Waktu Natal

884 99 26
                                    

You are my sunshine,
my only sunshine
You make me happy when skies are gray
You'll never know dear,
how much I love you
Please don't take my sunshine away

Daritadi nih si Ayah lagi nimang-nimang Anna sambil nyanyi gemes tapi anaknya gak tidur-tidur malah senyum-senyum liatin ayahnya nyanyi.

"Bun, anaknya gak mau tidur." Keluh Ayah waktu liat Bunda keluar dari kamar.

"Hmm? Yaiyalah anaknya baru bangun."

"Hah kapan?"

"10 menit yang lalu."

"Terus ini kenapa dia minta di timang-timang?"

Bunda muter bola matanya. "Kan kamu tau sendiri dia hobinya kamu gendong terus."

"Yaudah ah ayo ke rumah Mbak Irene, orang-orang udah di sana, Jisung juga udah disana dari tadi."

Ayah ngangguk. "Tapi gak apa-apa? Kamu mending diem di rumah aja, kasian nanti kecapean." Ujarnya sambil ngelus perut Bunda.

"Gak kok sekarang kuat." Jawab Bunda ikut ngelus perutnya.

Oh iya jadi nih karena mau natalan warga komplek semua kumpul di rumah Surene buat ngehias pohon natal dan bungkus kado.

Iya karena rumahnya paling gede biar sekalian aja disana.

Terus karena masih ada pandemi mereka gak pulang ke kampung halaman buat natalan bareng keluarga tapi milih untuk natalan sekomplek aja.

Oh iya ini semua juga buat mengurangi resiko karena kan katanya ada varian baru lagi.

Duh ada-ada aja ya varian kaya rasa.

Kayaknya kalo ada varian baru stroberi anggur juga gak kaget ya?

"EMBUUUUULLLL."

"BAYI EMBUUUUL."

Anna langsung ketawa waktu anak-anak komplek manggil dia.

"Sini-sini sama kakak cantik!" Pekik Yeri sambil rentangin tangannya.

"Gak ada ya sini sama kakak yang lebih cantik." Timpal Joy.

"Adek tini tama Kakak Yuan, mam cookies dari Mama."

Ayah langsung nurunin Anna diantara mereka, ya bayi gembul itu seneng-seneng aja sih dijagain banyak orang. Tuh kaya sekarang Anna lagi anteng makan cookies sama Yuan buatan mamanya.

"Jadi gimana nih pembagian tugasnya?" Tanya Papi setelah mereka kumpul.

"Begini saja, kami bapak-bapak bungkus kado kalian para istri hias pohon natal." Jawan Daddy.

"Terbalik ndak sih Mas, harusnya para istri yang bungkus kado." Timpal Bapak.

"Lagian pohon natal juga kan besar mana bisa ibu-ibu ngehiasnya."

Daddy ngehela napasnya. "Tenang, pohon utama yang paling besar itu kan udah jadi sama kita kemarin. Sekarang hias sisa pohonnya yang pendek."

"Oooh gitu."

"Yaudah gini deh bapak-bapak, gimana kalo kalian bungkus kado buat istri-istrinya." Kata Mas Jeff.

"Heh kok istri-istrinya, banyak dong istrinya si suami gak satu?" Sela Mama kaget.

"Aduh Ma gak gitu." Keluh Njun yang denger.

"Maksudnya buat istri masing-masing."

"Nah itu baru jelas."

"Terus anak-anak bungkus kado buat bapak-bapak."

"Loh terus yang bungkusin buat kita siapa?" Kata Lele.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Komplek RusuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang