Sangwoo menunduk ia menutupi seringainya dengan tangan. Ia terkekeh geli mendengar jawaban yang diluar dugaannya.
"Haaa..."
Sangwoo menghembuskan nafas untuk menenangkan dirinya dan ia menatapmu dengan sisa senyuman di wajahnya.
"Mengejutkan, kau masih menyukaiku walau aku sudah meracuni mu? Kau hampir mati gara-gara aku tapi masih menyukaiku? Hebat!"
Sedikit tersindir setelah mendengarnya walau kamu tidak benar-benar memiliki perasaan padanya. Sangwoo menggerayangi tubuh polosmu dengan matanya. Walaupun sudah ditutup oleh tangan, otak laki-laki akan mengetahui lekuk tubuh wanita dengan imajinasinya.
Kamu makin menutup rapat area private mu, matanya kembali menatap matamu.
"Kau jalang gila yang mengatakan hal bodoh demi bertahan hidup. Ternyata kau tahu situasi mu ya, pintar juga"
Kamu membeku, pupil matamu mengecil dan bergetar panik. Ia telah mengetahui akal bulus mu.
Sangwoo mengusap lembut lengan bagian atasmu. Kamu menatapnya takut.
"Senang ya berakting didepanku? Apa kau mau menjadi aktris dengan akting buruk itu?"
Matanya menjelaskan bahwa dia marah dan amarahnya sedang ia tahan. Seringai ia tunjukkan.
"Aku benci dibohongi dan diperlakukan bodoh begini. Sebaiknya hukuman apa ya yang pantas untukmu?!"
Kamu sudah tidak perduli lagi dengan tubuh polos yang akan terlihat, kini yang lebih penting adalah nyawamu. Kamu menyatukan kedua telapak tanganmu, memohon dengan wajah memelas. Mengabaikan area private yang kemungkinan besar dilihat Sangwoo.
"Kumohon, ampuni aku kali ini. A-aku terpaksa berbohong..."
Sangwoo menjauhkan wajahnya, berdiri tegak seperti semula. "Terpaksa kenapa?"
"Ukh"
Kamu menutup mata, situasinya semakin memburuk. Sedikit saja memilih kata yang salah, habis sudah nyawamu.
"Begini Sangwoo. Aku tau kau seperti apa, jadi aku hanya berusaha untuk hidup di dunia ini. Aku tau kau belum seutuhnya mempercayaiku juga, jadi aku..."
Sangwoo diam, masih ingin mendengar penjelasan mu untuk lebih meyakinkannya. Kamu kembali memutar otak,
"Aku... Aku berjanji, aku berjanji untuk membantumu agar tidak mengalami akhir seperti di komik, jadi kumohon biarkan aku hidup kali ini"
Tanpa sadar air mata mengalir deras, Sangwoo menatapmu dalam. "Baiklah"
Kamu sangat terkejut mendengar itu dari Sangwoo. Perasaan senang dan lega bercampur di hatimu, tapi masih ada sedikit waspada bahwa ini merupakan salah satu triknya.
"Aku masih tidak percaya dengan komik itu, aku ingin melihatnya lagi"
Kamu mengangguk lalu dengan cepat mengambil handuk dan melilit tubuhmu dengan handuk. Setelah itu mengambil ponselmu yang berada di atas baju ganti.
Kamu menyalakan ponselmu. Ponsel ini sudah beberapa hari tidak kamu cek keadaannya. Kamu berharap-harap cemas karena kondisinya yang sudah tidak seperti pertama datang ke sini.
Ting
Ponselmu berhasil nyala, sedikit lega karena hal yang dikhawatirkan berkurang. Kamu memencet Google, mengetik judul komik.
Hal yang kamu khawatirkan pun datang.
'Killing Stalking not found'
Beberapa kali kamu mengecek jaringan dan menggunakan aplikasi pendukung, namun tetap sama hasilnya. Kamu mulai panik.
Tanpa disadari, Sangwoo berada di belakangmu. Ia melihat layar ponselmu dengan wajah datarnya.
"Be-begini... Ini mungkin ada kesalahan-"
Sangwoo menamparmu, kamu terhempas kuat hingga harus bertumpu pada wastafel.
"Kau membohongiku lagi? Apa itu menyenangkan?"
Kamu tidak berani menatapnya sekarang. Di dalam otakmu meyakini bahwa pada akhirnya kamu akan masuk lagi ke basemen dan disiksa oleh karakter fiksi hingga mati.
Sanwoo menatapmu melalui cermin, memutar balik tubuhmu menghadap cermin. Tangannya bersemayam di pundak telanjang mu. Tatapan kalian beradu dalam cermin, kamu sangat ketakutan dan itu terlihat jelas dari matamu.
Pria itu tersenyum lebar. Sangwoo menikmati itu, rasanya ia ingin terus melihat wajahmu dengan ekspresi ini.
"Hei, tersenyumlah"
Kamu tidak ingin melakukannya, tapi mungkin saja dengan menurut dia akan mengampunimu. Kamu tersenyum tipis dengan air mata yang menggenang.
"Baiklah, aku akan mengampunimu untuk yang terakhir kalinya ini, tapi dengan syarat"
Seperti tidak ada jalan lain, kamu mendengarkannya dengan pasrah dan menerima itu.
"Kita akan bermain, jika kau menang... Aku akan mengabulkan keinginanmu"
- To Be Continued -
KAMU SEDANG MEMBACA
ENTER THE COMIC
FanfictionMasuk kedalam Isekai merupakan impian (name). Kehidupan Isekai yang indah nan manis bersama tokoh utama pria yang lembut dan tampan. Gadis itu berhasil masuk, tetapi dunia Isekai yang diimpikannya tak terwujud. Dia malah memasuki dunia Isekai dengan...