Malam ini suara petir mendominasi. Angin kencang pun ikut meramaikan suasana. Atmosfer seketika gelap gulita. Tak ada cahaya bintang ataupun rembulan.
Karin membaringkan tubuhnya ke kasur. Tubuhnya terlalu lelah untuk kembali bangkit dan belajar. Memang hari ini sedikit melelahkan, namun lelah itu akhirnya terbalaskan dengan keseruan yang ia dapatkan bersama Leon.
Sedetik kemudian, jam dinding di kamarnya berbunyi. Menandakan bahwa waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Ia tidak merasa kalau ia pulang semalam ini. Padahal ia yakin tadi kalau ia bakal pulang sekitar jam 6 malam. Beruntung saja tadi neneknya belum tertidur lelap dan akhirnya ia bisa masuk ke rumah dengan selamat.
Karin bangkit dari tidurnya kemudian duduk di tepi ranjang. Entah kenapa malam ini ia belum bisa tidur. Padahal sudah jam 8 malam. Biasanya ia sudah tertidur setelah meminum minuman hangat buatan neneknya. Tapi mungkin neneknya kini sudah tidur setelah tadi terlihat seperti mengantuk ketika membukakan pintu untuknya. Dan akhirnya ia sendiri yang harus membuat minuman hangat di dapur.
Karin keluar dari kamar. Ia turun ke lantai bawah dengan senter dari ponselnya yang menyala. Seperti biasa, rumahnya selalu gelap ketika semua orang sudah tidur. Ya, itu salah satu cara menghemat biaya listrik. Kini tujuan Karin hanyalah ke dapur dan membuat minuman, bukan malah berinteraksi dengan makhluk halus ketika seisi rumahnya sudah gelap gulita.
Pelan-pelan Karin menuruni anak tangga, kemudian berjalan menuju dapur. Ia terkejut kala senter di ponselnya tiba-tiba mati dan ponselnya seketika low bat. Mungkin ponselnya juga lelah karna sudah ia gunakan seharian tanpa henti.
Kini tinggallah Karin dalam kegelapan. Perlahan namun pasti ia lanjut berjalan menuju dapur. Mungkin beberapa langkah lagi ia bisa sampai dapur. Tapi tiba-tiba cahaya petir mengagetkannya, hingga ia berteriak dengan keras dan terjatuh duduk di lantai. Suara petir itu sangat keras, membuatnya harus menutupi seluruh kepalanya sembari memeluk erat kedua lututnya. Sesaat, ia mengingat beberapa kejadian dulu ketika kedua orang tuanya masih ada.
Flashback On :
"Mama!! Papa!! Kalian dimana? Karin takut sama petir." Karin kecil berjalan perlahan menyusuri ruang tamu yang kosong. Beberapa menit yang lalu ia terbangun dari tidurnya gara-gara suara petir yang sangat keras.
Gadis kecil itu kini sampai di dapur. Namun ia sama sekali tidak menemukan kedua orang tuanya di sana. Ia hanya menemukan kekosongan di ruangan itu. Tiba-tiba, suara petir kembali terdengar. Kali ini lebih keras sampai membuat seisi apartemen menjadi gelap gulita. Listrik di tempat itu seketika padam.
Karin kecil terjatuh duduk. Menangis terisak karna ketakutan. Di sekelilingnya kegelapan berhasil menakutinya. "Ma ... Pa ... Karin takut ...."
Flashback Off :
Karin mencoba untuk bangkit dan kembali berjalan menuju dapur. Setelah sampai di dapur ia segera mencari sakelar untuk menyalakan lampu dan menerangi seisi ruangan tempat ia berada. Sungguh. Jantungnya masih berdegup kencang karna suara petir yang sangat keras tadi. Ia takut dengan petir. Kalau ia diharuskan memilih lewat jalan berhantu atau jalan yang penuh dengan petir, ia akan memilih melewati jalan berhantu. Karna ia lebih takut petir daripada hantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 1 : The Secret Talent (Lengkap)
Novela Juvenil#3 Unggulan (30-01-2022) #2 Unggulan (03-02-2022) #1 unggulan (29-04-2022) Karin Raina Zefira. Gadis itu punya segudang rahasia. Rahasia tentang apa yang ada dalam dirinya. Terkadang rahasia itu mampu membuatnya bak orang lemah dan juga rendah. Nam...