-10-

745 136 14
                                    

Kamu duduk di kursi meja makan dengan kedua mata yang ditutupi kain.

"Kau tau mesin pencapit boneka kan? Pilihlah benda di atas meja seperti mesin pencapit"


Kamu tidak tenang memikirkan benda apa saja yang Sangwoo letakkan di atas meja. Sudah pasti itu benda yang berbahaya, pikirmu.

"Kau tidak ingin hidup?"

Sangwoo berbisik didekatmu, kamu gelagapan menanggapi pertanyaan yang terdengar sebagai ancaman itu.

"Kalau begitu cepat pilih, suasana hatiku bisa cepat berubah. Kau tau itu kan?"





Terdengar cukup jelas kamu yang menelan ludah karena gugup. Kamu mengulurkan satu tanganmu. Tanganmu terulur kurang lebih satu meter diatas permukaan meja makan.

Kamu menggerakkan tanganmu kekanan, terdengar terwa yang tertahan dari Sangwoo. Kamu menjadi ragu, lalu menggeserkan tanganmu ke kiri. Sangwoo tidak bereaksi, kamu beranggapan benda yang ada dibawah inilah yang tidak terlalu ekstrem.

Dengan mantap kamu mengayunkan tanganmu ke bawah, menyentuh benda tersebut. Benda yang dingin, dan... runcing.

Jantungmu berdetak tak karuan menebak benda yang dipilih adalah pisau(?)





Sangwoo melepaskan kain penutup matamu, arah penglihatan langsung tertuju pada benda dibawah tanganmu. Ternyata dugaan mu benar, itu adalah pisau. Kamu melirik Sangwoo yang berwajah datar,

"Pilihan bagus, padahal benda favorit ku berada di kanan"



Ia mengatakannya dengan kecewa. Kamu melirik kekanan, benda favorit Sangwoo adalah pemukul baseball. Dan benda yang ada di tengah adalah palu.

Kamu bergidik ngeri melihat benda-benda yang tersaji diatas meja. Apa yang akan terjadi dengan benda yang dipilih mu. Dipakai untuk apa pisau runcing itu(?)




"Nah sekarang kita akan mulai permainannya"

"Tu-tunggu, apa yang akan kau lakukan? Permainan apa yang akan dimainkan?"

Sangwoo menatap datar lalu mengambil pisau yang menjadi pilihanmu. Pandangannya kini tertuju lurus padamu, tangannya yang bebas mengusap pipimu. Bulu kudukmu meremang mendapat sentuhannya.

"Kita akan bermain tahan suara. Jika berhasil menahan suara dalam lima menit, aku akan membiarkanmu hidup"

Wajahnya berubah, ia perlahan menyeringai dengan mata yang melotot seram "Jika kalah, aku akan membunuhmu"

"Sangwoo kumohon, kumohon, kumohon... Biarkan aku hidup Sangwoo"






Sangwoo diam dalam waktu yang lama, menatap lurus matamu yang mulai menggenang. Kamu memberikan tatapan memelas padanya.

"Kenapa kau sangat ingin hidup?"

"Ya..?"

"Apa kau memiliki keluarga hangat yang menunggu kepulangan mu? Atau memiliki pacar tampan yang menanti kabarmu? Kalau dari tampilan mu, tidak mungkin kekayaan menantimu bukan?"

Kamu diam, bingung dengan pertanyaan randomnya. Disaat seperti ini kenapa Sangwoo menanyakan itu?

"Apa dia akan bersimpati jika aku mengatakan memiliki seseorang yang menungguku? Atau hanya ingin mencari informasi tentangku?" - batinmu






"A-"

"Aku akan langsung membuhumu jika berbohong" Sangwoo dengan wajah datarnya mengancam mu.


Kamu tersentak. Sedikit ragu untuk kembali berbohong padanya lagi.

"Aku.... Tidak ada yang seperti itu di duniaku"

ENTER THE COMIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang