Apa di tidak percaya perkataan ku? Sudah pasti saat seperti ini mana mungkin mempercayai orang asing yang tiba-tiba berbicara tentang trauma masa kecil? Habis sudah. Aku akan mati di dalam komik?! Yang benar saja! Mati konyol?!"

.....


"Apa kita coba saja....?" Gumam Sangwoo


































TBC.

ENTER THE COMIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang