19. Persimpangan Hati

20 9 0
                                    

Sebenarnya, kepada siapa hatimu berlabuh?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya, kepada siapa hatimu berlabuh?

ℍ 𝔸 ℝ 𝔸 𝕁 𝔸

"Raja." Acha memanggil di antara ramainya murid sekolahan. Pemuda itu mendongakkan kepalanya menatap gadis yang berdiri di depannya. "Kenapa, Cha?"

Acha membeku dia bingung harus menjelaskan dari mana. Kepalanya serasa mau pecah mengingat kejadian beberapa hari lalu di rumahnya. Jika kalian tau, Acha belum mengatakan apapun pada Raja tentang pertunangannya dengan Chris.

"Cha?"

"O-oh itu, Acha mau bilang sesuatu." Acha memainkan jemarinya.

Raja tersenyum heran, sebenarnya apa yang mau dikatakan oleh gadis di depannya ini. Akhir-akhir ini pacarnya bersikap aneh.

"A-acha...."

"Achaa?"

"Acha kangen sama Raja!" pada akhirnya gadis itu tak bisa mengatakan hal yang menganjal pikirannya.

"Gue pikir apaan."

"Ehe." Terkutuklah mulut Acha, gadis itu hanya bisa pura-pura tersenyum sembari menikmati overthinkingnya sendirian.

Raja beranjak dari kursinya membuat kekasihnya terheran mengerutkan keningnya. "Raja mau kemana?"

"Ada urusan, bentar ya."

Acha meraih lengan kekasihnya, menggeretnya untuk mengajaknya duduk kembali. "Nggak boleh, Raja harus tetep di sini!"

Raja mengedipkan matanya. "Maksud lo?"

"Acha nggak mau, pokoknya Raja harus tetep di sini!" Acha berusaha menggeretnya namun tenaganya kalah besar dengan manusia di depannya.

"Tapi gue ada urusan."

"N-nggak boleh, Acha belom selesai ngomong!"

"Tapi lo nggak jadi-jadi ngomongnya."

"Pokoknya nggak boleh, titik!" Acha ngeyel.

Percayalah kini semua pandangan mata tertuju pada mereka. Melihat sepasang sejoli yang akan menghabiskan akhir tahun belajarnya dengan kisah manis bumbu percintaan. Dengan artian, kedua manusia itu mengundang rasa iri kepada mayoritas kaum jomblo yang ada di sekolah.

"Nggak boleh, emangnya Raja mau kemana sih?"

"Gue mau ke Una, Cha."

Acha kicep, sepertinya dia telah menemukan alasan untuk bisa marah dengan manusia di depannya. "Una?"

"Iya, gue mau ketemu Una."

"Raja ngapain ketemu Una!"

"Sabar, tenang... gue cuman―"

"Oke, Acha marah sama Raja, Acha mau pulang sendiri." Gadis itu memutar badannya, menyetop angkot yang lewat di depannya. Raja berkali-kali meneriakkan namanya namun tak digubris oleh gadis itu. Percayalah drama permusuhan antara dia dan Una belum selesai namun Raja malah dengan senang hati mau menemui Una, tentusaja dia emosi.

HARAJA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang