Bab 1

2.3K 95 0
                                    

Tit... tit... tit...

Bunyi lirih alarm mulai memenuhi ruangan yang remang-remang akibat gorden tebal yang menutupi sinar matahari pagi yang cerah itu. Diffuser yang tengah mengeluarkan uap air halus itu nampak di nakas samping ranjang. Di pojok ruangan dekat jendela terlihat air purifier yang berkedip hijau tanda udara di kamar itu belum terkontaminasi polusi, terlebih polusi kendaraan yang mulai berlalu-lalang pada pagi hari seperti ini.

Tampak gundukan di bawah selimut putih yang bergerak gelisah sehingga rambut hitam mencuatnya mulai tampak.

Kriet...

Pintu putih itu mulai memunculkan celah yang mampu dilewati oleh orang dewasa. Seorang pria yang sedang menggunakan apron menyelinap masuk dengan pelan ke dalam. Mendudukkan dirinya dengan pelan di samping ranjang dan mematikan alarm yang tidak tersentuh oleh pemiliknya, serta tampak mengamati ruangan yang dominan warna putih itu. Tangannya dengan pelan mulai mengelus rambut yang mencuat dari balik selimut.

"Minnie... Ppalli il-eonaja... Achim-iya..." Lirih pria itu sembari tetap mengelus lembut serta memainkan rambut halus itu.

"Eunghhh..." Leluh lirih dari sosok yang berada dalam selimut itu.

"Minnie ingin pergi ke sekolah kan?" Tambah pria tampan itu sembari mulai menyingkap perlahan selimut putih dari sosok itu.

"5 menit lagi Seokkie hyung... " Sosok manis yang mulai terlihat wajah bantalnya itu mulai mengusap matanya pelan.

"Hmm... Hyung tunggu di bawah ya..."

"Ne, hyungie... "

Pria itu mulai beranjak pelan dari ranjang dan mulai menuju ke pintu, membukanya perlahan dan keluar dari kamar itu perlahan. Setelah menutup pintu, ia menengok ke arah pintu hitam yang tepat berada di depan pintu yang baru ia tutup.

Ia mengetuk 3 kali pintu kamar itu dan membukanya perlahan. Ruangan dengan vibes sangat berbeda dari ruangan yang ia kunjungi sebelumnya.

Ruangan dengan tembok berwarna abu-abu dan didominasi furnitur berwarna hitam itu tampak lenggang tanpa penghuninya. Kasur dengan sprei dan selimut dengan warna monokrom yang tersibak tak teratur dan suhu ruangan yang jelas membuat orang menggigil apabila tak tahan dengan suhu yang rendah.

"Kookie... "

"Ee hwungghh... "

Tampak sosok tampan namun shirtless yang keluar dari kamar mandi dengan sikat gigi yang masih berada di mulutnya.

"Hyung tunggu di bawah ya... "

"Ee... "

Pria itu pun kembali menutup pintu hitam milik sang adik dan kembali ke lantai satu rumahnya untuk melanjutkan masakan yang ia tinggalkan tadi. Tapi sebelum itu ia akan kembali ke kamarnya untuk mengganti bajunya dengan seragam yang akan dipakainya untuk hari ini.

Hoseok, nama remaja lelaki yang sibuk mengganti baju di kamarnya itu. Kamar luar bertema putih yang mirip dengan kamar adik bungsunya itu sudah sangat fresh di pagi hari. AC yang semalaman menyala sudah dimatikan. Pintu ke arah balkoni miliknya sudah terbuka mempersilakan udara pagi hari untuk masuk. Ranjang queen size dengan sprei dan selimut berwarna grey itu sudah tertata rapi. meja belajar putih dengan laptop putih yang masih menyala di atasnya menampilkan tampilan desktop yang merupakan fotonya dengan ketiga saudaranya yang tengah tersenyum cerah. Hoseok tersenyum sembari menatap laptopnya itu, selanjutnya ia segera mematikan laptop dan memasukkan ke ransel sekolahnya. Sembari menenteng ranselnya, Hoseok segera keluar dari kamarnya dan menuju dapur meneruskan pekerjaan paginya.

Mi Casa [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang