31. Akhir dari Narasi seorang Raja

8 4 0
                                    

ℍ 𝔸 ℝ 𝔸 𝕁 𝔸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ℍ 𝔸 ℝ 𝔸 𝕁 𝔸

Hampir satu tahun, Acha berjuang melawan penyakitnya. Rambut gadis itu semakin rotok, bahkan helai rambutnya semakin pendek. Dia berniat memotongnya lagi untuk besok. Tidak ada perkembangan yang baik dari apa yang dideritanya.

Raja cemas dengan kondisi kekasihnya yang semakin buruk, dia takut dengan segala kemungkinan yang ada, namun Acha selalu tersenyum untuk membuatnya menepis segala pikiran buruk itu.

Gadis itu semakin lemas hingga kakinya tak mampu menopang tubuhnya untuk berjalan. Saat ini dia berada pada gendongan kekasihnya. Acha masih bisa mengoceh dan memaksa pacarnya untuk pergi ke pasar malam. Gadis itu ingin menaiki bianglala.

Disinilah mereka, di dalam ruang kecil diantara langit dan sorot lampu perkotaan. Acha duduk di sebelah Raja, menatap cahaya bintang yang bertaburan.

Raja menggenggam erat jemari Acha, merasakan hawa tubuhnya yang dingin seperti es. Raja khawatir jika Acha terkena demam, beberapa kali pemuda itu mengajak Acha untuk mengakhiri aktivitasnya dan kembali ke rumah sakit namun gadis itu tak menggubris sama sekali dia selalu mengalihkan ucapannya pada hal lain.

"Langitnya cantik."

"Iya, kayak lo."

Acha menoleh dia tersenyum pada pemuda di sebelahnya, gadis itu menyandarkan kepalanya pada pundak Raja sembari memejamkan matanya merasakan angin malam yang berhembus melewati bianglala, "Raja, Acha boleh minta peluk nggak? Dingin."

Raja mengiyakan, dia memeluk tubuh lemas gadis itu. Berusaha mengurangi hawa dingin yang menyelimuti kekasihnya.

"Raja, Acha bersyukur banget bisa kenal Raja. Walaupun Raja nyebelin, tapi Acha tetep sayang."

"Gue juga, bersyukur bisa kenal lo."

Acha tersenyum, pelukan gadis itu semakin melemas dengan kesadarannya yang tersisa dia mengecup pipi halus pemuda itu kemudian mengatakan kalimat terakhir yang akan menjadi penutup dari kisah gadis itu, "Makasih, Raja."

Dan gadis itu terjatuh dalam pelukannya, Raja mengangguk dengan air mata yang mengalir deras di pipinya. Pemuda itu merasakan tubuh gadisnya yang semakin dingin, detak jantungnya yang seketika menghilang serta pelukannya yang seketika lepas.

Raja berusaha membangunkan tubuh gadisnya dengan memanggil namanya berkali-kali, berdoa jika Acha hanya tertidur karena lelah. Namun segala usahanya sia-sia. Pemuda itu semakin mengeratkan pelukannya pada Acha, membiarkan air matanya turun semakin deras, menggenggam tangan munyil gadis itu yang tidak lagi berenergi. Pelabuhannya telah hancur, perahunya telah hilang, dan narasinya telah usai.

Acha, telah pergi. 

- END -

written by : winny rain

tadaa, akhirnya tamat! Disini aku mau ngucapin terimakasih banyam buat para pembacaku yang udah mampir baca dan vote ceritaku. Terimakasih banyak!

disini aku bilang untuk buku ini udah tamat dan nggak ada kelanjutannya lagi karena ceritanya emang cuman sampai sini :(

sekian kurang lebihnya mohon maaf, terimakasih banyakkk!

HARAJA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang