16. Kita

21 15 18
                                    

dan akhirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dan akhirnya

aku dan kamu menyatu

dalam satu untaian kata yang disebut dengan 'kita'

ℍ 𝔸 ℝ 𝔸 𝕁 𝔸

"Mau nggak, jadi pacar gue?"

Oke, kini kapasitas otak Acha sedang bekerja seratus persen. Maksudnya, kok bisa gitu loh seorang Raja meminta Acha mejadi pacarnya. Sebenarnya jika dihubungkan dengan teori konspirasi Acha, hal seperti ini sama sekali nggak masuk ke otaknya. Lagian, Acha kan belum pernah pacaran.

"Pa-pacaran?"

"Iya, lo jadi pacar gue. Mau nggak?" Raja meyakinkan.

Demi apapun Acha bingung setengah mati. Sesungguhnya dia bisa saja menolak, tapi separuh hatinya sudah dibawa terbang oleh lelaki di hadapannya, entah sejak kapan.

"Lo mau nggak―"

"Bentar!" Acha menyela. "Biarin Acha mikir dulu."

Acha memejamkan matanya, berusaha mencerna semua kemungkinan buruk yang akan terjadi. Memangnya apa konsekuensi dari pacaran, putus? Itu hal yang biasa dalam hubungan dan Acha sama sekali tak peduli dengan hal itu.

Acha berpikir berkali-kali. Apa benefitnya jika dia bisa berpacaran dengan seorang Haraja Madaryksa. Jika dilihat lebih dekat, lelaki di depannya ini sangat amat tidak jelas dari segi manapun. Nilai pas-pasan, buronan sekolah, tukang telat, tapi ganteng.

Lupakan semua kekurangan Raja. Menurut penelitian Acha, dia orang yang baik kok.

Tapi gimana kalau waktu mereka pacaran ternyata Felix batal tunangan dengan Una? Acha menerka-nerka. Tapi sudahlah, Acha tak ingin dibuat overthinking hanya karena feeling yang tak masuk akal.

"Oke, Acha mau." Singkat, padat, jelas.

"Beneran?" Raja mengaga leba.

"Iya, Acha terima kok."

Raja sangat senang. Perasaan bahagia menyelimuti dirinya. Menerbangkannya pada langit yang dipenuhi euforia.

Dan mulailah narasi baru yang akan dituliskan oleh Raja pada lembaran barunya. Sebuah kisah tentang gadis manis yang duduk di depannya, Acha.

"Oke, nanti gue jemput lo."

"Jemput, emangnya Raja mau ke mana?"

"Jalan."

Acha memiringkan kepalanya, berpikir. Jalan? Well, selamat datang pada narasi barumu Acha. Mulai saat ini kisahmu akan semakin rumit, mungkin.

Tanpa mereka sadari dari bangku paling pojok Lino menatap benci pada kebahagiaan mereka. Dia benci mengakui jika dirinya sangat marah, pemuda itu merasa tak adil jika Acha harus mendapat kebahagiaannya setelah semua yang dia lakukan pada Maminya.

HARAJA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang