-06-

725 154 15
                                    

Sangwoo menurunkan mu di tepi bathup. Kamu meringis merasakan dinginnya lantai kamar mandi mengenai kulit kakimu yang terkilir.

Sangwoo melirik kaki mu, "Ini tidak bengkak, jadi jangan berlebihan"

Kamu tidak mengerti maksudnya, karena ia memakai bahasanya. "Apa?"

Sangwoo mentapmu datar, "Hemat air, biayanya di Korea sangat mahal"

Setelah bicara dengan ketus ia meninggalkanmu di kamar mandi. Biarpun kalian setuju untuk menjadi rekan, tetap saja Sangwoo belum bisa percaya kamu seutuhnya karena kamu orang asing yang tiba-tiba datang dalam hidupnya.

.
.

Setelah mandi dengan susah payah, kamu meraih handuk yang disiapkan Sangwoo di sudut bathup.

Kamu membuka tumpukan di bawah handuk disiapkan. Dengan hati-hati agar tidak ada kain yang jatuh kedalam bathup. Walau membuka dengan hati-hati kamu hanya menemukan sweater kebesaran miliknya berwarna cokelat.

"Huh? Dia siapin sweater doang tanpa dalaman? Yang benar saja!"

Pintu dibuka tanpa diketuk, Sangwoo masuk dan berpose seperti orang yang lelah menunggu lama.

Kamu menutup tubuh dengan sweater yang panjangnya hanya lebih panjang beberapa centi saja dari pangkal paha mu.

"Dia gila ya?! Main masuk aja!"

"A-apa kau memiliki pakaian dalam yang bisa kupakai? Dan mungkin celana panjang juga"

Sangwoo menatapmu, dia mendekat. "Mau pakai dalaman pria? Atau dalaman wanita di basemen tadi?"

Kamu langsung menggeleng. Sangwoo merebut sweater itu dengan mudah, kamu menutupi dada dan bagian bawah mu.

"KAU GILA YA?! APA YANG-"

Sangwoo memakaikan sweater itu memasuki kepalamu. "Pakai apa yang ku kasih tidak perlu perotes. Cepat! Kita harus buat kontrak perjanjian"

Sangwoo meninggalkanmu tanpa menutup pintu kamar mandi.

Kalian duduk berhadapan di meja makan. Masing-masing dari kalian menulis point dari perjanjian yang akan disepakati.

Pihak 1 adalah Sangwoo yang tinggal di dunia ini tentunya dan pihak 2 adalah kamu yang masuk kedalam dunia komik ini. Perjanjiannya tiap orang menulis lima point yang diinginkan, jika tidak sesuai masing-masing pihak dapat menolaknya dan point tersebut dapat diganti.

Kalian saling memandang, lalu menukar kertas saling memeriksa point kesepakatan yang akan kalian sepakati.

Alis mu bertaut, hanya ada tiga point di kertas Sangwoo. "Bukankah kita sepakat untuk menuliskan lima? Kenapa hanya tiga?"

Sangwoo tersenyum miring, "Tidak ada yang bilang harus ditulis saat ini juga kan? Aku menyimpannya untuk jaga-jaga, biar bagaimanapun kau itu orang luar"

"Kalau tidak sesuai kan bisa diganti asal disetujui kedua pihak?" Intonasi mu mulai naik

Sangwoo menghembuskan nafas berat, "Tetap saja kau itu mencurigakan. Orang asing, tau masa kelam ku, dan apa katanya? Datang dari dunia lain? Yang benar saja! Disini seharusnya yang paling waspada adalah aku kan!"

Kamu bungkam, logikanya masuk akal.

Sangwoo menunjuk isi kertas milikmu, "Apa ini?"

2. Tidak menambah korban lagi dengan membawa mereka ke rumah
3. Pihak 1 tidak berhak mengancam, melakukan kekerasan dan melakukan tindakan seksual kepada pihak 2

"Sudah ku bilang ini bukan transaksi yang dapat menguntungkan kedua pihak..."

Sangwoo menatapmu tajam, melanjutkan kata-katanya yang berjeda "..Ini transaksi yang dapat menguntungkanku lebih banyak"

"Akh lupakan saja! Dengar, kau hanya perlu berperan menjadi ibu di rumah, membersihkan rumah, memasak dan menyambutku tiap pulang dan berangkat"

Sangwoo berjalan mendekati dari samping, mendekatkan wajahnya padamu. Ia memasang wajah tersenyumnya, "Dan selalu tersenyum layaknya ibu"


🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪

You POV

Pada akhirnya karena ketakutan, aku hanya diam dan membiarkan Sangwoo berbuat seenaknya.

Berperan menjadi ibu. Berarti aku menggantikan pemeran utama komik, menggantikan peran Bum yang seharusnya berperan menjadi ibu saat tertangkap di rumah Sangwoo.

Jika melihat dari tingkahnya, Sangwoo belum sepenuhnya mempercayaiku dan kurasa dia tidak akan berbahaya selama aku menurut padanya.








Author POV

Pintu utama rumah terbuka, Sangwoo melangkah masuk membawa sekantung bahan makanan mentah.

Kamu melangkah dengan tertatih menyambutnya dengan senyuman yang mengembang. "Selamat datang, Sangwoo"

Sangwoo melirikmu yang lebih kecil darinya, ia tersenyum. "Aku membeli bahan makanan, nanti masakkan makanan yang enak untukku"

Kamu mengangguk sambil mempertahankan senyuman mu, "Baiklah, Sangwoo. Apa kau mau mandi dulu? Aku akan menyiapkan air hangat untukmu"

Sangwoo menepuk pundak kanan mu, ia menatapmu lama. "Akting yang bagus (name)"

"Tapi kita akan mengobati lukamu dulu, hup"

Sangwoo mengangkat mu layaknya karung yang di letakkan di pundaknya. Kamu meremas kuat baju belakangnya.

Sangwoo membawamu ke ruang keluarga, mendudukkan mu di sofa. Sangwoo pergi dan kembali dengan membawa minyak.

Ia duduk di lantai, mengambil kakimu yang cedera. Kamu merasa sedikit risih, tapi tidak bisa menolak juga.

Sangwoo menatapmu dan tersenyum, "Ini tidak terlalu bengkak, jika istirahat lebih mungkin akan membaik"

"Bisakah berbicara dengan bahasa Inggris? Aku tidak mengerti bahasa Korea Sangwoo"

Sangwoo hanya tersenyum yang memiliki seribu arti dari senyumannya. Ia mulai menuangkan minyak ke atas telapak tangannya, lalu ia mulai mengoleskan tangannya ke kakimu. Ia mengusapnya dengan perlahan agar kamu tidak sakit.

"Ternyata dia bisa selembut ini..." ucapmu dalam hati

Selesai dipijat ringan dan membalut kaki mu dengan perban, ia menyuruhmu untuk beristirahat. Sangwoo juga menyalakan tv untukmu. "Ini remote nya. Kali ini aku yang masak, kau istirahat saja agar cepat sembuh"

Kamu mengangguk, Sangwoo pergi dengan senyumannya.

Semenjak batalnya pembuatan kontrak perjanjian denganmu, ia menjadi lebih sering tersenyum dan berlaku lembut. Dia memperlakukanmu layaknya anak yang berbakti.




🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪🔪

Seorang pria kurus menatap lama rumah Sangwoo dari luar. Matanya berbinar serta senyuman mengembang setelah mengetahui itu adalah rumah milik Oh Sangwoo, pria yang ia kagumi.

"Ini rumahnya... Rumah Sangwoo"





- TO BE CONTINUE -

ENTER THE COMIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang