BIANCA || 10

496 29 34
                                    

Happy Reading!

Hari ini, Bianca berangkat dengan motor sport hitam yang di beli kemarin. Dengan celana jeans hitam dan atasan seragam khas Cakrawala yang dilapisi dengan jaket kulit hitam. Sepatu boots hitam, semakin menambah kesan baddas pada diri seorang Bianca.

Ia menjalankan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata. Ia melupakan janjinya pada sang mama.

"Jangan kebut-kebutan bawa motor nya, yah!"

"Iya, ma."

Dalam hati Bianca meringis karena melanggar perintah mamanya. Namun bukan Bianca namanya jika tak menemukan hal baru dalam hidupnya, meski kebut-kebutan bukanlah hal baru baginya. Namun, kebut-kebutan di jalan yang baru ia pijak kembali menurutnya cukup menarik.

Sesampainya di sekolah, ia bisa mendengar suara ricuh di balik helmnya. Siswa-siswi yang ada disana menatap penasaran padanya. Sebagian murid mungkin bertanya, murid baru lagi?

Bianca membuka helmnya, membuat pekikan heboh kembali terdengar. Ada yang menatap kagum, ada pula yang menatap dengan pandangan seolah, cih, sok keren.

Anak-anak Diamond yang sudah berada di sekolah beberapa menit yang lalu juga ikut terkagum-kagum dengan sosok Bianca.

"Gila cakep bener," Puji Arhan.

"Dapet banget vibes nya." Celetuk Rendi. Matanya tak pernah lepas dari Bianca.

Sedangkan Zico, cowok itu kini tengah menutup mulutnya rapat-rapat. Jangan sampai dia meloloskan pujian yang akan membuatnya dalam ambang ke-jomblo-an. Ingatkan dia jika sudah memiliki kekasih!

Namun pesona Bianca bukan kaleng-kaleng.

"Kalo diliat dari deket, si Bianca mirip banget sama Bry." Ujar Arhan.

Mereka mengangguk membenarkan.

"Iya, kemarin pas makan di kantin kalian kan duduk sebelahan. Keliatan banget miripnya." Kata Zico pada Brylian.

"Masa?" Tanya Brylian seolah-olah ia tak tahu apa-apa.

"Iya anjir!" Seru Rendi.

Brylian mengendikkan bahunya acuh.

"Kalian ada hubungan?" Tanya Beckham tiba-tiba.

Dengan kompak, mereka menoleh pada sang ketua.

"Ada." Jawab Brylian sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. Sepertinya lelaki itu tahu arah tujuan dari pertanyaan sang ketua. Menjahilinya tidak masalah bukan?

"Hubungan apa?" Tanya Rendi penasaran.

"Spesial." Jawab Brylian. Matanya sesekali melirik Beckham.

Entah apa yang terjadi, tapi hatinya merasa tak terima dengan jawaban Brylian. Namun Beckham tak memperlihatkannya. Namun sayangnya, ada satu sosok yang mengetahui perubahan raut wajahnya. Nando, si cowok dingin seantero Cakrawala.

"Kenapa bos? Cemburu?" Tanya Rendi menggoda ketuanya.

"Engga, biasa aja." Jawabnya acuh. Tidak dengan hatinya.

BIANCATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang