[41] Scared

107 25 149
                                    



Hi! Im coming again💜 happy reading my belove readers🥺💜💜

Sebelumnya karena aku udaah lama banget ga update, aku saranin kalian utk tengok sekilas aja chapter sebelumnya 😂🙏🏻🙏🏻 (rumah grace dapet teror terus grace memutuskan utk nginap di hotel, gitchuu lah kira2 ya girls poin utamanya😅)
takutnya kalian uda lupa alur ceritanya🥹

Okngheyyy here we go again, langsung ajaa cuuus💋

💦💦💦💦💦💧💧💧💦💧💦💦💦💦💦💦💦

AUTHOR's POV

"Kau tidak menemaniku untuk check in?" tanya Grace ketika mobil mereka telah berhenti di loby hotel.

Harry mengalihkan pandangan, ia mulai muak dengan ini. Ada banyak kekhawatiran dalam benaknya, ia tidak ingin Grace kenapa-kenapa. Tetapi, Grcae tidak mengerti dengan semua itu, wanita ini selalu mengedepankan keinginannya. Apalagi semenjak Grace menjadi pemilik tunggal perusahaan RMC, ia harus selalu dituruti. "Sudah kubilang, aku tidak peduli, semua terserah kau." Tegas Harry.

Ada sirat kemarahan yang terpancar di sana, Harry terlihat mengerikan jika sedang marah, mengingatkan Grace kepada Harry Styles si executive director yang selalu berbuat kasar padanya dulu. Grace melonggarkan tenggorokannya yang tiba-tiba terasa kering.

"Ekhm, baiklah. Kalau begitu, aku sendirian saja kedalam. Thankyou and Bye, Styles." Grace melambaikan tangannya sambil membuka pintu mobil.

Deru knalpot mobil sport milik Harry mengaum ketika Grace baru saja beberapa meter melangkah. Grace hanya memutar bola mata dan masuk menuju Hotel. Tak habis fikir jika Harry benar-benar meninggalkannya begitu saja.

"Selamat malam, nona. Anda ingin memesan kamar untuk berapa orang?" sapa seorang resepsionis  dengan ramah.

"Untuk satu orang. Presidential Suite,please."Lanjut Grace merogoh dompet untuk mengeluarkan blackcard miliknya. Resepsionis tampak mengangguk dan mulai mengecek satu persatu ketersediaankamar di komputernya.

"Im so sorry, miss. Sepertinya kamar yang anda pesan sudah terisi seluruhnya. Kami hanya mempunyai standard room untuk satu orang malam ini." Grace mendecak dan berfikir sejenak. Apa boleh buat, hanya untuk beberapa hari kedepan.

"Baikah. Aku pesan itu saja."  Dengan gontai, Grace melangkah menuju kamar standard yang di pesannya.

Sejujurnya, ia masih sangat was-was dengan keadaan, karena rasa takut dan trauma yang ia dapat dari teror tadi, apalagi dengan suasana koridor hotel yang sunyi dan mencekam. 

Sampai di depan pintu kamar yang di pesannya, Grace bersiap untuk masuk. Namun, ia merasa ada langkah kaki yang cukup pelan mendekat dan makin mendekat ke arahnya. Jantungnya berdegup kencang. Memegang kenop pintu dengan kuat.  Secepat kilat, Grace masuk ke dalam kamar dan segera mengunci pintu.

"Shit!" Grace memegangi dadanya yang sesak karena ketakutan. Sepertinya ia salah telah menolak tawaran Harry tadi.  Mencoba menenangkan diri, Grace meneguk air putih dan membiarkan seluruh lampu di ruangan itu menyala. Jarum jam hampir mendekati jam sebelas malam. Ia menarik nafas berat dan merebahkan tubuhnya yang lelah dan kelaparan di kasur queen size yang tersedia.

Sepuluh menit berlalu, Grace mulai merasakan kantuk menyerang. Namun, ia tiba-tiba dikejutkan oleh ketukan pintu yang cukup keras. 

Tok toktok

Grace bangkit dengan rasa takut yang kembali menyeruak. "Sialan mana yang mengetuk pintu kamarku tengah malam seperti ini." Bisiknya penuh curiga.  Grace menempelkan telinganya di daun pintu,memastikan siapa yang berda di luar.

KARMA to LOVE (Harry Styles Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang