16 •Bahagia•

31 11 0
                                    

Matahari mulai surut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari mulai surut. Langit-langit mulai berubah warna menjadi gelap. Bulan siap untuk datang dan menyapa malam yang akan indah. Karin duduk di balkon kamarnya. Di sampingnya ada meja yang diatasnya ada kopi hangat yang akan membuatnya tenang. Ia ingin memandang bintang-bintang di atas sana nanti. Sesekali menyapa mereka, menganggap beberapa dari mereka mungkin adalah ayah dan ibunya. Sungguh, memori dan semua kenangan tentang ayah dan ibunya tidak hilang-hilang. Padahal sudah beberapa tahun lalu itu terjadi, namun kebaikan mereka akan selalu di hati gadis itu setiap hari.

Kari meneguk sebentar kopi disampingnya, kemudian kembali menyaksikan senja di ufuk barat. Beberapa awan berubah menjadi jingga karna terkena pancaran sinar matahari yang tenggelam. Beberapa dari mereka malah menjadi hitam karna sudah tidak diberi sinar matahari, sama seperti Karin yang terkadang hidupnya menjadi hitam karna sudah tidak diberi kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Namun kini ia sedikit bangkit karna mendapatkan keluarga baru dan dekat dengan orang-orang baik yang selalu mendukung dan membelanya.

Tiba-tiba ponselnya berdering keras di kasur yang sedikit jauh dari dirinya. Membuatnya harus berlari dengan cepat untuk mengambil ponsel itu. Sebuah nomor tidak dikenal muncul di ponselnya. Karin diam sebentar, ragu untuk mengangkatnya. Siapa juga yang tidak takut untuk mengangkat nomor yang tidak dikenal. Apalagi terkadang nomor itu bisa saja nomor hacker yang akan meretas isi ponselnya. Tapi ia ingin mengangkatnya. Ia hanya berharap semoga tidak terjadi apa-apa.

"Halo, ada yang bisa sa–"

"Karin ...." Seseorang berteriak dengan keras dan memanggil nama gadis itu, sedangkan Karin sendiri sama sekali tidak mengenali nomor tersebut.

"Ini siapa ya?"

"Karin, ini Tante Indah. Ba–"

"Tante?! Ya ampun, tante. Maaf banget ya. Saya kira tadi siapa."

"Nggak papa kok, Karin. Tante cuman mau ngasih informasi. Nenek kamu udah sembuh total dan besok kita berdua bakal pulang. Mungkin sampai sana besok malam."

Karin terdiam sebentar. Wajahnya tidak bisa menahan rasa senang dan gembira mendengar kabar tersebut. Sudah lumayan lama ia dan neneknya tidak pernah berbincang-bincang, bersenda gurau, dan bercerita satu sama lain. Sekarang, ia bisa bergembira karna sebentar lagi ia akan bersama lagi dengan neneknya.

"Beneran, tante?"

"Iya dong. Masak tante bohong sih. Tunggu aja ya. Oh ya. Tante juga mau nanya. Kamu sama Alice mau oleh-oleh apa dari tante?"

"Boleh ya, tante?"

"Tentu boleh dong Karin. Kamu kan sudah tante anggap keponakan sendiri, jadi nggak usah khawatir. Ingat, nggak boleh nolak loh ya ...."

"Iya tante. Kalau Karin minta tas sekolah nggak papa tante?"

"Nggak papa dong. Mau minta lagi?"

Secret 1 : The Secret Talent (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang