15. Cuaca

35 15 14
                                    

ℍ 𝔸 ℝ 𝔸 𝕁 𝔸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ℍ 𝔸 ℝ 𝔸 𝕁 𝔸

Pagi buta dan seperti biasa seorang Kayla Acha Auristela sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Suasana masih sangat dingin dan terlalu sepi bagi seorang gadis muda seperti Acha. Gadis itu bersenandung sambil mengabaikan siapapun yang berjalan sejajar dengan dirinya.

"Stop."

Acha menoleh, mengernyitkan dahi karena tak mengenal sosok yang berdiri di hadapannya.

"Kenalin, gue Raina. Tunangannya Raja." Gadis berpotongan medium bob itu menjabatkan tangannya.

Syock. Acha mengaga lebar, perasaan baru kemarin dia mulai berpindah haluan dari seorang Felix menuju Haraja Madaryksa. Baru kemarin juga Raja sibuk menghabiskan pulsanya hanya untuk menelepon seorang Acha, lantas konspirasi macam apa ini?

"Oke ...." Sebuah pernyataan yang halu, jika Acha boleh berbicara pada gadis arogan di depannya.

"Lo tau kan, kalau gue tunangannya?"

"Iya soalnya tadi Raina bilang ...."

"Jadi, lo tau kan, kemana arah pembicaraan kita?"

Acha menggeleng, sungguh kasian otak Acha tidak bisa berpikir secara matang jika perutnya belum diisi makanan.

Raina merotasikan bola matanya, "Gue tunangannya, jadi lo nggak boleh deket-deket dia―"

"HAH? Jadi Acha nggak boleh main sama Raja lagi?"

"Nggak."

"Nggak boleh pulang sama Raja lagi?"

"Nggak."

"Nggak boleh teleponan sama Raja lagi?"

"Nggak."

"Nggak boleh ngomong sama Raja lagi?"

"Gak."

"Berati Acha nggak boleh deket sama Raja lag―"

"GAK ACHA!" oke, kesabaran Raina mulai menipis.

Raina berusaha tetap tersenyum walau sebenarnya dia sangat amat ingin menampol pipi gadis itu tapi diurungkan. Raja tidak akan suka pada perempuan kasar, terimakasih.

"Intinya, lo nggak boleh deket-deket sama Raja."

Lihatlah perintah tak berguna yang diciptakan oleh Raina. Jika kalian berpikir Acha akan menuruti itu semua, tidak, kalian salah besar.

"Kalo Acha nggak mau?"

Raina melotot, "Maksud lo?"

"Acha nggak mau. Buat apa Acha harus menuruti orang lain. Secara logika, jika dipikir menggunakan otak kecil Acha, kan bisa aja kalau Raina bohong."

"Gue, bohong, bercanda lo?"

"Acha nggak bercanda kok. Coba kalau Raina nggak bohong, mana bukti kalau Raina tunangan sama Raja?"

HARAJA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang