15. Ikat Rambut

66 21 49
                                    

Hello bestiii!!

Ketemu lagi sama dipa si botcah prik 😎🤙

JANGAN LUPA BINTANGNYA YA BAMBANGG 🤬🤬

Letzgo!

"Sya," panggil Zhiva menyikut lengan Syahira yang berada disamping dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sya," panggil Zhiva menyikut lengan Syahira yang berada disamping dirinya.

"Hm," jawab Syahira berdeham.

"Nanti Syasya pulang sama Erland lagi?" tanya gadis itu.

"Ya iya lah, sama siapa lagi," jawab Syahira kesal seraya menendang angin.

Bel pulang sudah berbunyi dari beberapa menit yang lalu, saat ini keduanya sedang berjalan menyusuri koridor sekolah menuju area parkir untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Mau pulang sama Zhiva aja, gak?" tawar Zhiva.

"Nggak deh, gue gak mau dibilang gak sportif." jawab Syahira terpaksa.

"Tapi Syasya nya nyaman, gak? Kalo Syasya nya nggak nyaman, biar Zhiva anter aja.." ujar gadis itu lagi tak ingin sahabatnya merasa tak nyaman jika pulang bersama lelaki.

"Sejauh ini mah, nyaman-nyaman aja sih, gak pernah ada perlakuan dia yang gimana gimana, paling, ya.. 99,9 persen nyebelin!" jawab Syahira dengan wajah kesalnya.

"Banyak amat Sya 99,9 persen?" tanya Zhiva polos.

"Ya emang nyatanya begitu!"

"Kenapa gak 100 persen aja?"

"Oh iya! Ide bagus! Tumben otak lo encer Jhip!!"

"Yehh, enak aja, otak Zhiva mah, emang encer terus, tau!" omel Zhiva tak terima, "nah, kalo yang beku itu, hatinya Syahira ke Erland! Hahahah!" sambungnya lalu berlari meninggalkan Syahira.

"Sialan! Udah gede ya lo Jhip!" pekik Syahira mengejar Zhiva yang berlari menuju mobilnya.

Zhiva berlari secepat mungkin guna menghindar dari kejaran maut Syahira. Sepertinya, sahabatnya itu memang seorang mantan atlet balap lari tingkat nasional deh, atau sedarah dengan hewan kijang? Ah entahlah, intinya sangat cepat.

"Heh! Jangan curang lo! Malah masuk mobil, lagi!" omel Syahira mengetuk kaca mobil milik Zhiva.

Syahira tak menyerah, ia tetap berusaha mengetuk mobil mewah tersebut hingga sang pemilik membukakannya.

Tapi sayangnya, sampai kapan pun Zhiva tak akan menyerahkan diri begitu saja kepada singa lapar seperti Syahira.

"Ade lo ngapain noh, Bang!" ujar Aldi pada Andara.

"Biasa, mereka mah, mana pernah akur, sih? Yang atu demen nyari masalah, yang atunya lagi emosian," jawab Andara.

"Lah iya ya, si Jhipa nya demen mancing emosi, Syasya nya emosian, udah dah." sahut Vano mengingat kepribadian kedua gadis tersebut.

𝗘𝗥𝗟𝗔𝗡𝗗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang