-05-

790 150 6
                                    

Sangwoo tersenyum miring, ia berjalan mendekat lalu berjongkok didepanmu. "Jadi apa yang kau tahu?"

Kamu mengerti perkataannya, dia menggunakan bahasa Inggris. Kamu mulai menjelaskannya secara garis besar trauma yang Sangwoo alami di dalam komik itu. Walau kau tidak begitu yakin dengan ingatanmu, semoga saja Sangwoo percaya, batin mu berharap.


Mata Sangwoo terbelalak, ia mematung dan kehabisan kata-kata. Mulutnya sedikit terbuka.

"Kau..."

Wajahnya pucat, ia teringat masa lalu kelamnya. Terdengar Sangwoo menelan ludah kasar, keringat dingin mulai bercucuran dari dahinya. Pupil matanya bergetar.



"Tenanglah, aku akan menjelaskannya perlahan-lahan"

Sangwoo menatapmu curiga dan gelisah. Karena orang asing sepertimu bisa tahu traumanya. Itu tidak masuk akal.

"Pertama-tama buka dul-"

Dengan cepat pisau yang berada di tangan Sangwoo melayang dan berhenti tepat saat menyentuh kening mu. Darah mulai turun dari dahimu. Kamu membeku,

"Apakah situasinya makin memburuk? Apa aku terlalu tergesa-gesa mengambil keputusan?"

"Siapa.. siapa kau sebenarnya?" Dengan sedikit bergetar, Sangwoo menanyakan identitas mu.

"Akan ku jelaskan saat kau menjamin tidak akan membunuh dan membebaskan ku"



Sangwoo terdiam, ia melirik dengan seram. Pisau itu makin didorong Sangwoo. Kamu berteriak.

"Ini bukan transaksi. Jawab pertanyaanku!"

"Bagaimana ini, aku tak berpikir dia akan seperti ini!"

"Aku orang asing"

Sangwoo tidak puas dengan jawaban simple mu. Ia mendorong kembali pisau itu. Kamu menjerit sakit.


"Kalau tidak ingin sakit, jawab dengan benar. Siapa dan bagaimana kau bisa tahu hal itu?"

"Aku tidak boleh mengungkap diriku disini. Itu akan menjadi keuntungan dia suatu saat, tapi kalau asal bicara dan dicurigai dia akan membunuhku disini"

Kamu menarik nafas panjang "Namaku (full name), aku bekerja di Korea...sebagai... Asisten rumah tangga"



Sangwoo terdiam, menganalisis jawabanmu. Dia terlihat sangat ragu dengan identitas yang tidak jelas itu.

Pisau itu menjauh dari dahimu. Kamu bernafas lega akan itu. Sangwoo masih menatapmu datar. Interogasi masih berlangsung, kamu tidak bisa tenang sepenuhnya.


"Tapi memang sejak masuk dunia ini aku tidak bisa tenang"



Sangwoo kembali menodong pisau tepat di lehermu kali ini. "Bagaimana kau bisa tau semua itu?"

Kamu menelan ludah kasar dan ujung pisau itu dapat mengenai tenggorokan mu yang sedang menelan kasar ludah mu tadi.

"Aku....."

Kamu bimbang bagaimana cara menjelaskan nya pada Sangwoo. Apakah harus berbohong lagi? Tapi tidak ada ide cemerlang dan logis tentang darimana mengetahui kehidupan pribadi seseorang.

"Mengetahuinya dari... Komik" kamu menutup mata rapat takut kejujuran itu dinilai alasan konyol kemudian dengan sadisnya Sangwoo menebas lehermu.

"Komik?" Sangwoo menatapmu marah. Dianggap kamu telah mempermainkannya dengan alasan konyol.



ENTER THE COMIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang