Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini kelas 11 IPS 2 terdapat mata pelajaran olahraga sebelum jam istirahat tiba.
"Ok guys, materi kita kali ini adalah bola basket." ujar Pak Brandon selaku guru olahraga.
Ia memang sosok guru terasik di SMA Aksara Bangsa. Tidak menganggap seluruh muridnya hanya sebatas murid, melainkan juga sebagai teman dekat dirinya.
"Tapi sebelumnya, saya mau minta maaf kalian.." ucap Pak Brandon di depan barisan.
"Kenapa Pak?" tanya Vano.
"Saya gak bisa ngajar kalian dulu hari ini, ada urusan sebentar." jawabnya.
"Ohh, yaudah kali Pak, santai aja.. kita kan udah khatam sama yang namanya basket! Hahahaha." ujar Aldi angkuh.
"Nah, makanya itu, saya tinggal gapapa, kan?" tanya Pak Brandon masih tak enak.
"Gapapa Pak, teknik basket mah udah di luar kepala semua!" ujar Gio juga angkuh.
Vano menjitak kepala Gio secara tiba-tiba, yang membuat sang empu terkejut dibuatnya. "Ya lagian mana ada bola basket di dalem kepala, bego!" sahutnya.
Gio membalas jitakan yang Vano berikan kepada dirinya, memang bisa meningkatkan darah tinggi secara drastis jika berbicara dengan Vano. "YA GAK GITU KONSEPNYE, DODI!" omelnya.
"Heh! Udah udah! Ngang ngong ngang ngong! Lu bedua kaga bisa idup apa ya kalo kaga ribut sehari?!" ujar Pak Brandon menengahi kedua murid bawelnya.
"Tau tuh Pak, nyari masalah mulu tuh dia!" gerutu Vano menunjuk Gio sinis seakan memiliki dendam kesumat kepada lelaki tersebut.
"Heh! Kok gue? Kan lo duluan yang tiba-tiba ngejitak pala gue, bagong!" omel Gio tak terima.
"UDAH WOI! BUSET DAH!" omel Pak Brandon frustasi.
"Yaudah sana Pak, tinggal aja. Biarin tu curut dua ribut disitu ampe bel pulang." ujar Erland juga jengah melihat kedua temannya.
"Yaudah, beneran nih gapapa kalo saya tinggal?"
"Ck! Iya Pak... di bilang gapapa gapapa malah nanya lagi nanya lagi, bawel banget nih si Bap-." gerutu Zhiva tapi terhenti.
Syahira membulatkan kedua matanya terkejut dengan ucapan yang dilontarkan oleh Zhiva, ia membekap mulut kecil gadis itu agar segera berhenti mengoceh. "Hehe maap Pak, lupa di solasi mulutnya sebelum berangkat sekolah." ucap Syahira meminta maaf pada Pak Brandon.
"Heh! Mulut lo mau gue iket pake tali tambang, ya?!" omel Syahira pada Zhiva.
"Ih, jangan tali tambang dong! Tali rapia aja yang gak sakit sakit amat!" jawab Zhiva.
"Astaghfirullahhh!! Malah nawar si anying!" geram Syahira.
"Zhiva! Bukan anying!" omel Zhiva.
"Iya, ZHIVA ANYING!" ralat Syahira yang semakin membuat Zhiva kesal dibuatnya.
