Happy Reading!
Bel pulang sekolah sudah berdering lima menit yang lalu. Sekolah sudah mulai sepi, hanya ada beberapa siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Di parkiran, inti Diamond masih berada disana. Belum beranjak sama sekali dari tempatnya, entah karena apa. Duduk di motor besarnya masing-masing.
"Kita mau kemana?" suara Arhan memecah keheningan yang terjadi.
"Balik ke rumah masing-masing, nanti malem baru ke markas!" ujar Beckham.
"Oke,"
"Kalian ngerasa aneh, gak, sih?" celetuk Rendi.
"Kenapa?"
"Kansas udah gak pernah nyerang kita lagi." kata Rendi menatap satu-persatu sahabatnya.
Zico nampak berfikir. "Iya, gue juga ngerasa gitu." katanya.
"Bagus dong. Mungkin mereka udah tobat nyari masalah. Udah kena hidayah kali." cetus Arhan.
"Hidayah pala, lo!" Brylian menoyor kepala Arhan pelan.
"Selagi gak ada apa-apa, kita jangan mancing duluan. Jangan pernah cari keributan sama geng lain, terutama Kansas!" ucap Beckham sambil menatap mereka dengan serius.
"Sekarang mereka emang gak nyari masalah, tapi kita gak tau kedepannya gimana. Tetap hati-hati dan waspada terhadap sekitar!" lanjutnya lagi.
Mereka menganggukkan kepalanya paham.
"Tapi anehnya, semenjak ada Bianca, mereka kayak takut gitu. Iya gak, sih?" ujar Zico mengutarakan isi pikirannya.
Rendi mengangguk menyetujui. "Terakhir kita yang nyerang mereka, karna Pak Ketu sama Bu Bos di keroyok mereka," ujarnya.
"Kenapa bawa-bawa nama, gue?" celetuk Bianca yang baru tiba di parkiran bersama teman-temannya.
"Ngegosip-in gue, ya?" ujar Adel menatap Arhan dengan mata memicing curiga.
"Ge'er banget, lo! Siapa juga yang gosipin, lo?" balas Arhan.
"Lo, lah! Siapa lagi coba? Musuh gue cuma, lo, doang!" kata Adel.
"Emangnya apa yang mau gue gosipin dari diri, lo?" ucap Arhan yang terselip nada hinaan di kalimatnya.
"Ya, setara kan gue cantik, imut, manis, pinter, keren, inca-mphhh!"
"Lepwas!" Adel meronta-ronta dari bekapan Arhan.
"Makanya diem! Brisik mulu sih, lo!" ketus Arhan lalu menjauhkan tangannya dari mulut Adel.
"Bangsat, ya, lo!" umpat Adel. Ia melirik sinis pada Arhan yang hanya menatapnya dengan tatapan mengejek.
"Ribut mulu, kalian!" tegur Rima.
"Kayaknya mereka jodoh," timpal Rendi.
"Najis!" umpat Adel dan Arhan bersamaan.
"Cieee," mereka dengan kompak menggoda kedua sejoli itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANCA
Teen Fiction(Follow sebelum membaca!!!) (Don't plagiarize!!!) *** Kisah ini singkat. Tentang seorang lelaki yang menyukai gadis cantik yang trauma karena masa lalu. Akankah ia berhasil mendapatkan hati gadis dingin itu? Dan apakah gadis itu akan luluh dengan le...