Pengkhianatan di kerajaan En-Land membuat situasi menjadi kacau. Kedua pangeran terpaksa melarikan diri bersama dengan 5 orang kepercayaannya. Tapi, ada beberapa hal yang janggal.
Siapa yang berkhianat ?
Start: 28 Mei 2021
Finish: 3 Januari 2022
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku kira kalian akan saling membunuh tadi. Tapi, kalian kembali kemari"
Disinilah mereka sekarang. Ketujuh pemuda itu sudah kembali lagi ke kerajaan, bersama dengan Hanbin tentunya. Mereka menerima Jungwon, karena mereka tau Jungwon tidak bermaksud jahat. Tapi, Jungwon tetap masih merasa sangat bersalah sekarang.
Aldric berdesis "Ah, kalian sedikit membuatku kesal" ucapnya
Suasana di luar kerajaan juga semakin memanas. Pasukan kerajaan I-Land unggul saat ini. Banyak pasukan Aldric yang telah gugur. Mungkin itu adalah akibat dari kerja dan latihan paksa yang Aldric buat. Para prajuritnya bertarung dalam posisi lelah.
"Kau akan kalah Aldric" ucap Niki dengan percaya diri.
Aldric berdecak, semua yang terjadi sungguh di luar perkiraannya. Padahal Ia sudah yakin akan menang. Tapi, ah sudahlah.
"Tidak akan" Aldric menatap tajam ke arah Niki, membacakan sesuatu dan mengarahkan tangannya kearah Niki.
Detik itu juga, Niki terpental hingga tubuhnya menabrak tembok. Bahkan, tembok itu sedikit retak karena benturan yang cukup kuat. Niki memejamkan matanya, meringis pelan.
"NIKI!"
Aldric tertawa saat melihat para lawannya yang berlari menghampiri Niki panik "Hahaha! Sudah ku bilang! Aku tidak akan kalah dengan mudah" sombongnya.
"Sial" Niki bangkit perlahan, menyeka darah yang mengalir dari mulutnya.
Sunoo mambantu Niki untuk berdiri "Kau tidak kenapa-napa?" Tanya Sunoo. Niki menggeleng sebagai jawaban
Jay berdesis, menatap Aldric yang sedang tertawa dengan tatapan tajamnya. Jay mengeluarkan pedangnya, memasang kuda-kuda untuk menyerang.
Aldirc yang memihat hal itu tersenyum miring "hohoho, menarik" ucapnya
Jay dan Aldirc saling tatap, cukup lama. Yang lain hanya diam menyaksikan, tidak berniat ikut campur karena kekuatan mereka jauh di bawah Aldric dan Jay.
Seperkian detik kemudian, suara pedang yang beradu terdengar cukup keras. Aldric dan Jay sama-sama maju dan menyerang. Jay menyeringai saat melihat retakan kecil yang telah berhasil Ia buat di pedang milik Aldric
"Aku tidak akan mengalah, Aldric"
•••
Suara pedang yang saling beradu kini terdengar dari seluruh sisi kerajaan. Semua bertarung, saling menyerang untuk menang. Korban mulai berjatuhan, tanah di penuhi cairan merah yang bernama darah. Perang besar benar-benar terjadi.
Jay menunduk, dengan lincah Ia menghindari serangan Aldric. Jay berlari ke arah Aldric, mencoba menyerang. Namun sayang, Aldric membaca pergerakannya dan berhasil menangkis serangannya.