Hi frewn! Aku kembali lagi! Here we go again... selamat membaca :*
"Apa-apaan yang kau lakukan, Harry?! Semua orang melihatnya! Oh demi Tuhan." Maria bolak balik seperti menginjak bara api. Ia murka terhadap tindakan kekasihnya menggendong sekretaris kuno yang di bencinya.
"Dia cidera, sayang. Dan lagi, Grace anggota reguku. Itu kewajibanku membantunya." Harry masih berbicara lembut kepada Maria.
" Omong kosong apa itu, Harry! Kau punya bawahan lain disana. Kau bisa perintahkan mereka untuk membawa si Gomez bodoh itu!"
"Itu darurat, sayang, dan aku tidak melakukan apapun selain membantunya."
"PERSETAN. Kau seperti tidak menganggapku ada, Styles. Jika tau seperti ini, aku tidak akan ikut serta untuk bergabung pada liburan sialanmu ini!" Maria menghempaskan tubuhnya ke sofa dan menudingkan telujuk pada Harry.
"Tutup mulutmu, Maria! Kau yang memaksa untuk ikut kesini, kau ingat? Bahkan kau meninggalkan Charlie dan Daisy dengan babysitter. Ibu macam apa-"
"Fuck off, Styles. Aku lakukan semuanya demi kau, sial-"
"Bullshit! Kau selalu mencurigai dan cemburu padaku, Maria. Kau mengekoriku karena kau bahkan tak pernah menaruh rasa percaya padaku."
"SHUT UP, Harry! Semua yang kulakukan karena aku mencintaimu, sialan." dua manusia ini terus berdebat dan saling memotong kalimat masing-masing.
"Cintamu yang toxic membuatku muak, Maria." Jawab Harry ketus.
Ting-Tong
Seseorang memencet bell di depan pintu kamar yang ditempati dua sejoli itu, Harry dan Maria. Harry mengusap wajahnya putus asa, melangkah menuju pintu, mencoba mengatur baik-baik emosinya agar tidak terbawa arus Maria. Ia berusaha sangat keras untuk tidak menyakiti kekasihnya itu.
"Tuan Styles, panitia Villa menunggu anda untuk segera membicarakan acara penutupan esok hari." Matt berbicara sedikit gugup mendapati wajah tegang tuannya.
"Aku akan segera kesana." Harry mengakhiri pembicaraannya dengan Matt tanpa tambahan kalimat apapun dan langsung menutup pintu kembali.
***
Grace kembali dibuat syok pagi ini karena kedatangan Harry Styles kekamarnya tanpa ada aba-aba sedikitpun. Darimana pria ini bisa mendapatkan kunci kamar dan bagaimana jika Grace sedang bugil atau bahkan sedang menonton video dewasa sendirian. Sialan Harry!
"Bagaimana keadaanmu sekarang, Miss Gomez?" Harry maju beberapa langkah mendekati Grace yang sedang mengunyah waffelnya di balkon kamar.
"Aku baik, Tuan. Terimakasih atas kunjungan anda." Harry mengangguk, sekilas menjatuhkan pandangannya pada betis Grace yang diperban karena mendapat luka sobek kemarin, namun tampaknya pria itu tidak begitu tertarik dan kembali ke mata Grace.
Harry kemudian ikut duduk di sebelah sekretarisnya, menyambar sisa potongan waffel dan memasukkan ke mulut. Apa yang terjadi dengan cecunguk satu ini? batin Grace bertanya-tanya.
Grace membiarkan detik demi detik bergulir begitu saja, menyaksikan pria aneh di sampingnya yang hanya menatap jauh ke lautan lepas, ia tidak mungkin berani memulai pembicaraan saat ini, ia yakin, Harry punya fikiran bahkan mungkin permasalahan yang mengusik dirinya. Grace mengetahui itu dari gestur wajah tuannya.
"Kau mau tambah makanan lagi?" suara raspy milik Harry mengembalikan kesadaran Grace.
"Tidak tuan, saya sudah cukup." Grace bingung mendapati bosnya yang sok perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARMA to LOVE (Harry Styles Fanfiction)
Romance//WARNING!! ADULT CONTENT! 18++: BANYAK KATA KATA KASAR DAN AKAN ADA BEBERAPA ADEGAN DEWASA DISINI. JADILAH PEMBACA YANG BIJAK. TIDAK DISARANKAN UNTUK PEMBACA DIBAWAH 18 TAHUN.// Karma: hasil yang akan didapatkan dari sebuah perbuatan. Setiap orang...