20. Persimpangan Rasa

22 9 0
                                    

ℍ 𝔸 ℝ 𝔸 𝕁 𝔸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ℍ 𝔸 ℝ 𝔸 𝕁 𝔸

Berhari-hari Acha tidur di kamarnya. Seperti yang kalian tau Acha sedang sakit, badannya panas dan wajahnya terlihat pucat. Chris merawatnya untuk beberapa hari. Pemuda itu memperlakukan Acha dengan sangat baik dan cukup telaten. Dia tak pernah mengasari Acha.

Acha sedikit bersyukur ada Chris di sisinya. Setidaknya gadis itu tidak perlu memaksakan diri untuk semetara. Acha meneguk segelas air yang disediakan sang tuan. Gadis itu membuka selimutnya hendak beranjak dari kasurnya namun sang tuan mencegahnya. "Mau kemana?"

"Acha, mau ke sekolah."

"Kembali tidur."

"Nggak mau, Acha harus ke sekolah."

Chris mencegatnya lantas menatap mata almond Acha yang kebingungan. "Acha, saya mau kamu tidur." Ucap Chris dengan suara rendahnya.

"Tapi kalo Acha nggak mau?"

"Saya akan meniduri kamu."

Acha refleks memukul Chris. "MESUM!"

"Maksud kamu?"

"KAK CHRIS MESUM!"

"Tapi kan saya benar, maksud saya itu jika kamu tidak bisa tidur, saya akan menyanyikan lagu nina bobo hingga kamu tidur." Chris menjelaskan.

"IH, ITU MENIDURKAN BUKAN MENIDURI!"

"Memangnya berbeda, ya?"

"IYA!"

Chris membuang muka, berusaha menyembunyikan senyumannya. Sekilas gadis di depannya ini tampak menggemaskan.

Acha kembali menarik selimutnya. "Acha nggak jadi ke sekolah, Acha mau tidur."

Percayalah, ada perasaan bahagia ketika gadis itu memutuskan untuk menuruti ucapannya. Terkesan simple, namun kriteria perempuan yang diidamkan Chris adalah perempuan yang patuh. Chris mengambil nampan yang ada di atas meja. Matanya tertuju pada gambar lockscreen yang ada di ponsel Acha. Foto selfie Acha dengan seorang lelaki yang wajahnya tidak asing bagi Chris.

"Acha, dia siapa?" Chris menunjukkan gambar itu pada gadis yang sedang berbaring di tempat tidur.

"Oh, itu Raja."

Chris diam, sepertinya dia tau sosok ini.

"Kenapa, Kak?"

Chris menggelengkan kepalanya. "Bukan apa-apa, kamu istirahatlah." Chris menutup pintu kamar Acha, membiarkan gadis itu beristirahat.

ℍ 𝔸 ℝ 𝔸 𝕁 𝔸

Hari yang membosankan bagi Raja. Berhari-hari pemuda itu tak melihat keberadaan kekasihnya. Hanya saling sapa lewat teleponnya. Bisa dibilang Raja rindu pada kekasihnya karena berhari-hari tak dia tak melihat wujud dari sang puan.

Pemuda itu sedang nongkrong di warung Mpok Airin. Tempat yang sudah menjadi markas utama bagi Raja dan para temannya. Banyak remaja yang mengopi sambil bermain game online. Berkali-kali Raja mengumpat karena suasana hatinya sedang buruk. Aji yang risih mendengarnya refleks berdiri mencari kursi kosong di antara banyaknya manusia.

Raja mengabaikannya, pemuda itu masih sibuk memainkan game di ponselnya.

"Kamu pasti Raja."

Raja mendongak menatap lelaki yang berdiri di depannya. "Siapa lo?"

"Orang lewat." Lelaki bersurai pirang itu duduk di sebelahnya. "Saya mau bercerita."

Karena Raja juga sedang galau. Pemuda yang itu ingin berbaik hati mendengarkan cerita dari orang asing di sebelahnya. Siapa tau dia butuh didengar, pikir Raja.

"Saya punya tunangan."

"Terus, lo ditinggal nikah?"

"Ck, bukan. Cerita saya belum selesai." Sinis Chris.

Raja menyengir, dia mempersilahkan Chris melanjutkkan ceritanya.

"Tapi sepertinya tunangan saya punya pacar."

"Wah, sakit tuh."

"Saya akan sangat senang jika tunangan saya putus dengan pacarnya."

"Tapi kan, cinta nggak harus memiliki." Titah Raja.

"Maksud kamu?"

"Gini nih. Misalnya kalian berdua nikah, tapi dia akhirnya gak bahagia sama lo. Lo masih mau tetep maksa?"

"Iya." Chris membalas, "Lebih baik saya yang terluka karena mencintai dia, daripada dia harus terluka karena mencintai seseorang yang belum selesai dengan masa lalunya."

Degh!

Raja tertegun dengan kalimatnya. Pemuda itu menggigit bibirnya, bukannya dia sudah move on? Kenapa harus ragu?

"Saya juga menjamin bisa membahagiakan dia, karena saya bisa memberikan apapun yang dia inginkan."

"Yaudah deh terserah lo. Emang cewek lo siapa sih, kok lo pede banget bisa bahagiain dia?" Raja menyerah, tak ingin berdebat dengan pemuda di depannya.

"Dia anak sekolah kamu."

Raja menoleh, "Hah, anak sekolah gue. Siapa emang?"

"Kayla Acha Auristela."

Mata Raja melebar. Seketika sang tuan terdiam tak mampu mengatakan sepatah kata apapun. Pemuda itu benar-benar tak percaya. "Nggak mungkin, lo bercanda."

"Saya serius. Saya tekankan satu hal untuk kamu. Putuskan tunangan saya." 

" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HARAJA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang