-08-

807 153 3
                                    

Miaan... Readers ಥ_ಥ

Karena bernafsu ingin cepat up chapter baru, saya keliru dengan alurnya. Tidak sesuai ekspektasi, jadi ada pembaharuan pada chapter-08-

.....

Mohon maaf sekali lagi ya (〒﹏〒)
Bonus deh rada smut 😉 wkwkkwk

Happy Reading ~ 😌~

Btw terimakasih atas dukungan kalian selama ini!!! ♡(˃͈ દ ˂͈ ༶ )

_________________________________________________________________________




You POV

Setelah perkataan bodoh yang kuucapkan tadi, Sangwoo tidak bereaksi berlebihan seperti yang kupikirkan. Dia seperti sudah terbiasa menghadapi situasi tadi. Seperti... dia sering mendapat pernyataan cinta. Kalau diingat-ingat di komik dia juga populer.

Aku meliriknya yang sedang mengendarai mobil, senyuman miring terlihat diwajahnya yang menatap lurus jalanan.

Ia melirikku, lalu tersenyum manis. Aku memalingkan wajah.

"Dia manis tapi barusan aku ke rumah sakit karena dia!!! Dia pasti berpikir aku gila karena menyatakan cinta setelah diracuni. Memang alasan yang buruk!"

Sangwoo menyentuh pundakku, aku menghindar terkejut. Ia menatapku bingung.

Aku tertawa canggung, "Kenapa kaget begitu? Hm?"

Sangwoo mengulurkan tangannya mengusap pipiku, aku tersentak menatapnya ngeri. Tatapannya dalam dan penuh arti.

"Nah, ayo kita masuk"

Kami berjalan beriringan masuk kedalam rumah Sangwoo. Aku membiarkannya masuk lebih awal. Didepan, Sangwoo membuka mantelnya perlahan sambil melirik kebelakang, ke arahku.

"Ingin makan apa kali ini? Kita akan pesan, kau pasti trauma"

"Terserah padamu, aku tidak begitu tahu makanan enak disekitar sini"

Sangwoo memesannya, ia berkata makanan akan datang 30 menit lagi karena restoran ini sedang banyak pelanggan. Sepertinya restoran ini terkenal enak, kuharap begitu.

"Ini ponselmu,"

Ponselku, layarnya yang sebelumnya sudah ada goresan kini memiliki jaring laba-laba di sudut kiri atasnya. Entah apa penyebabnya, aku tidak begitu ingat.

"Terimakasih"

"Kau akan mandi? Pakaianmu ada di kamarku"

Tatapan Sangwoo tidak lepas dariku sejak kami memasuki rumah ini. Membuatku sedikit tertekan dengan tatapannya.

"Terimakasih banyak, kalau begitu aku akan mandi dahulu sebelum makanannya datang"

Rasanya aku ingin cepat menghindari orang itu. Ia seperti ingin membunuh orang dengan tatapannya barusan.






Author POV

Kamu memasuki kamar mandi menguncinya dari dalam. Semua pakaian kamu tanggalkan, kamu memasuki bathup dan menyalakan shower.

Dibawah guyuran air, kamu menunduk termenung. Memikirkan cara lainnya, otakmu tak henti-hentinya berpikir jalan keluar dari kematian yang kemungkinan akan datang pada detik selanjutnya.

Terdengar knop pintu kamar mandi yang berusaha dibuka dari luar. Sangwoo ingin masuk saat tau kamu berada di dalam.

Knop pintu bergerak naik turun hanya beberapa detik, setelah itu terdengar langkah kaki yang menjauh dari pintu. Kamu mulai bernafas dengan lega lalu bergegas mandi.

Cklek

Pintu kamar mandi dibuka, Sangwoo masuk ke dalam dengan santainya. Kamu sibum menutupi area private mu. Menatapnya ngeri.

"Saat mandi, tidak perlu mengunci pintu"

Sangwoo membuka pakaiannya dari atas lalu bagian bawahnya. Kini ia melangkah masuk kedalam bathup. Kamu menjadi panik bergerak dengan gelisah saat Sangwoo berada dekat denganmu.

Sangwoo menatapmu yang lebih pendek darinya. Senyuman tipis ia perlihatkan, "Tubuhmu indah"

Kamu semakin menyusut, menutupi lekuk tubuhmu. "A-aku sudah selesai"

Sangwoo menahan pinggulmu, menariknya lebih dekat dengan tubuhnya. Ia tidak berbicara hanya menatapmu dalam.

"Aku sudah selesai, biarkan aku keluar Sangwoo"

Sangwoo memiringkan sedikit kepalanya, tidak ada balasan darinya. Ia hanya menatapmu, kamu memalingkan pandangan.

Sangwoo membalikkan tubuhmu menghadap tembok, kamu menahan keseimbangan dengan kedua tangan. Dengan cepat Sangwoo mendekatkan tubuhnya denganmu, ia mencium pundakmu. Kedua tangannya memainkan payudaramu dari belakang.

"Heuung.."

Tangannya dengan terampil memainkan putingmu memberikan sensasi kejut pada sekujur tubuhmu.

Satu tangan kamu gunakan untuk menghentikan tangan Sangwoo yang melekat pada dadamu. Namun tidak berhasil.

"Bukankah kau menginginkan ini juga? Jika mencintaiku?"

Kamu tersadar dengan umpan yang dimakan lalu ikut bermain akting didepannya.

Tanganmu meremas pelan tangan Sangwoo yang berada di dadamu, "Itu sebelum kau membuatku ke rumah sakit, hmm.."

"Jadi kau tidak menyukaiku saat aku meracuni mu?"

Sangwoo menghentikan aktifitasnya, ia menatapku dengan penuh arti. Tatapannya itu terlihat mengerikan, kamu merasa salah bicara.

"Sebelumnya kau bilang kau tau kisah ku kan? Seharusnya kau sudah mengerti kondisimu, (Name)"

Perlahan Sangwoo tersenyum, bulu kuduk meremang. Otakmu berputar memikirkan maksud ucapannya.

"Hm? Tubuhmu gemetar? Kau pasti kedinginan. Jadi cepat jawab pertanyaanku, kau menyukaiku?"

"Apa maksudnya? Aku.. lupa alur ceritanya karena terlalu tertekan, melupakan hal tentang Sangwoo yang dijelaskan secara tersirat dalam komik"




"Ayo jawab.." nada bicaranya mulai naik dan terdengar tak sabaran.

Kamu menjawab dengan tak menatap matanya, "Aku... Masih menyukaimu Sangwoo"

Kamu melirik Sangwoo dengan gerak perlahan karena keheningan yang panjang, Sangwoo terlihat terkejut. Perlahan sudut bibirnya naik, ia menyeringai.



















Di komik bagian awal, saat Bum tertangkap basah menyelinap masuk rumah Sangwoo bahkan ke basemen nya...

"Aku mencintaimu Sangwoo"

Ia mengakui perasaanya disaat-saat yang sangat genting. Dan hasilnya, itu membuat Sangwoo mengundurkan niatnya untuk membunuh Bum saat itu.

Dengan kata lain, kamu memilih cara yang sama yang dilakukan Bum.


Tapi Bum adalah laki-laki,


Kamu melupakan kalau Sangwoo membenci wanita karena traumanya.


















































- To Be Continued -






ENTER THE COMIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang