Bab 8

946 73 9
                                    


Di dapur sederhana namun dengan perlengkapan dapur yang begitu lengkap itu, sosok wanita sudah memulai perangnya untuk membuat sarapan pagi itu. Ia sibuk memotong bumbu yang lumayan lengkap.

"Eomma mau masak apa?" Sang anak sulung yang selalu membantu Minyoung itu tiba-tiba memunculkan dirinya di dapur.

"Ah... Jinnie... Eomma ingin memasak samgyetang untuk sarapan sekalian untuk eomma bawa ke rumah sakit untuk Jiminnie."

"Eomma akan ke rumah sakit lagi?"

"Iya, kemarin kita belum menyapa Jiminnie kan? Ingin ikut?"

"Aku ada kelas pagi eomma... Sore nanti aku akan ke sana."

Mereka berdua pun mengakhiri percakapan itu dan mulai menyelesaikan masakan untuk sarapan itu dengan keheningan namun nyaman.

***

Sebenarnya masih terlalu pagi untuk keluar rumah bagi Minyoung. Anak-anaknya sendiri barusan meninggalkan halaman rumah untuk pergi sekolah dan kuliah, ia sendiri biasanya baru melangkah keluar rumah menuju butiknya jika jam sudah menunjukkan pukul 10.

Minyoung mengendarai mobilnya menuju ke rumah sakit, sebelum itu berhenti di toko buah dan membelikan beberapa buah-buahan. Kemarin malam ia telah bertanya kepada Seo Joon apakah Jimin punya alergi makanan.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit, Minyoung pun sampai di rumah sakit, memarkir mobil dan naik ke lantai atas, keluar lift saat sudah sampai di lantai yang dituju lan melanjutkan langkah ke ruangan.

Minyoung mengetuk pintu 2 kali dan mulai memutar knop pintu. Ia melangkahkan kaki pelan dan menemukan ruang sofa yang kosong, namun ia dapat mendengar suara yang cukup berisik di bilik rawat dan segera menuju ke sana.

"Selamat pagi..." Sapa Minyoung pada penghuni ruangan itu.

"Selamat pagi Minyoung-ah..." Sapa balik dari Seo Joon sembari menatap dirinya.

"Selamat pagi eomma..." Jungkook pun ikut menyapa balik dirinya, dari penampilannya Jungkook baru saja keluar dari kamar mandi. Rambutnya masih tampak meneteskan air serta wajahnya sudah tampak segar.

"Eomma???"

Minyoung mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan dan tatapannya terpaku pada seorang namja yang tengah mematung menatap terkejut dirinya. Cukup lucu sebenarnya, dengan mulut setengah terbuka yang berisi bubur dan tangan yang masih memegang sendok di tengah udara serta tatapan kagetnya. Minyoung pun tersenyum lembut ke arahnya dan melangkah mendekat.

"Jiminnie kan? Kau sangat cantik." Minyoung mendekat ke arah Jimin dan mengelus pipi Jimin.

"Minnie. Ini Kim Minyoung, dia akan segera menjadi ibumu." Seo Joon pun memperkenalkan Minyoung pada Jimin.

"..." Jimin terdiam dan air mukanya mulai berubah keruh. Bibir bervolumenya mulai maju beberapa mili. Mata beningnya tampak mulai berkaca-kaca dan mengalihkan pandangannya ke arah Jungkook.

"Kookie...." Lirih Jimin.

Jungkook yang melihat adegan itu pun langsung bergegas ke arah Jimin dan memeluknya erat. Menyembunyikan wajah Jimin yang sudah mulai terisak di dadanya.

"Wae ul-eo?" Bisik Jungkook di telinga Jimin sembari mengusap pelan rambut Jimin.

"Hmm... MMnnn..." Jimin berbisik balik namun suaranya teredam oleh baju Jungkook.

Jungkook pun perlahan meletakkan tangannya di kedua sisi kepala Jimin, secara perlahan mulai menjauhkan wajah Jimin dari dadanya. Sedikit mendongakkan kepala Jimin sehingga wajah penuh air mata itu nampak oleh Jungkook.

"Why are you crying?"

"Will we have mommy?"

"Yeah... You don't like it?"

"No... Not like that. But, I'm just a little confused... We'll have mommy..."

"Yeah...We'll have mommy..."

"Mommy akan membantu Hoseok hyung memasak?" Tatapan Jimin sekarang beralih ke arah satu-satunya yeoja di ruangan itu.

"Tentu, ada juga Seokjin yang akan menjadi hyung mu. Ia juga selalu membantu mommy memasak di rumah. Kita akan memasak bertiga." Minyoung menjawab sembari mendekat kearah Jimin

"Mommy akan memarahi Yoongi hyung jika ia kebanyakan begadang?... Memarahi appa yang suka lembur berlebihan?"

MInyoung meraih tangan Jimin dan menggenggamnya.

"Tentu saja, asal Jimin berjanji untuk selalu menjaga kesehatan. Jika Jimin merasa sakit, maka harus bilang. Eotte?"

"Baik, Jimin janji." Jimin tersenyum, Minyoung meraih Jimin dan menenggelamkan tubuh mungil itu kedalam pelukannya.

"Tapi..." Jimin yang menyadari sesuatu sontak melepaskan pelukan Minyoung dan melayangkan tatapan garang yang jatuhnya imut ke arah Minyoung.

"Jimin tidak cantik.... Jimin tampan..." Seru Jimin sembari memajukan bibir kissablenya itu.

"Aigo... Uri ippeun Jiminie..."

Ruangan itu pun dipenuhi tawa para penghuninya minus Jimin yang masih menyangkal akan 'kecantikannya'.

***

Setelah drama mengenai kecantikan Jimin berakhir, kini sosok kembar yang sangat tidak berbeda itu tengah duduk berhadapan di atas ranjang pesakitan Jimin yang dipisahkan oleh meja lipat yang diatasnya tengah tertata berbagai macam makanan. Bubur milik Jimin, sarapan milik Jungkook yang sudah disiapkan oleh Hoseok dari rumah serta samgyetang  buatan sang eomma

Jimin tampak sibuk dengan dengan paha ayam yang sudah hampir tinggal tulangnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jimin tampak sibuk dengan dengan paha ayam yang sudah hampir tinggal tulangnya itu.

"Minnie... Makan juga buburnya, bukan ayamnya saja." Jungkook melihat bubur di mangkok Jimin yang masih berkurang dua suapan, namun Jimin sudah menghabiskan cukup banyak daging.

"Ne... Kookie..." Yah... Jungkook memang lemah dengan mata puppy milik Jimin. Walau beberapa detik lalu menyuruh Jimin memakan buburnya, namun nyatanya tangannya kini meletakkan paha ayam yang satu lagi ke mangkok Jimin. Memberi kode pada Jimin untuk memakannya juga.


TBC

Mi Casa [BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang